Share

12 A

Selain terkejut karena Bian kenal suamiku, ada satu kata yang membuatku merasa antara senang dan juga sedih.

Dia menyebutku istrinya? Baru sekali ini aku mendengarnya.

"Memangnya Abang kenal suami Kak Caca?" tanya Anisa.

"Ya, kenal banget. Dia bosnya Abang di kantor lama. Pernah dia melihat Caca saat mengantar makanan ke kantor dan mengatakan kalau suka sama Caca. Abang kira waktu itu cuma bercanda," jelasnya.

Aku membulatkan mata dan menutup mulut. Ini di luar dugaan.

Benarkah dunia sesempit ini?

Aku memang sesekali datang ke kantor Bian, tapi hanya sampai lobi karena sudah menelpon terlebih dahulu. Selebihnya aku bantu Papa di kantor, tidak terlalu fokus karena merasa gak punya bakat dalam hal itu. Mungkin karena merasa cukup juga, tidak pernah kekurangan sehingga berleha-leha.

"Atau kamu sudah mengenalnya sebelum kalian pergi dari kota ini, Ca? Kekayaannya telah membuatmu meninggalakanku?" tuduh Bian.

"Enggak, kami tak pernah saling kenal sebelumnya, Bi. Kenapa kamu berpikir kalau
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status