Share

84. Senyuman itu

Tidak seperti pagi biasanya, Andriyan sudah tiga kali memanggil nama Rasel yang sedang duduk di mejanya. Pria itu tampak melamun sambil mengetik sesuatu di komputer kantor. Ketika Andriyan melirik ke arah layar komputernya, yang diketik asistennya itu adalah huruf-huruf tidak jelas dan tidak beraturan. Andriyan jadi mulai mencemaskan kondisi kesehatan mental Rasel.

Karena dipanggil tidak kunjung mendengar, Andriyan langsung menempelkan punggung tangannya pada kening Rasel. Sontak Rasel terkesiap dan hampir tumbang ke belakang kalau Andriyan tidak segera menahan kursinya.

“Rasel, apa aku harus mendaftarkanmu untuk bercerita dengan psikolog?” tanya Andriyan.

Rasel yang syok jadi kehilangan kata-kata karena Andriyan membahas hal yang tidak ia mengerti. “Hm, sepertinya aku tidak perlu bertanya.” Lantas Andriyan mulai menggulir ponselnya untuk mencari kenalan psikolognya.

Sontak Rasel menahan lengan Andriy

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status