"Aduh, Tuan. Hentikan ...."
"Hei, ayolah, kau amat menyukainya, 'kan?" "Pelan-pelan saja, ada kacang kecil kita di sini, Tuan." "Aaah, aku lupa. Kesayangan kita ada di sini." Suara itu, disertai desahan tak senonoh bersamaan dengan iringan melodi klasik membuat orang-orang tercengang. Khususnya bagi Fiora Alarice Alvarez, kandidat pertama yang akan mewarisi gedung hotel bernama Alvarion Grand Suites tersebut. Sayangnya, ketika ia hendak meninjau ruangan mewah untuk penginapan bagi tamu VVIP, dirinya justru dikejutkan oleh dua manusia yang nyaris seperti binatang. Dua manusia bedebah itu melakukannya di atas meja ruang tamu, di kamar itu. Intim dan gila! Menjijikkan! Semua staff yang menyertai langkah Fiora pun sampai ternganga. Mereka berusaha untuk meredam keinginan bergunjing, walaupun sangat ingin. Fiora yang merasa dipermalukan dari ujung rambut hingga kakinya, segera membuka kasar pintu kamar mewah tersebut. Dua bedebah yang sedang termakan nafsu bejat sampai terkejut. Suara pintu yang sebelumnya Fiora buka tidak mereka dengar, sampai gebrakan kedua ini membuat mereka akhirnya sadar. "Fiora?! Kenapa kau ada di sini?" Eryon, suami Fiora alias tersangka mesum yang mengejutkan sang istri berikut para staffnya begitu syok. Ah, sial, aku lupa dia sudah diagendakan untuk sidak ruangan ini. Kukira kamar sebelah, batin Eryon sambil merasa kesal sendiri. Angel—sang wanita simpanan—segera memunguti pakaian. Hanya dalaman saja yang ia kenakan. Gemetar tubuhnya karena harus digrebek oleh istri sah dari kekasihnya, alias atasannya sendiri. Namun sesegera mungkin ia memakai gaunnya. Ia tidak mau para staff itu menonton bagian tubuhnya yang menonjol. "Kupikir maling dari mana, ternyata suamiku tercinta dan babu di perusahaanku. Ck, lanjutkan saja, aku tidak jadi memakai kamar yang sudah ternoda ini untuk tamu VVIP-ku," ucap Fiora berusaha untuk tetap tenang. Kendati keinginan untuk menghabisi kedua bedebah itu sangatlah besar. Namun sebagai Nyonya Elegan, ia tidak akan mempermalukan dirinya. Bukan! Bukan ingin menyerah atau mengalah pada pengkhianatan mereka. Tentu saja Fiora yang cerdas dan berharga diri tinggi sudah memastikan mereka masuk ke dalam daftar hitamnya. Dua orang yang akan ia hancurkan sampai berkeping-keping. Tiada lagi ampunan, kendati Eryon hanyalah suami di atas kertas, dari sebuah pernikahan bisnis antar dua perusahaan milik keluarga mereka. Karena meski tak mencintai Eryon, Fiora tetap tidak terima dengan cara Eryon. Pengkhianatan serta ulah Eryon yang layaknya binatang, dan fatalnya malah kepergok Fiora serta para staff. Apalagi keberadaan Angel, wanita sok seksi yang menjijikkan itu, gundik rendahan yang berada di level terbawah. Demi Tuhan, kelakuan mereka membuat Fiora sangat malu dan terhina! "Fiora!" Eryon, pria bernama lengkap Eryon Kairos Bhaskara itu berlari menghampiri sang istri. "Kumohon, jangan laporkan hal ini pada ayahku." Fiora mengernyitkan dahi. Dasar manusia payah, bejat, dan tak berguna! Eryon lebih takut pada sang ayah, daripada merasa malu pada sang istri. Benar-benar sint!ng! Senyum miring terlukis di bibir Fiora. "Tenanglah, aku bukan bedebah pengecut sepertimu. Mengadu bukanlah gayaku," ucapnya angkuh. "Kau...." Eryon tak jadi melanjutkan perkataannya. Sesungguhnya ia tidak mengerti mengapa istrinya masih begitu kaku. Padahal Eryon dan Fiora sudah menikah selama empat tahun, meskipun sebatas pernikahan bisnis. Meski begitu, sudah ada seorang anak perempuan di dalam pernikahan itu. Setidaknya Fiora bisa merasa sedikit sakit hati, 'kan? Setidaknya untuk putri mereka. Tapi mengapa Fiora sama sekali tidak terpengaruh? Wanita itu masih saja seperti bongkahan es yang keras. Sulit untuk dikendalikan apalagi diperbudak. Inilah salah satu penyebab mengapa Eryon sampai tergoda wanita-wanita lain. Meskipun Fiora masih memberikan nafkah batin padanya sebagai salah satu kewajiban seorang istri, Eryon masih tidak puas. Baginya, Fiora tetaplah robot es yang memuakkan. Jadi, wajar, 'kan jika ia sampai menginginkan kepuasan yang lain? "Tapi sejujurnya aku mual ketika melihat perilakumu dan gundikmu itu, Eryon. Kalian sama seperti binatang. Berani-beraninya memasuki ruangan ini demi melampiaskan hasrat hina kalian. Kalian tak lebih dari sekadar bedebah menjijikkan!" ucap Fiora dengan ekspresi yang konsisten datar. Eryon menatap tajam. Tidak Terima. "Aku juga berhak atas tempat ini, Fiora. Jangan lupa, apa yang akan menjadi milikmu, maka akan menjadi milikku juga. Kamu adalah istriku, dan aku adalah suamimu. Keluarga kita sudah sepakat untuk terus bekerja sama setelah pernikahan kita sejak empat tahun yang lalu. Dan ada seorang anak yang juga telah mengikat kita berdua." "Jangan membawa-bawa anakku, jika kau sendiri tidak bisa menjadi ayah yang baik. Kau mungkin memang masih berhak atas tempat ini, tapi tidak dengan membawa perempuan jalang itu ke tempat yang seharusnya untuk elit besar, Eryon!" Tegas, Fiora membalas. "Kau boleh saja berselingkuh. Tapi ketika kau mengungkapkan perilaku binatangmu di hadapan orang lain, maka kau sudah mengkhianati kesepakatan kita. Mungkin sebelumnya, aku tidak peduli, tapi kali ini kau keterlaluan. Mustahil kau tidak tahu jadwal mengenai kunjunganku." Fiora menarik napas. Tersenyum miring. Ditatapnya wajah Eryon dan Angel secara bergantian. "Tapi, ya sudahlah. Lanjutkan saja. Karena setelah ini aku akan membongkar total ruangan ini. Renovasi harus dilakukan. Aku tidak mau ada bekas kemesuman kalian sedikit pun, sekalipun itu sidik jari kalian berdua." Eryon merasa geram. Harga dirinya dicoreng. Padahal para staff masih ada di luar pintu yang menganga. Mungkin mereka sudah berbalik badan dan tak menatap situasi di dalam, tapi telinga mereka tidak tuli. Sudah pasti ucapan angkuh Fiora yang merendahkan derajat Eryon terdengar begitu jelas. "Dasar angkuh! Pantas saja Skyla selalu enggan bersamamu lebih lama, Fiora! Kau sendiri bukan ibu yang pantas untuk dicontoh oleh anakku!" serang Eryon membawa-bawa nama Skyla, anak perempuannya yang masih berumur tiga tahun. Fiora tidak menjawab. Menurutnya hanya akan membuang-buang waktu. Lagi pula, dari awal ia sudah berencana untuk tetap tenang. Ia tidak akan gegabah dan keluar dari prinsip elegan. Belum saatnya memberikan pelajaran. Kemudian Fiora memutuskan untuk memutar badan. Berencana meninggalkan suaminya dengan gundik itu. Sebelum akhirnya.... "Nyonya... Nyonya Fiora. Saya sedang hamil anak Tuan Eryon. Dan kami akan menikah. An-anda pun harus menerima serta memperlakukan saya layaknya adik Anda, karena mungkin anak ini adalah anak laki-laki. A-ayah mertua bahkan setuju soal rencana ini. Saya bukan gundik, tapi calon adik madu Anda!" celetuk Angel yang sukses menghentikan langkah Fiora. Hamil? Anak laki-laki? Ayah Mertua merestui? Tapi kenapa Eryon takut jika Fiora mengadu pada James, ayah dari Eryon? Lalu, kalau tidak salah ingat, perut Angel masih rata. Sekalipun hamil, bagaimana bisa gundik itu tahu mengenai gender anaknya? Pikiran Fiora berkecamuk seketika. Dan apa yang akan terjadi setelahnya ketika Fiora sendiri sudah dibuat marah, tapi justru ditampar pernyataan sedemikian rupa oleh gundik suaminya? *** Bersambung ....Fiora marah. Dadanya terus bergemuruh hebat. Kepergok mesum dan kehamilan! Dua hal yang telah Eryon langgar dari kesepakatan pernikahan. Konyolnya lagi, James juga turut terlibat dalam pengkhianatan menjijikkan itu! "Bajingan! Semua bedebah itu benar-benar membuatku mual!" ucap Fiora. Merasakan kakinya lemas sekali. Sendirian ia di dalam elevator, berencana untuk pergi dan menenangkan diri. Ia biarkan para staff meninjau kamar mewah lainnya. Kali ini Fiora tidak mampu menahan diri. Betapa jijiknya ia pada Eryon dan Gundik j4lang tersebut. Namun ia lebih jijik pada dirinya sendiri. Dengan bodohnya Fiora masih memberikan nafkah batin pada pria yang sudah jelas-jelas bermain dengan banyak wanita. Bahkan bisa saja Eryon menulari penyakit sksval pada dirinya. "Fiora t0l#l!" Fiora merutuk dirinya sendiri. Wanita itu mengepalkan telapak tangannya, sampai ujung kukunya menembus kulit telapak tangannya. Wajah cantik Fiora memerah. Dirinya masih gemetar hebat. Untuk pertama kalinya setelah
"Makanya nurut sama Ayah! Bungkam itu burvng! Biar tidak kelepasan teruuuus! Seharusnya Fiora tidak tahu, tapi kau malah mengacaukannya! Istrimu itu ... bukan wanita biasa, Eryon!""Meski Ayah memegang kelemahan Darwin, ayahnya itu! Fiora bisa lebih nekat dan berbahaya! Harusnya kau lebih berhati-hati. Lagi pula, yang kita inginkan hanyalah bayi laki-lakinya, bukan gundikmu! Kau harus tanggung jawab jika Fiora sampai memberontak, Eryon!"Omelan panjang lebar itu berasal dari suara James, yang kini menghubungi Eryon melalui panggilan ponsel. Dan inilah mengapa Eryon sempat memohon pada Fiora agar kejadian tadi siang tidak diadukan pada James. Sayangnya, justru Angel yang tidak manut. Rupanya calon istri keduanya itu yang malah mengadu.Namun di sisi lain, Eryon cukup maklum. Sebab apa yang dilakukan Fiora sampai tega menginjak telapak tangan Angel sudah sangat keterlaluan. Saat ini Angel hanya mencari perlindungan, meski Eryon berujung kena omel. Rencana merahasiakan pernikahan keduany
Dua minggu kemudian ....Ratna Ellisa Bhaskara, ibu mertua Fiora memutuskan mampir di pagi buta begini. Wanita paruh baya yang terlihat anggun dan cantik itu sengaja ingin menemui sang menantu. Dengan tulus, ia berencana meminta maaf. Meskipun tampaknya tak akan mudah, mengingat seberapa dingin sosok Fiora dan seberapa besar kesalahan Eryon beserta James.Namun setidaknya Ratna harus mencoba. Sedingin apa pun sikap Fiora, Fiora tak pernah sekalipun mengabaikannya. Menantunya itu masih kerap tersenyum dan tunduk santun padanya."Maafkan Ibu, Fiora. Ibu sudah berusaha mencegah mereka. Tapi kau tahu sendiri bagaimana ayah mertuamu sangat percaya pada ramalan Mister Peramal dari Afrika itu. Dan soal Eryon, Ibu benar-benar malu karena dia masih saja tak dewasa di usianya yang nyaris tiga puluh lima tahun," ucap Ratna pada Fiora yang tengah duduk mematung di hadapannya, di ruang tamu itu."Ibu sudah berusaha. Sungguh! Tapi susah bahkan Ibu sampai dilarang menemuimu. Untungnya Ibu bisa melip
Beberapa saat yang lalu ....Sambungan telepon antara Fiora dan sosok VVIP terjadi, tepat setelah Darwin memutuskan untuk pergi bersama Skyla dan kedua pengasuh lainnya."Halo, Nyonya Fiora. Saya sudah menunggu panggilan dari Anda," ucap VVIP itu dari kejauhan yang langsung tahu jika sosok Fiora-lah yang tengah menghubunginya.Fiora mengernyitkan dahi. Merasa heran. Kata ayahnya, sosok VVIP itu berasal dari Spanyol, dan sama sekali tidak memiliki darah dari negeri ini. Berbeda dengan Fiora yang meski memiliki darah Belanda, darah Indonesia lebih kental berada di tubuhnya. Belum lagi, pria asing itu bisa langsung tahu sosok Fiora-lah yang menghubunginya."Halo, Mr. Lorenzo. Sepertinya Anda sudah menduga jika saya akan menghubungi Anda," sahut Fiora tetap tenang dan berusaha tidak menunjukkan rasa herannya."Bisakah kita segera ketemu? Anda mendarat di Jakarta pada pukul berapa? Biar kami yang menjemput Anda." Tanpa basa-basi Fiora melanjutkan ucapannya. Langsung ke inti dan seolah tanp
Barcelona, 29 Desember 2019.Zeyan Lorenzo menjadi bintang utama dalam pagelaran acara amal yang dibalut sebuah pesta megah. Acara yang diselenggarakan untuk menarik para donatur besar, dari kalangan jutawan mancanegara dalam keperluan kemanusiaan. Sekaligus dalam rangka membangun relasi dan memperluas bisnis pada kala itu.Namun ada seorang wanita cantik yang hanya diam di sudut ballroom. Penampilannya biasa saja, kontras dengan para wanita yang lain. Meski begitu ia tetap terlihat memesona. Ada segelas wine di tangannya. Raut wajahnya konsisten datar, seolah ia tidak tertarik dengan apa pun dalam acara itu.Sepertinya wanita tersebut juga enggan membuka pembicaraan dengan siapa pun. Ia mungkin hanya 'asal datang'. Sayangnya ia yang berencana menenggelamkan diri dalam keramaian sekaligus keglamoran pesta itu justru berakhir mencolok di mata Zeyan. Sejak acara dimulai, mata Zeyan tak bisa melepaskan pandangan dari wanita itu. Terus menahan keingintahuan sambil berbincang, tapi ia ruti
Jantung Fiora berdetak tak beraturan usai teringat malam penuh kefrustasian itu. Tentu saja ia tidak lupa dengan apa yang telah ia lakukan.Suatu dosa besar yang tak pernah Fiora hilangkan dari memori ingatan. Ia juga ingat bagaimana Eryon mengejeknya yang ternyata tak lagi p3rawan. Padahal Fiora sudah sok jual mahal, apalagi sampai berani menuntut beberapa syarat besar sebelum pernikahan.Selama ini, sebisa mungkin Fiora menutupinya dengan ketenangan. Sayangnya, hal itu sepertinya tak akan bisa berlaku lagi."Kau ...?" Fiora menatap nanar ke arah Zeyan Lorenzo. Bahasanya tidak lagi formal. "Tidak mungkin, 'kan?!"Kedua tangan Fiora sampai mencengkeram kuat permukaan sofa yang masih ia duduki. Terjangan badai dadakan ini sukses membuatnya panik seribu kali lipat daripada saat ia menghadapi pengkhianatan Eryon dengan Angel.Zeyan justru tersenyum. Tampak biasa, tapi penuh misteri."Anda sudah mengingatnya, Nyonya? Benar, pria yang Anda sewa secara spontan. Pria yang tidak pernah Anda l
Ballroom itu sudah didekorasi dengan sangat epic dan luar biasa megah. Gaun pengantin yang Angel kenakan pun begitu mewah, berikut riasan dan hairstyle yang Eryon pilihkan membuatnya semakin memesona. Tentunya ada banyak sekali harapan dan kesempurnaan yang Angel inginkan dari momen hari ini. Namun mengapa harus ada kuman kecil yang baginya cukup merusak pemandangan?“Ck, bikin jengkel saja. Seharusnya aku bisa mendapatkan banyak potret cantik tanpa kuman kecil itu! Anak itu hanya akan membuatku diejek teman-temanku saja!” gerutu Angel pelan-pelan. Ia sudah memastikan Eryon tidak akan mendengar keluhannya, ketika suaminya itu masih sibuk berbincang dengan beberapa teman sesama laki-laki sembari menggendong Skyla yang seharusnya tidak pernah ada!Lagi pula anak itu tak akan berguna. Sebab, Angel dapat memastikan Fiora tak akan pernah datang. Wanita sosialita yang angkuh tersebut tak mungkin rela mempermalukan diri sendiri. Karena meski pesta digelar secara tertutup, nyatanya Eryon masi
Beberapa saat sebelumnya ....Tubuh Fiora terhuyung, hampir jatuh usai menerima kabar tak mengenakan dari Sari. Kepalanya berputar. Tak sanggup dirinya menerima terjangan badai yang seolah bertubi-tubi. Namun di sisi lain, Fiora harus tenang dan berpikir lebih jernih. Ia tidak boleh gegabah, sebab ia yakin Eryon telah mengatur suatu rencana.Karena jika Fiora ingat kembali. Belakangan ini Eryon lebih sering bertindak menyebalkan. Mulai dari melanggar kesepakatan, lalu membawa calon istri kedua ke rumah. Membiarkan gundik berusia dua puluh tiga tahun itu berpenampilan layaknya Fiora. Lalu doktrin yang mungkin Eryon berikan terhadap Skyla agar memanggil Angel dengan sebutan 'Bunda'. Dan terakhir, ketika Eryon justru merebutnya Skyla dari tangan Darwin, padahal hal itu tidak perlu dilakukan!Dengan semua tindakan tersebut, sepertinya Eryon menyimpan suatu motif sendiri. Apakah pria itu sengaja membuat Fiora kesal?"Nyonya Fiora?" Zeyan yang melihat Fiora tampak syok dan hampir terjatuh,
Baru saja hendak memasuki mobilnya, langkah lari seseorang membuat Fiora membatalkan rencananya tersebut. Saat ia menoleh ke arah belakang, tampak Angel yang sedang tergopoh-gopoh untuk menyusulnya. Ada apa lagi? Apakah wanita gundik itu tidak memiliki rasa trauma sedikit pun setelah diberi hukuman oleh Fiora? Namun baiklah, sedikit meladeninya tampaknya akan sangat menyenangkan, terutama di detik-detik terakhir sebelum peperangan sesungguhnya terjadi. Sambil bersedekap tangan, Fiora menatap Angel dengan ekspresi wajahnya yang masih datar. "Bicaralah jika ingin bicara, tapi urungkan niatmu jika kau ingin menyerangku. Kau tidak akan pernah menang dariku," ucap Fiora. Suaranya stabil. Tidak tegas, tidak pula bernada menekan. Namun pancaran matanya justru memberikan kesan berbeda bagi Angel. Angel menggigit bibir. Kedua telapak tangannya tampak masih mengepal. Jujur saja, Angel sempat berniat mengambil sebongkah batu dan melemparkan pada kepala Fiora. Atau segera ia ayunkan ke wajah
Fiora melihat Ratna yang tampak sibuk memarahi Angel di dapur, ketika dirinya dibiarkan duduk di ruang makan. Ibu mertuanya terlihat sekali sedang ingin membantunya dalam membalas dendam. Meski terlihat cukup kekanak-kanakan, tapi boleh juga.Angel bahkan dipaksa untuk memasakkan makan siang. Istri kedua Eryon itu tampaknya pun diperlakukan layaknya pembantu rumah tangga oleh Ratna. Ratna benar-benar menjelma menjadi mertua super menyebalkan teruntuk menantu keduanya.Yah, jika dibandingkan dengan Fiora yang jelas asal-usulnya, memiliki pendidikan tinggi, pintar, dan kerap memberikan pengaruh besar ke perusahaan James, tentu tak aneh jika Ratna cenderung berat sebelah. Apalagi Angel datang dengan status sebagai gundik putranya."Kalau kamu tidak becus menjadi menantu seperti Fiora, setidaknya kamu harus sedikit berguna! Mau ditaruh di mana muka saya di depan menantu kesayangan saya, jika masakan yang saya hidangkan justru hambar bahkan keasinan?!" omel Ratna usai memberikan beberapa t
Ibu Mertua: Siang ini, datang ke rumah ya, Sayang. Ibu kangen sekali makan bersama denganmu. Meski sebenarnya tidak pantas Ibu memohon seperti ini, tapi, Fiora, mohon datanglah. Ibu merindukanmu. Fiora yang duduk di atas ranjangnya berangsur menghela napas usai membaca pesan dari Ratna, ibu mertuanya tersebut. Rupanya segala sesuatu yang terjadi belakangan ini, sampai membuatnya seakan lupa pada keberadaan Ratna.Meski Ratna adalah ibu Eryon sekaligus istri dari James yang telah membuat Fiora murka, pada kenyataannya Ratna tetaplah seorang ibu mertua yang baik dan sangat menyayangi Fiora serta Skyla. Dan sebentar lagi Fiora malah berpotensi menimbulkan kekacauan dalam hidup Ratna. "Aku tahu hubungan pernikahan Ibu dan Ayah Mertua memang tidak sehat, keberadaan Ibu hanya seperti pajangan. Kabar KDRT yang terjadi di antara mereka pun sering aku dengar, termasuk betapa meremehkannya Eryon pada ibunya sendiri. Tapi, ... Ibu Mertuaku yang seperti peri itu, tetap tak akan bisa lari dari p
Fiora menghentikan mobilnya di bagian parkir area dari rumah besar milik ayahnya. Cepat, ia bergegas turun seusai itu. Ia berjalan nyaris tergesa-gesa, disertai dua alasan besar yang perlu segera ia realisasikan. Yakni, menemui si Mungil Skyla dan juga ayah-ibunya. Pertemuannya dengan Zeyan Lorenzo berikut hasil dari pertemuan itu pun mendasari keinginannya untuk segera bertemu Darwin di malam hari ini. "Mommy!" Seruan si Putri cantik menggema di ruang utama rumah itu yang begitu luas. Adalah Skyla Alarice Bhaskara yang kemudian berlari lincah ke arah sang mami. Fiora yang sudah begitu merindukan putrinya turut berlari. Ia membungkuk kemudian menangkap tubuh Skyla. Pelukan Fiora berikan terhadap sang putri berikut serbuan kecupan yang seolah tiada henti. "Au, Mommy!" Putri kecil itu merasa geli, dan sesekali tertawa. Lucu sekali. "Di mana Daddy? Skyla rindu dengan Daddy!"Senyuman Fiora yang tadinya diselingi tawa mendadak sirna. Wajahnya yang awalnya gembira berubah masam sekaligu
"Aaaaaaarrrrrggghhh! Hentikan, Ayah!!!" ronta Eryon ketika pukulan tongkat golf mendarat di bokongnya berulang kali.Tidak hanya itu, sebab tendangan dan tamparan juga sempat Eryon terima dari James. Amarah besar sudah membumbung, menyelimuti diri James usai gosip tentang gugatan cerai yang Eryon ajukan terhadap Fiora beredar. Bagaimana bisa Eryon terus membuat kerumitan setelah segala kekacauan yang ada?! "Gara-gara kamu, keadaan semakin kacau. Dasar Anak Tolol! Sama saja dengan ibumu yang tak berguna! Bahkan kamu malah mengambil gundik yang sama tak bergunanya!" omel James. Geram membuatnya tak segan untuk menendang bokong Eryon, sampai putranya tersungkur di atas lantai kantor.Hukuman penyiksaan semacam ini tentu sudah bukan hal tabu lagi. Sejak Eryon masih sekolah, James kerap memberikan sangsi serupa jika dirinya dibuat sangat geram. Namun belakangan, ia memang lebih bisa mengendalikan diri. Atau mungkin karena Eryon tak lagi serumah dengannya dan kerap menghindarinya. Saat in
Braaaakkkkk!Pintu ruangan terbuka kasar. Derap langkah kaki si Pelaku terdengar keras. Membuat Fiora yang masih berkutat dengan laptopnya, mulai tak fokus. Sepasang matanya yang terbingkai kacamata berangsur menatap tamu tak diundang, tapi sudah ia tebak, jika orang itu akan datang. Siapa lagi jika bukan Eryon orangnya. Datang dengan wajah berselimut amarah. Pakaiannya sangat berantakan, padahal hari ini masih hari kerja. Namun Fiora sendiri sudah tidak heran. Suaminya itu memang pemalas, sering bolos, dan kerap meninggalkan banyak pekerjaan ke para staff maupun asisten. "Kamu, 'kan? Kamu yang membuat gosip itu, iya, 'kan?!" ucap Eryon sesaat setelah menggebrak meja kerja Fiora. Fiora mendengkus, kemudian melepas kacamatanya. Ia berangsur menarik badan. Sembari duduk bersedekap dan melipat kakinya, ia menatap santai pada suaminya. "Benar. Itu aku." Fiora menyeringai, cenderung memberikan sikap meremehkan. "Aku hanya sedikit memulai. Sesuai kesepakatan kita, kamu harus bersedia me
Pagi-pagi wajah Ratna begitu masam. Matanya tak lepas dalam memandang muka menyebalkan dari menantu keduanya. Bisa-bisanya James membawa gundik Eryon itu ke rumah mereka. Belum lagi si Besan tak berkelas juga duduk di sana.Tadi malam, wanita baya yang nyentrik bernama Heniyanti itu memang turut ikut dan memutuskan menginap tanpa persetujuan tuan rumah. Kondisi Angel yang dianggap masih syok, menjadi alasan di balik keputusan sepihak Heniyanti. Belum lagi, Eryon yang justru membela Fiora, di saat Fiora adalah penyebab semua masalah, sukses mengukuhkan keinginan Heniyanti tanpa bisa James dan Ratna tolak sama sekali. "Kalau di rumah saya, jam segini putri saya sudah sarapan dengan menu yang lengkap. Miskin-miskin begini, saya tidak pernah mengabaikan gizi untuk putri saya, apalagi keadaannya sedang hamil. Lalu, kami juga tidak pernah mengabaikan tamu yang datang. Pasti kami selalu memberikan jamuan istimewa!" celetuk Heniyanti sarkastik. Ratna menggeleng-geleng pelan. "Kalau memang b
"Maafkan kami semua, Mr. Lorenzo. Terutama ibu saya yang malah menodong Anda dengan segala pertanyaan, yang rasanya sangat berlebihan." Fiora berubah sambil membersamai langkah Zeyan di taman rumah sakit, yang terbilang sepi.Waktu memang sudah menunjukkan hampir jam dua belas malam. Para medis lebih sibuk di dalam gedung rumah sakit, mungkin hanya beberapa yang berlalu lalang. Keluarga para pasien tampaknya sedang beristirahat, sambil menemani kerabat-kerabat mereka yang sedang dirawat. Zeyan menghentikan langkahnya dan berangsur menghadapkan diri pada Fiora. Sebuah senyum simpul tampak terlukis di bibir merah mudanya. Tampan sekali."Bisakah kita berbicara lebih santai? Jangan panggil aku dengan sebutan mister lagi. Aku bukan lagi, orang asing bagi ...?" Zeyan menelan saliva setelahnya. Rupanya Zeyan masih cukup canggung untuk menyebut nama Fiora tanpa embel-embel kata 'nyonya'. Lagi pula, Fiora belum tentu setuju dengan tindakannya. Dan lagi, seingatnya di negara ini seseorang ya
"Ibu! Jangan pingsan lagi!" ucap Fiora usai memberikan pengakuan atas dosanya di masa lalu. Sisca yang masih menunjukkan keterkejutan mendadak menarik tangan Fiora, dan memukul lengan putri tunggalnya itu. Ada sedikit umpatan yang ia lontarkan pada Fiora untuk pertama kalinya. Ia benar-benar tidak menyangka jika Fiora yang selalu bersikap dingin, justru semurah itu dalam memberikan tubuhnya pada Zeyan Lorenzo. Bagaimana bisa? Mau dibayangkan berulang kali, rasanya tetap tak masuk akal! "Aaaakkkh! Sakit, Ibu! Hentikan!" keluh Fiora ketika pukulan ibunya tidak kunjung berhenti. Ia memundurkan tubuh, sementara ekspresi wajahnya tampak meringis kesakitan. Dengan menggunakan tangan kirinya, ia mengusap bekas sebaten tangan ibunya."Kalau tidak mau Ibu pingsan dan jantungan lagi, kenapa mendadak mengakui hal menjijikkan yang kau lakukan itu, Fiora?!" Keras, Sisca memberikan pertanyaan sekaligus reaksi ucapan untuk pengakuan dosa putrinya. Fiora menggigit bibir, lalu menundukkan kepala. I