Share

12 B

Anisa mengusap-usap punggung ibunya, lalu berpelukan dengan erat. Kami berempat membisu cukup lama.

Tak terasa, matahari hampir tenggelam di ufuk barat. Aku menatap nanar semburat warna merah menerobos melalui ventilasi. Senja yang lumayan indah, tapi tak sejalan dengan rumitnya persoalan dalam rumah ini.

Aku sibuk dengan isi kepala hingga suara dering telepon membuatku tersadar.

Ternyata itu suara ponsel Bian. Dia sedikit menjauh, lalu dengan tutur katanya langsung bisa ketebak kalau yang menghubunginya adalah Inayah, istri sah Bian sekarang. Dia mungkin cemas karena suaminya terlambat pulang, tapi kenapa wanita berparas manis itu tidak cemas mempertemukan aku dan Bian?

Inilah salah satu yang aku khawatirkan, takut menambah luka lagi. Aku sudah terlalu lama memendam luka dan rasa bersalah. Pertama saat menikah dengan Mas Reno dan meninggalkan Bian, aku terus menyalahkan diri, menangis dalam keheningan. Aku berusaha mencintai suamiku, tapi tak mampu. Kami hanya pura-pura bahagia d
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
julywin0794
Caca di cerita ini kesannya baik dan protagonis tp sbnernya kurang baik jg. Saat itu harusnya suka ga suka yg dipatuhi pertama suaminya bkn ayahnya lg apapun alasannya. Tp ini demi materi(meski terpaksa) ninggalin suami. Apa lg menyembunyikan anaknya dr ayah kandung. Caca merampas hak anak dgn ayah.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status