Share

Oh My Ghost!
Oh My Ghost!
Penulis: bucinyarukher

1

Penulis: bucinyarukher
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-05 20:08:04

Tubuh Karina menyondong agak kedepan. Mulut Mbak Buyut komat kamit belum selesai baca mantra pengukuhan.

Ruang polos bercat putih itu mulai merebakan bau menyan. Gladis yang berada di samping Karina reflek menutup hidungnya dengan tangan.

"Gimana Mbah?" Karina bertanya saat lelaki berjanggut panjang itu telah menaburkan bunga ke dalam wadah.

"Sudah, besok saya jamin lelaki itu bakal langsung nikahin anda." tutur Mbak Buyut sembari tertawa menampakkan gigi ompongnya.

Mendengarnya Gladis menelengkan kepala. Sangat tidak percaya bahwa hal mistis dapat mengubah seseorang hanya dalam semalam. Namun melihat Oka yang sudah punya tunangan malah berlutut di kaki Karina keesokan harinya di kantin kantor dengan membawa mawar sebagai pinta menjadi istrinya, bikin Gladis merombak seluruh mindsetnya saat itu juga.

Tak tanggung-tanggung, Gladis malah ngajak Karina balik ke rumah Mbah Buyut di waktu malam, hari itu juga. Dia sungguh-sungguh ingin menikah dengan pria idamannya.

"Syaratnya berat lo, Dis! Kemarin waktu aku ajak kamu itu hanya tinggal penyempurnaan ritualnya aja." peringat Karina. Kedua alis Gladis menyatu mempertanyakan. "Emang apa?"

"Kamu harus mau dikubur setengah badan di sebuah tanah lapang selama sehari semalam penuh tanpa makan. Pantangan lain, kamu nggak boleh tidur! Kalau gagal resikonya nyawa."

Menurut Gladis itu syarat mudah. Untuk makan, dia sudah sering diet. Tinggal bertahan untuk tidak tidur gak ada efeknya, dia udah sering begadang nonton drakor.

Kesepakatan dilaksanakan. Gladis tak ragu bila esok tak bernafas. Mbah Buyut menjelaskan segalanya. Uang 10 juta pun jatuh dimuka.

Menjelang matahari terbenam, seusai Mbah Buyut menguyur tubuhnya dengan air bunga tujuh rupa. Maka dipersilahkan Gladis masuk kedalam tanah galian.

Sudah sepuluh jam berlalu, badan Gladis mulai terasa kesemutan dan gatal-gatal. Keringat dingin berpadu oleh hawa dingin malam yang kian menusuk tidak digubrisnya.

Entah ada kabut dari mana. Sesosok hitam kini ada dihadapannya menyerigai. Tak tau apa yang terjadi, dirinya kini sudah tidak bernyawa lagi.

"Nah kok mati!" seloroh Ian tak terima dengan berakhirnya film horor berjudul Lintrik yang mereka tonton.

Anton yang lagi nyolokin charger hp menimpali, "Pantangannya kan gak boleh ketiduran. Kaget lihat genderuwo nongol, tuh cewek jelas pingsan terus mati, pe'a!"

"Pingsan sama aja kayak ketiduran. Kalo ketiduran pantangannya mati. Berarti dia pingsan otomatis mati." pikir Ian ulang, "Absurd banget!"

Dari toilet, keluar Gilang dengan handuk melingkari pundaknya. Botol sampo di atas nakas spontan Ian raih.

"Thanks!" balasnya ke Ian yang udah gak peduli asyik baca buku. Belum putar balik, Anton udah nyelonong masuk toilet.

"Woy, kebiasaan! Badan gue masih busa nih!" hardik Gilang dengan suara baritonnya.

Suara Anton dari dalam menyaring. "Ya maaf, gue keburu ada perlu."

Gilang harap maklum memandang kalender. Malam ini malam Rabu. Tentunya udah jadwal Anton ngapel ke rumah Dian, pacarnya yang ketiga.

____

Diperjalanan, Anton mempercepat laju sepeda motornya. Jalanan yang dilewati seakan tak berujung. Bulan purnama berpindah begitu terang. Pematang sawah jadi terlihat jelas walau tak tersinari lampu.

Sebenarnya tak ada yang keliru. Hanya saja sesosok wanita berbaju putih tiba-tiba berlalu, membuat Anton seketika terbujur kaku tertimpa sepeda motornya sendiri.

"Cemen nih anak. Gitu saja sudah tepar." ledek Fadil menatap tubuh temannya itu tergeletak di tengah jalan.

Kain putih yang barusan diterbangkan melalui senar layangan, Benny gulung kembali. Fadil masih di posisinya ketika Benny yang telah mengemas jebakan barusan menghampirinya.

"Terus dia diapain?" Benny bertanya pada sang majikan. "Biarin aja sampai sadar sendiri. Pokoknya kita bikin dia gak nemuin Dian lagi."

"Dasar kadal!" Tendangan kecil Fadil arahkan ke tubuh Anton yang meringkuk mencium tanah.

Sinar bulan masih sama saat kedua lelaki itu memutuskan pergi begitu saja. Tanpa mereka sadari dibalik gelapnya kebun pisang di sisi kiri jalan, sepasang mata dari sosok wanita berbaju putih tak lepas mengawasi mereka.

____

Selimut tebal kembali melilit tubuh Anton yang menggigil. Suhu panas badannya tak juga turun. Mukanya pucat pasi dengan bibir sebiru mayat.

"Makannya, jangan suka mainin cewek. Kualat kan lo!" cerca Gilang, tangannya menyuapi orang didepannya ini dengan telaten.

"Kapok gue! Ogah ketemu kuntilanak lagi." seloroh Anton meski mulut penuh bubur.

"Nah, lagian para bucin lo yang lain mana. Gak nongol satupun dimari tau lo sakit. Untung aja Gilang baik mau ngerawat lo." timpal Ian yang sedang goreng ayam.

Anton juga heran. Sejak malam Rabu mengenaskan itu, mengapa tak ada satupun dari ceweknya yang bisa dihubungi. Para fansnya pun juga sama.

Notifikasi hp sepi. Dirinya yang tak keluar selama tiga hari, serasa mengganjal bila tak anda yang mencari. Wajahnya yang tampan padahal sangat sulit untuk diabaikan.

Ketukan pintu kos membuat hati Anton mendadak bergetar. Sosok wanita berjilbab tengah menenteng sebungkus plastik berwarna putih terlihat saat Gilang membuka pintu.

"Ini buat kamu! Cepat sembuh ya." tuturnya malu-malu.

Gilang mengerutkan dahi. "Yang sakit Anton, bukan aku."

"Oh, yaudah! Pokoknya ini buat kamu. Aku buat banyak, dimakan sama-sama juga boleh." ungkap Shifa sebelum pergi dengan mengucapkan salam.

Ian nyengir dibuatnya. Apalagi saat tercetak muka bete Anton di pelupuk matanya.

Gilang buka plastik itu dan mengeluarkan isinya.  Rantang berisi penuh semur dan rendang, bisa dimakan untuk tujuh orang.

"Gak pakai nasi, cuma lauk doang segini banyaknya. Shifa baik bener emang." puji Ian.

Anton dengan ekspresi antagonisnya ikut berkomentar "Cewek baik pasti ada maunya."

"Lo iri, kan!" ledek Ian, Anton buang muka.

Gilang tuangkan isi rantang ke dalam masing-masing wadah lain. Ian dengan reflek mengambil dan menyimpannya dalam kulkas sebab mereka sudah masak tadi.

Anton hanya diam mengamati hingga sebuah benda tiba-tiba hinggap di pundak kanannya. Dingin kenyal merangsang indera perabanya. Memicingkan mata, sebuah tangan pucat terproyeksi disana. Tanpa kata, hal itu seketika membuat Anton pingsan.

"Yeh, molor lagi nih anak." decak Ian sekembalinya dari dapur. Tubuh Anton terbaring di atas kasur, dirinya merebahkan diri disampingnya begitu saja.

Tak beberapa lama, Gilang kembali dengan semangkuk rendang pakai nasi ditangan. Mendapati kedua temannya sudah tertidur pulas, ia makan dalam kesendirian. Sembari menonton TV, kipas Gilang nyalakan dalam power ketiga.

Gemertak sendok beradu dengan piring memecah kesunyian. Suara air mengalir dari arah dapur membuatnya menoleh. Disana terlihat kran terbuka kembali. Meski agak malas, Gilang berdiri untuk menutupnya.

Langkah kakinya terasa ringan saat kembali ke depan TV. Sinar mentari menembus melalui celah jendela kamar mereka yang terbuka. Hal sederhana namun menakjubkan baginya ini sudah biasa untuk dipandang.

Akan tetapi, sosok wanita yang kini berdiri memunggunginya, membuat tubuh Gilang tak dapat digerakkan. Nafasnya berderu mengamati sosok itu asyik memainkan berkas cahaya.

Untuk kesekian kalinya, jantungnya berdetak tak terkendali. Sosok itu hanya memiringkan diri meliriknya sekilas dengan senyuman di bibir, sebelum akhirnya hilang menembus dinding.

Bab terkait

  • Oh My Ghost!   2

    Ian sangat kesal ketika terasa ada sekumpulan rambut yang mengibas mukanya. Matanya sedikit terbuka meski kantuk masih bertengger dipelupuk mata.Diujung kasur terlihat samar ada seorang wanita berambut panjang memakai baju putih duduk memunggunginya. Ian mencoba melihat sedikit untuk memastikan objek yang dilihatnya, kemudian memejamkan mata.Saat mata Ian terbuka kembali untuk memfokuskan pandangan, ia segera kembali memejamkan mata rapat-rapat. Berbagai do'a Ian rapalkan, namun sosok itu tetap berada ditempatnya.Bau melati kian menyengat, Ian merutuki diri mengapa memilih tidur dipinggiran kasur dekat pintu seperti ini.Selimut Ian yang sudah melorot kebawah kini telah terangkat, seolah ada yang berusaha menyelimutinya. Saat selimut itu benar - benar kembali menyelimuti tubuhnya, jantung Ian berdetak tak karuan seperti akan copot.Belaian tangan sosok wanita itu di kepalanya terasa dingin dan menakutkan. Ian rasa dirinya sudah tidak kuat dan semua menjadi gelap.____Adzan Subuh b

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-05
  • Oh My Ghost!   3

    Setelah melacak keberadaan ponsel Dinda dari nomer provider yang Dinda pakai. Ruslan menemukan lokasi ponsel Dinda berada di rumah orangtua Dinda sendiri. Meski aneh, Ruslan bersama anak buahnya kemudian mengeledah seisi rumah orangtua Dinda. Tidak butuh waktu lama bagi mereka untuk menemukan ponsel Dinda yang berada tepat di bawah ranjang tempat tidur Dinda.Anak buah Ruslan yang telah memakai sarung tangan, dengan hati - hati memeriksa kondisi ponsel Dinda. Tidak ada yang mencurigakan, kondisi ponsel yang di mode silent itu cukup normal dengan daya baterai tinggal 10%.Ruslan pun kembali menanyai kedua orangtua Dinda untuk memastikan apakah benar Supermart adalah tempat terakhir Dinda sebelum menghilang atau Dinda sempat pulang ke rumah sebelum akhirnya menghilang. Dan tentu saja kedua orangtua Dinda bersikeras bahwa saat berangkat kerja itulah hari terakhir mereka melihat Dinda di rumah.Anak buah Ruslan akhirnya memasukan ponsel Dinda kedalam kantong plastik yang sebelumnya telah

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-12
  • Oh My Ghost!   4

    Kematian Dinda tidak hanya menjadi sebuah duka bagi keluarga Dinda, namun juga sebuah duka bagi Gilang. Dia sangat terpukul saat mendengar berita menyedihkan itu. Hati Gilang seakan terbelah menjadi dua. Khayalan hidup berumahtangga dengan Dinda seketika lenyap. Hanya ada ruang gelap tanpa harapan kini di benaknya. Air mata Gilang tidak berhenti menetes dengan sendirinya. Anton dan Ian tidak bisa melakukan apapun agar kesedihan Gilang berkurang. Duduk menonton televisi sembari menemani temannya itu bersedih adalah hal yang bisa mereka lakukan untuk saat ini. Entah sudah berapa lama mereka duduk lesehan menghadap televisi dengan pemandangan Gilang menangis diantara mereka. Anton terlihat asyik berbalas pesan, ketika Ian yang merasa lapar bangkit sendirian ke dapur untuk mengambil makan. Ian mengambil nasi dalam magicom. Kemudian ia menaruh piring berisi nasi di atas meja untuk mengambil sisa rendang pemberian Shifa yang masih tersimpan di kotak dalam kulkas. Saat Ian mengeluarkan k

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-12
  • Oh My Ghost!   5

    Ruslan menunggu dengan harap cemas di ruangannya. Sudah tiga puluh menit berlalu namun hasil pemeriksaan ponsel Dinda belum juga ia terima. Saat Ruslan akan bangkit untuk menuju ruang IT, yang ditunggu - tunggu tiba saja muncul dari balik pintu mengagetkannya."Sepertinya, di hari Dinda menghilang dia lupa membawa ponselnya." ungkap Fattan, pegawai kepolisian yang bertugas memeriksa ponsel Dinda. "Sejak hari Selasa sekitar pukul 6 pagi tanggal 13 Mei sampai di hari ponsel ini ditemukan, seluruh pesan dan notifikasi untuk Dinda tidak ada satupun yang dibuka.""Apa ada hal janggal lain?" tanya Ruslan penuh harap.Fattan menggeleng. "Sayangnya nggak ada, semua normal. Dari mulai berkas dia, transaksinya, chat, foto dan sosial media dia semua aman."Ruslan berdecak kesal, dasi yang dia kenakan terasa mencekiknya. "Ada yang nggak beres dengan Dino Fernando.""Kenapa? Kamu curiga dia pelakunya." sahut Fattan menebak isi kepala Ruslan."Jelas, dia tau jika Dinda dijemput gojek. Sedangkan mob

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-12
  • Oh My Ghost!   6

    Ruslan terbelalak menyaksikan rekaman CCTV yang terpasang di depan Cafe Adante. Rekaman berisi apa saja yang terjadi di Cafe Adante tepat pada hari Selasa tanggal tigabelas Mei. Gilang memberikan kesaksian yang benar. Dia berada di dalam Cafe Adante sejak pukul 18.00 WIB sampai dengan pukul dimana Cafe Adante tutup yakni pukul 23.00 WIB. Ruslan tidak habis pikir sebegitu bodohnya Gilang menanti Dinda sesuai janji yang telah dibuat meski tiada kabar apapun dari Dinda. Yang lebih aneh, pada pukul 19.10 WIB terlihat Dinda yang naik gojek tiba di depan Cafe Adante. Hal ini sesuai dengan hasil pemeriksaan akun Gojek milik Pak Dino yang menunjukkan bahwa Pak Dino memesankan Dinda gojek dengan tujuan Cafe Adante. Namun Dinda yang terlihat akan masuk kedalam Cafe Adante malah berjalan berbalik arah untuk pergi entah kemana. "Saya ngantar Mba itu sampai ke depan Cafe Adante kok, Pak. Setelah itu saya cari penumpang lagi. Jadi saya nggak tau setelahnya Mba itu pergi kemana." ujar Mahfud s

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-17

Bab terbaru

  • Oh My Ghost!   6

    Ruslan terbelalak menyaksikan rekaman CCTV yang terpasang di depan Cafe Adante. Rekaman berisi apa saja yang terjadi di Cafe Adante tepat pada hari Selasa tanggal tigabelas Mei. Gilang memberikan kesaksian yang benar. Dia berada di dalam Cafe Adante sejak pukul 18.00 WIB sampai dengan pukul dimana Cafe Adante tutup yakni pukul 23.00 WIB. Ruslan tidak habis pikir sebegitu bodohnya Gilang menanti Dinda sesuai janji yang telah dibuat meski tiada kabar apapun dari Dinda. Yang lebih aneh, pada pukul 19.10 WIB terlihat Dinda yang naik gojek tiba di depan Cafe Adante. Hal ini sesuai dengan hasil pemeriksaan akun Gojek milik Pak Dino yang menunjukkan bahwa Pak Dino memesankan Dinda gojek dengan tujuan Cafe Adante. Namun Dinda yang terlihat akan masuk kedalam Cafe Adante malah berjalan berbalik arah untuk pergi entah kemana. "Saya ngantar Mba itu sampai ke depan Cafe Adante kok, Pak. Setelah itu saya cari penumpang lagi. Jadi saya nggak tau setelahnya Mba itu pergi kemana." ujar Mahfud s

  • Oh My Ghost!   5

    Ruslan menunggu dengan harap cemas di ruangannya. Sudah tiga puluh menit berlalu namun hasil pemeriksaan ponsel Dinda belum juga ia terima. Saat Ruslan akan bangkit untuk menuju ruang IT, yang ditunggu - tunggu tiba saja muncul dari balik pintu mengagetkannya."Sepertinya, di hari Dinda menghilang dia lupa membawa ponselnya." ungkap Fattan, pegawai kepolisian yang bertugas memeriksa ponsel Dinda. "Sejak hari Selasa sekitar pukul 6 pagi tanggal 13 Mei sampai di hari ponsel ini ditemukan, seluruh pesan dan notifikasi untuk Dinda tidak ada satupun yang dibuka.""Apa ada hal janggal lain?" tanya Ruslan penuh harap.Fattan menggeleng. "Sayangnya nggak ada, semua normal. Dari mulai berkas dia, transaksinya, chat, foto dan sosial media dia semua aman."Ruslan berdecak kesal, dasi yang dia kenakan terasa mencekiknya. "Ada yang nggak beres dengan Dino Fernando.""Kenapa? Kamu curiga dia pelakunya." sahut Fattan menebak isi kepala Ruslan."Jelas, dia tau jika Dinda dijemput gojek. Sedangkan mob

  • Oh My Ghost!   4

    Kematian Dinda tidak hanya menjadi sebuah duka bagi keluarga Dinda, namun juga sebuah duka bagi Gilang. Dia sangat terpukul saat mendengar berita menyedihkan itu. Hati Gilang seakan terbelah menjadi dua. Khayalan hidup berumahtangga dengan Dinda seketika lenyap. Hanya ada ruang gelap tanpa harapan kini di benaknya. Air mata Gilang tidak berhenti menetes dengan sendirinya. Anton dan Ian tidak bisa melakukan apapun agar kesedihan Gilang berkurang. Duduk menonton televisi sembari menemani temannya itu bersedih adalah hal yang bisa mereka lakukan untuk saat ini. Entah sudah berapa lama mereka duduk lesehan menghadap televisi dengan pemandangan Gilang menangis diantara mereka. Anton terlihat asyik berbalas pesan, ketika Ian yang merasa lapar bangkit sendirian ke dapur untuk mengambil makan. Ian mengambil nasi dalam magicom. Kemudian ia menaruh piring berisi nasi di atas meja untuk mengambil sisa rendang pemberian Shifa yang masih tersimpan di kotak dalam kulkas. Saat Ian mengeluarkan k

  • Oh My Ghost!   3

    Setelah melacak keberadaan ponsel Dinda dari nomer provider yang Dinda pakai. Ruslan menemukan lokasi ponsel Dinda berada di rumah orangtua Dinda sendiri. Meski aneh, Ruslan bersama anak buahnya kemudian mengeledah seisi rumah orangtua Dinda. Tidak butuh waktu lama bagi mereka untuk menemukan ponsel Dinda yang berada tepat di bawah ranjang tempat tidur Dinda.Anak buah Ruslan yang telah memakai sarung tangan, dengan hati - hati memeriksa kondisi ponsel Dinda. Tidak ada yang mencurigakan, kondisi ponsel yang di mode silent itu cukup normal dengan daya baterai tinggal 10%.Ruslan pun kembali menanyai kedua orangtua Dinda untuk memastikan apakah benar Supermart adalah tempat terakhir Dinda sebelum menghilang atau Dinda sempat pulang ke rumah sebelum akhirnya menghilang. Dan tentu saja kedua orangtua Dinda bersikeras bahwa saat berangkat kerja itulah hari terakhir mereka melihat Dinda di rumah.Anak buah Ruslan akhirnya memasukan ponsel Dinda kedalam kantong plastik yang sebelumnya telah

  • Oh My Ghost!   2

    Ian sangat kesal ketika terasa ada sekumpulan rambut yang mengibas mukanya. Matanya sedikit terbuka meski kantuk masih bertengger dipelupuk mata.Diujung kasur terlihat samar ada seorang wanita berambut panjang memakai baju putih duduk memunggunginya. Ian mencoba melihat sedikit untuk memastikan objek yang dilihatnya, kemudian memejamkan mata.Saat mata Ian terbuka kembali untuk memfokuskan pandangan, ia segera kembali memejamkan mata rapat-rapat. Berbagai do'a Ian rapalkan, namun sosok itu tetap berada ditempatnya.Bau melati kian menyengat, Ian merutuki diri mengapa memilih tidur dipinggiran kasur dekat pintu seperti ini.Selimut Ian yang sudah melorot kebawah kini telah terangkat, seolah ada yang berusaha menyelimutinya. Saat selimut itu benar - benar kembali menyelimuti tubuhnya, jantung Ian berdetak tak karuan seperti akan copot.Belaian tangan sosok wanita itu di kepalanya terasa dingin dan menakutkan. Ian rasa dirinya sudah tidak kuat dan semua menjadi gelap.____Adzan Subuh b

  • Oh My Ghost!   1

    Tubuh Karina menyondong agak kedepan. Mulut Mbak Buyut komat kamit belum selesai baca mantra pengukuhan.Ruang polos bercat putih itu mulai merebakan bau menyan. Gladis yang berada di samping Karina reflek menutup hidungnya dengan tangan."Gimana Mbah?" Karina bertanya saat lelaki berjanggut panjang itu telah menaburkan bunga ke dalam wadah."Sudah, besok saya jamin lelaki itu bakal langsung nikahin anda." tutur Mbak Buyut sembari tertawa menampakkan gigi ompongnya.Mendengarnya Gladis menelengkan kepala. Sangat tidak percaya bahwa hal mistis dapat mengubah seseorang hanya dalam semalam. Namun melihat Oka yang sudah punya tunangan malah berlutut di kaki Karina keesokan harinya di kantin kantor dengan membawa mawar sebagai pinta menjadi istrinya, bikin Gladis merombak seluruh mindsetnya saat itu juga.Tak tanggung-tanggung, Gladis malah ngajak Karina balik ke rumah Mbah Buyut di waktu malam, hari itu juga. Dia sungguh-sungguh ingin menikah dengan pria idamannya."Syaratnya berat lo, Di

DMCA.com Protection Status