Share

26 B

Keesokan harinya, Oppung Bolon dan istri beserta Bian dan Caca berencana makan di restoran hotel. Namun pasangan tua itu tak terlalu berselera karena kebanyakan makanan kekinian yang tak cocok di lidah.

"Gak selera aku makan, Oppung Bian," celetuk gadis zaman dahulu yang sudah pernah naik haji itu.

"Iya, Oppung pun tak suka lah. Kita makan di rumah saja. Barusan cucu kita si Nisa telpon kalau sudah masak rebusan sama sambal terasi," usul lelaki yang pekerja keras di masa mudanya itu.

Rasa bersalah kerap menghampiri hati karena dulu terlalu keras mendidik anak lelaki satu-satunya yang tak lain adalah ayahnya Bian. Bermula dari Parluhutan sering nongkrong di warung bersama temannya hingga malas membantu orang tua di kebun, Oppung Bolon naik pitam ketika putranya melawan. Dia berpikir anak lelakinya akan melunak jika dikerasin, apalagi diusir, meninggalkan hidup mereka yang berkecukupan.

Namun, dia tak menyangka dan harus menyesali keadaan. Maslah sepele itu membuat anaknya ymtak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status