Share

14 B

"Oh iya, tadi kamu kok gak balas pesanku? Padahal kulihat kamu sedang mengetik, tapi jadi dikirim. Ada apa? Jarimu tak sanggup mengetik karena dikalahkan tangisanmu yang deras?" bisikku.

Inayah terlihat terkejut, menatapku dengan tajam. Ia berdecak meremehkan

"Menangis? Buat apa? Aku tahu kalau kamu hanya mencoba memanas-manasiku. Cuman tadi aku lagi sibuk saja," jelasnya.

Aku membuka tas hitam yang selalu kubawa, lantas mengeluarkan kaca kecil. Benda mungil itu sangat membantu menjaga penampilan jika seumpama ada berbagai rempah yang tersangkut di gigi. Gak asik kan kalau tertawa dan orang pun menertawakan kita.

Aku meletakkan cermin berbentuk bulat itu di hadapannya.

"Untuk apa ini?" sinisnya. "Aku sudah memastikan penampilanku sempurna sebelum ke sini," imbuhnya dengan pongah.

Dia memang manis, terlihat kalem jika belum bicara. Tapi kalau sudah mengeluarkan kalimat-kalimat sombong dan nyelekit, dia tak ubahnya seperti wewe gombel. Menyeramkan.

"Inayah ... Inayah. Kamu c
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status