Share

13 A

"Mama kenapa?" tanya Boy panik. Ia menghambur ke pelukanku.

Bu Ranti dan Nisa berpandangan. Mungkin mereka juga sama terkejutnya.

"Mama gak apa-apa, Sayang. Kita makan, ya, sekarang. Om, Tante dan Nenek mau pulang sebentar lagi," balasku seraya tersenyum.

Boy membulatkan mulut, mengangguk, lalu berlari lagi ke dekat Bian. Sekarang ia mengajak bermain pesawat dengan asyiknya karena Bian juga sempat berdiri karena suaraku yang terlampau kuat.

Aku tak menyangka saja kalau Bian harus mengalami hal setragis itu. Tidak akan pernah punya anak lagi. Apakah Inayah sengaja ingin membuang suaminya karena tak akan bisa kasih keturunan? Atau dia sengaja ingin menyatukan kami berdua? Entahlah.

"Jangan bilang sama Bian kalau aku tahu tentang musibah ini, ya, Bu. Aku tak ingin dia rendah diri di hadapanku," ujarku pelan.

Itu pasti aib/kekurangan baginya.

"Iya, Ca. Maaf jika Ibu terkesan egois karena ingin kamu menikah dengan anak Ibu yang tak lagi sempurna. Tapi Ibu hanya ingin melihat dia bah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status