Share

91. Dikejar

“Bagaimana keadaanmu?”

Devanda menaikkan sebelas alisnya, sepertinya karena sakit kepala Andriyan jadi seperti terpentok sesuatu. “Aneh mendengar pertanyaan itu dari orang yang sedang sakit.”

Andriyan sendiri baru sadar. Dia jadi menggaruk tengkuk lehernya. “Maaf, sudah kebiasaan, hehe ….”

“Buka mulutmu, akan aku suapi.” Senang sekali mendengarnya. Ternyata sakit membawa keberuntungan yang begitu banyak dalam hidup Andriyan.

Sontak Andriyan tersenyum lebar. “Tapi, apa kamu sudah makan? Kalau belum, aku akan menyuapimu juga.”

Devanda menghela napas panjang. “Tolong ya, Orang Sakit. Jangan sampai membuatku kesal. Berhenti bicara dan buka mulutmu. Gunakan mulutmu untuk makan dan hentikan ocehan tidak jelas itu,” kata Devanda yang mulai mengaduk bubur Andriyan.

“Baiklah, Bu Dokter, tolong rawat saya dengan baik, ya.” Andriyan tersenyum lebar, rasanya seperti menggelitiki perut Devanda. Tanpa ingin memperhatikan ekspresinya, Devanda pun segera menyuapi Andriyan.

Sekitar 5 jam kemudian, Andr
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status