Fiora marah. Dadanya terus bergemuruh hebat. Kepergok mesum dan kehamilan! Dua hal yang telah Eryon langgar dari kesepakatan pernikahan. Konyolnya lagi, James juga turut terlibat dalam pengkhianatan menjijikkan itu!
"Bajingan! Semua bedebah itu benar-benar membuatku mual!" ucap Fiora. Merasakan kakinya lemas sekali. Sendirian ia di dalam elevator, berencana untuk pergi dan menenangkan diri. Ia biarkan para staff meninjau kamar mewah lainnya. Kali ini Fiora tidak mampu menahan diri. Betapa jijiknya ia pada Eryon dan Gundik j4lang tersebut. Namun ia lebih jijik pada dirinya sendiri. Dengan bodohnya Fiora masih memberikan nafkah batin pada pria yang sudah jelas-jelas bermain dengan banyak wanita. Bahkan bisa saja Eryon menulari penyakit sksval pada dirinya. "Fiora t0l#l!" Fiora merutuk dirinya sendiri. Wanita itu mengepalkan telapak tangannya, sampai ujung kukunya menembus kulit telapak tangannya. Wajah cantik Fiora memerah. Dirinya masih gemetar hebat. Untuk pertama kalinya setelah sekian lama, ia sulit meredam emosi. Padahal Fiora yakin, dirinya tak mencintai Eryon. Tapi mengapa pengkhianatan Eryon sangat meluluhlantakkan perasaannya?! Apakah hal itu terjadi karena bentuk rasa kecewanya? Karena meski Fiora membenci pernikahan bisnisnya itu, sesungguhnya ia terus berusaha untuk menjadi istri yang sempurna. Memberikan sesuatu yang memang wajib ia berikan. Berusaha menjadi ibu yang baik untuk Skyla Alarice Bhaskara. Namun semua itu nyatanya tak berguna. Kalau dipikir-pikir usahanya memang tak pernah dihargai. Eryon terus menganggapnya sebagai robot es yang minim ekspresi. "Ugh!" Pusing. Pandangan mata Fiora semakin buram. Sampai akhirnya... Bruk! Tubuh Fiora terhuyung ke depan, bersamaan dengan terbukanya pintu elevator. Untungnya seorang pria berpenampilan serba hitam lengkap dengan topinya reflek menangkap tubuh Fiora. Pria itu berencana memasuki elevator, tapi justru dikejutkan oleh wanita yang nyaris pingsan. "Ah, maafkan saya," ucap Fiora berusaha keras untuk tetap sadar. Pria itu melotot terkejut di balik topinya. "Wanita ini?" Sayangnya, Fiora keburu keluar dari elevator tersebut, sehingga membuat pria berpenampilan serba hitam itu tak lagi bisa menatap. "Fiora Alarice Alvarez. Wanita yang sudah tidak sabar ingin kutemui, sampai aku harus menyelinap seperti ini. Apa dia sedang sakit?" Pria itu bergumam penuh tanya. *** Beberapa saat kemudian.... "Fiora!" Suara Eryon terdengar keras dan menggema di seluruh ruang utama rumah mewah itu. Belum lama ini Eryon memang memilih mengejar Fiora, usai menenangkan Angel yang ketakutan. Tadi, setelah mengaku hamil pada Fiora, Angel bahkan sampai bersujud di kaki Fiora. Gundik gelap itu meminta agar Fiora berbaik hati untuk menerimanya sebagai adik madu. Namun kerelaan Angel yang sampai bersujud justru dibalas sengit oleh Fiora. Telapak tangan Angel diinjak dan dilukai menggunakan ujung high heels istri sah Eryon itu. Bukankah Fiora sangat keterlaluan? "Daddy!" Seruan Skyla membuat langkah Eryon terhenti. Bahkan ia sampai menunda rencananya untuk menaiki tangga rumah mewahnya. Ada elevator, tapi dirinya lebih memilih berlari secepat mungkin. Sayangnya Skyla membuat rencana Eryon tertunda. Seulas senyuman terpaksa Eryon lukiskan, sementara gadis kecilnya berlari disertai dua orang pengasuh yang menjaga di belakang. "Hai, Baby. Kamu sama para Bibi dulu ya, Daddy ada urusan dengan Mommy," ucap Eryon lembut seusai menggendong Skyla. "Mommy is sick, Daddy! Tidak boyeh diganggu!" celetuk gadis kecil itu. Eryon yang selalu bangga dengan putrinya memberikan kecupan singkat di bagian dahi Skyla. "Daddy akan merawat Mommy, Sayang! Tapi, Skyla tidak boleh ikut. Takut tertular sakit." Detik berikutnya, Eryon menatap para pengasuh Skyla. "Tolong jangan ke atas. Bawa jauh-jauh Skyla dari kamarku." "Baik, Tuan," jawab para pengasuh secara bersamaan. Lantas mereka mengambil Skyla dari gendongan Eryon. Untungnya anak mungil itu tidak sampai rewel. Eryon kembali melanjutkan tujuannya. Ingin ke kamarnya bersama Fiora, dengan diiringi gunjingan tak penting dari para pengasuh. "Mereka bakal bertengkar lagi, Sari," ucap salah satu pengasuh. "Halah, paling-paling Tuan ketahuan selingkuh lagi. Kadang kasihan sama Nyonya, walaupun berwajah datar, tapi sebagai istri, Nyonya Fiora sudah melakukan yang terbaik. Hmm, orang kaya sangat membingungkan, Suci. Ya sudah, mari bawa Skyla bermain dan stop ikut memikirkan urusan para majikan kita. Hidup kita lebih memprihatinkan," sahut Suci, pengasuh Skyla yang lain. Beralih lagi pada Eryon yang sudah sampai di depan pintu kamar. Konyolnya, ia malah merasa gugup setelah tiba di sana. Perasaannya tak nyaman, seolah akan ada pisau yang siap menghunus dadanya ketika nanti ia membuka pintu. Dan... Brak! Praaaaanggg!!! Perasaan Eryon tak sepenuhnya salah. Meski bukan pisau, tapi botol wine seisinya meluncur bebas ke arahnya. Beruntung Eryon masih bisa menunduk dan botol itu melesat ke belakangnya. "Apa kau sudah gila?! Bagaimana jika aku membawa Skyla, hah?!" ucap Eryon emosional. "Kau boleh saja tak bisa menjadi ibu yang becus, tapi jangan sampai kau melukai anakku, Fiora!" "Aku tahu kau tak akan membawa Skyla jika kita berpotensi bertengkar," ucap Fiora santai. Ia menghela napas dalam-dalam. "Jangan memohon padaku untuk menerima gundikmu, Eryon. Tak sudi! Kita sudah bersepakat, tidak boleh ada yang dilanggar. Kalau perlu gugurkan bayi haram itu!" "Fiora! Kau tak pantas mengatakan hal itu pada calon anakku!" sahut Eryon geram. Sebenarnya Fiora tak sampai hati untuk mengatakannya. Ia tahu bayi di dalam perut Angel tidak bersalah. Namun emosinya sedang dalam keadaan menggila. Ia tidak bisa menahan diri. "Kalau begitu mari kita bercerai!" "Tidak akan, Fiora! Proyek baru saja dibuat!" "Aku bisa melakukannya meski kita bercerai." "Sudahlah, Fiora! Jangan mempersulit keadaan. Ayahmu dan ayahku tak akan setuju jika kita bercerai. Mereka sudah mempertaruhkan segalanya setelah kita menikah. Dua perusahaan akan hancur jika kita—" Brak! Dugh! Semua kosmetik di meja rias menghambur, menerjang tubuh Eryon. Kepalanya langsung benjol karena salah satu botol parfum mengenainya. "Bngs4t!!! Aku tidak sudi dimadu! Kau sendiri yang bilang, tidak akan ada wanita yang merusak pernikahan kita, b4jngan! Tapi buktinya apa? Gundikmu hamil, Eryon! Dan menikah?! Kau pikir itu masalah sepele, hah?!" Emosi, Fiora menunjukkan wajah garangnya. Eryon terdiam. Mencermati sikap istrinya yang tak setenang biasanya. "Hei, Fiora? Apa kau cemburu?" tanyanya tanpa dosa. "Apa?! Kau pikir saat ini waktunya untuk cemburu, hah? Kau pikir aku anak SMP yang kekanak-kanakan, hah?! Bisnis sedang dipertaruhkan, Eryon! Kau telah merusak harga diriku, Eryon! Aku bisa memaklumi semua pengkhianatanmu selama ini, tapi jika gundikmu sampai hamil dan kau akan menikah lagi. Hei! Kau kira aku bisa membiarkan wanita lain mendapatkan posisi yang setara denganku, hah?!" Eryon tertawa kecil, kemudian terbahak-bahak. "Egois kau, Fiora. Pada akhirnya kau hanya memedulikan dirimu, nama baikmu, serta martabatmu sendiri. Tapi kau harus sadar, Fiora. Kau bukan ratu, di sini aku rajanya. Keluargaku bisa mengambil semuanya darimu dan keluargamu. Kami lebih besar daripada kalian meskipun bisnis kita bersatu. Fiora, mau tidak mau kau memang harus menerima pernikahan keduaku, demi menjaga nama baikmu dan keluargamu." Eryon berjalan perlahan. Menghampiri Fiora yang tak berdaya. Diangkatnya dagu istrinya itu. "Aku ini pria gila. Aku tak peduli jika nanti pernikahan keduaku ketahuan publik, tapi kau? Bukankah martabatmu akan turun, karena kau kalah dari seorang gundik? Selain itu, menurut ramalan Ayah, anak yang Angel kandung adalah anak laki-laki yang akan membawa kejayaan perusahaan keluarga kita, Fiora. Anak yang paling Ayah inginkan. Oh, tentu saja kami menyayangi Skyla, tapi kami juga membutuhkan seorang pemimpin. Dan kau, kau diramalkan tak akan bisa hamil lagi, Fiora," ucap Eryon. "Oh." Kini giliran Fiora yang tertawa keras. Betapa konyol keluarga Eryon. Masih saja main dukun untuk meramal masa depan. Orang kaya tapi kolot. Itukah alasan James—ayah Eryon—yang akhirnya menyetujui rencana pernikahan kedua Eryon dan si Gundik? Konyol sekali! "Diamlah, Fiora, sebelum kur3m@s mulutmu. Kau boleh menilai kami konyol, tapi tanpa ramalan-ramalan yang Ayah ikuti, perusahaan kita tidak akan berkembang sampai saat ini!" Eryon melempar dagu Fiora, sampai wajah istrinya itu tertoleh ke belakang. "Ingat, Fiora. Kau tak punya kesempatan untuk menolak. Mau tidak mau, Angel akan menjadi adik madumu! Itulah yang harus kau lakukan demi menjaga nama baik sekaligus keluargamu. Sebab kami memiliki banyak bukti yang bisa menghancurkan kalian sekeluarga!" tegas Eryon. Fiora bergeming. Percuma berkoar. Eryon benar, pria itu sangat gila. Sulit untuk diatasi. Sebenarnya sama saja dengan Fiora sendiri. Namun Fiora lebih bisa menepati janji, tidak dengan suaminya. Sejenak berpikir, mata Fiora menatap tajam ke arah pintu yang masih menganga lebar sementara suaminya sudah keluar. "Jika aku dipaksa untuk menerimanya, aku pun akan menghancurkan kalian semua. Termasuk ayahmu, Eryon. Kita lihat apa kejayaan yang dukun ayahmu ramalkan benar-benar akan terjadi setelah anak gundikmu lahir. Atau kalian yang akan binasa di bawah dendam kesumatku?!" ucap Fiora yang sudah bertekad keras. Tak ada yang boleh meremehkan Fiora lagi! *** Bersambung...."Makanya nurut sama Ayah! Bungkam itu burvng! Biar tidak kelepasan teruuuus! Seharusnya Fiora tidak tahu, tapi kau malah mengacaukannya! Istrimu itu ... bukan wanita biasa, Eryon!""Meski Ayah memegang kelemahan Darwin, ayahnya itu! Fiora bisa lebih nekat dan berbahaya! Harusnya kau lebih berhati-hati. Lagi pula, yang kita inginkan hanyalah bayi laki-lakinya, bukan gundikmu! Kau harus tanggung jawab jika Fiora sampai memberontak, Eryon!"Omelan panjang lebar itu berasal dari suara James, yang kini menghubungi Eryon melalui panggilan ponsel. Dan inilah mengapa Eryon sempat memohon pada Fiora agar kejadian tadi siang tidak diadukan pada James. Sayangnya, justru Angel yang tidak manut. Rupanya calon istri keduanya itu yang malah mengadu.Namun di sisi lain, Eryon cukup maklum. Sebab apa yang dilakukan Fiora sampai tega menginjak telapak tangan Angel sudah sangat keterlaluan. Saat ini Angel hanya mencari perlindungan, meski Eryon berujung kena omel. Rencana merahasiakan pernikahan keduany
Dua minggu kemudian ....Ratna Ellisa Bhaskara, ibu mertua Fiora memutuskan mampir di pagi buta begini. Wanita paruh baya yang terlihat anggun dan cantik itu sengaja ingin menemui sang menantu. Dengan tulus, ia berencana meminta maaf. Meskipun tampaknya tak akan mudah, mengingat seberapa dingin sosok Fiora dan seberapa besar kesalahan Eryon beserta James.Namun setidaknya Ratna harus mencoba. Sedingin apa pun sikap Fiora, Fiora tak pernah sekalipun mengabaikannya. Menantunya itu masih kerap tersenyum dan tunduk santun padanya."Maafkan Ibu, Fiora. Ibu sudah berusaha mencegah mereka. Tapi kau tahu sendiri bagaimana ayah mertuamu sangat percaya pada ramalan Mister Peramal dari Afrika itu. Dan soal Eryon, Ibu benar-benar malu karena dia masih saja tak dewasa di usianya yang nyaris tiga puluh lima tahun," ucap Ratna pada Fiora yang tengah duduk mematung di hadapannya, di ruang tamu itu."Ibu sudah berusaha. Sungguh! Tapi susah bahkan Ibu sampai dilarang menemuimu. Untungnya Ibu bisa melip
Beberapa saat yang lalu ....Sambungan telepon antara Fiora dan sosok VVIP terjadi, tepat setelah Darwin memutuskan untuk pergi bersama Skyla dan kedua pengasuh lainnya."Halo, Nyonya Fiora. Saya sudah menunggu panggilan dari Anda," ucap VVIP itu dari kejauhan yang langsung tahu jika sosok Fiora-lah yang tengah menghubunginya.Fiora mengernyitkan dahi. Merasa heran. Kata ayahnya, sosok VVIP itu berasal dari Spanyol, dan sama sekali tidak memiliki darah dari negeri ini. Berbeda dengan Fiora yang meski memiliki darah Belanda, darah Indonesia lebih kental berada di tubuhnya. Belum lagi, pria asing itu bisa langsung tahu sosok Fiora-lah yang menghubunginya."Halo, Mr. Lorenzo. Sepertinya Anda sudah menduga jika saya akan menghubungi Anda," sahut Fiora tetap tenang dan berusaha tidak menunjukkan rasa herannya."Bisakah kita segera ketemu? Anda mendarat di Jakarta pada pukul berapa? Biar kami yang menjemput Anda." Tanpa basa-basi Fiora melanjutkan ucapannya. Langsung ke inti dan seolah tanp
Barcelona, 29 Desember 2019.Zeyan Lorenzo menjadi bintang utama dalam pagelaran acara amal yang dibalut sebuah pesta megah. Acara yang diselenggarakan untuk menarik para donatur besar, dari kalangan jutawan mancanegara dalam keperluan kemanusiaan. Sekaligus dalam rangka membangun relasi dan memperluas bisnis pada kala itu.Namun ada seorang wanita cantik yang hanya diam di sudut ballroom. Penampilannya biasa saja, kontras dengan para wanita yang lain. Meski begitu ia tetap terlihat memesona. Ada segelas wine di tangannya. Raut wajahnya konsisten datar, seolah ia tidak tertarik dengan apa pun dalam acara itu.Sepertinya wanita tersebut juga enggan membuka pembicaraan dengan siapa pun. Ia mungkin hanya 'asal datang'. Sayangnya ia yang berencana menenggelamkan diri dalam keramaian sekaligus keglamoran pesta itu justru berakhir mencolok di mata Zeyan. Sejak acara dimulai, mata Zeyan tak bisa melepaskan pandangan dari wanita itu. Terus menahan keingintahuan sambil berbincang, tapi ia ruti
Jantung Fiora berdetak tak beraturan usai teringat malam penuh kefrustasian itu. Tentu saja ia tidak lupa dengan apa yang telah ia lakukan.Suatu dosa besar yang tak pernah Fiora hilangkan dari memori ingatan. Ia juga ingat bagaimana Eryon mengejeknya yang ternyata tak lagi p3rawan. Padahal Fiora sudah sok jual mahal, apalagi sampai berani menuntut beberapa syarat besar sebelum pernikahan.Selama ini, sebisa mungkin Fiora menutupinya dengan ketenangan. Sayangnya, hal itu sepertinya tak akan bisa berlaku lagi."Kau ...?" Fiora menatap nanar ke arah Zeyan Lorenzo. Bahasanya tidak lagi formal. "Tidak mungkin, 'kan?!"Kedua tangan Fiora sampai mencengkeram kuat permukaan sofa yang masih ia duduki. Terjangan badai dadakan ini sukses membuatnya panik seribu kali lipat daripada saat ia menghadapi pengkhianatan Eryon dengan Angel.Zeyan justru tersenyum. Tampak biasa, tapi penuh misteri."Anda sudah mengingatnya, Nyonya? Benar, pria yang Anda sewa secara spontan. Pria yang tidak pernah Anda l
Ballroom itu sudah didekorasi dengan sangat epic dan luar biasa megah. Gaun pengantin yang Angel kenakan pun begitu mewah, berikut riasan dan hairstyle yang Eryon pilihkan membuatnya semakin memesona. Tentunya ada banyak sekali harapan dan kesempurnaan yang Angel inginkan dari momen hari ini. Namun mengapa harus ada kuman kecil yang baginya cukup merusak pemandangan?“Ck, bikin jengkel saja. Seharusnya aku bisa mendapatkan banyak potret cantik tanpa kuman kecil itu! Anak itu hanya akan membuatku diejek teman-temanku saja!” gerutu Angel pelan-pelan. Ia sudah memastikan Eryon tidak akan mendengar keluhannya, ketika suaminya itu masih sibuk berbincang dengan beberapa teman sesama laki-laki sembari menggendong Skyla yang seharusnya tidak pernah ada!Lagi pula anak itu tak akan berguna. Sebab, Angel dapat memastikan Fiora tak akan pernah datang. Wanita sosialita yang angkuh tersebut tak mungkin rela mempermalukan diri sendiri. Karena meski pesta digelar secara tertutup, nyatanya Eryon masi
Beberapa saat sebelumnya ....Tubuh Fiora terhuyung, hampir jatuh usai menerima kabar tak mengenakan dari Sari. Kepalanya berputar. Tak sanggup dirinya menerima terjangan badai yang seolah bertubi-tubi. Namun di sisi lain, Fiora harus tenang dan berpikir lebih jernih. Ia tidak boleh gegabah, sebab ia yakin Eryon telah mengatur suatu rencana.Karena jika Fiora ingat kembali. Belakangan ini Eryon lebih sering bertindak menyebalkan. Mulai dari melanggar kesepakatan, lalu membawa calon istri kedua ke rumah. Membiarkan gundik berusia dua puluh tiga tahun itu berpenampilan layaknya Fiora. Lalu doktrin yang mungkin Eryon berikan terhadap Skyla agar memanggil Angel dengan sebutan 'Bunda'. Dan terakhir, ketika Eryon justru merebutnya Skyla dari tangan Darwin, padahal hal itu tidak perlu dilakukan!Dengan semua tindakan tersebut, sepertinya Eryon menyimpan suatu motif sendiri. Apakah pria itu sengaja membuat Fiora kesal?"Nyonya Fiora?" Zeyan yang melihat Fiora tampak syok dan hampir terjatuh,
Keadaan pesta telah dikendalikan oleh James. Semua berjalan seperti semula. Namun tidak dengan hati Eryon, Angel, dan Heniyanti. Mereka yang merasa dipermalukan rasanya ingin segera mengakhiri pesta ini. Terutama Eryon.Sebab tak hanya rasa malu yang Eryon alami. Emosinya membuncah, meski masih tertahan di dalam dadanya. Sepasang matanya terus menatap Fiora dan Zeyan, termasuk Skyla yang ada di gandengan Fiora. Mereka justru tidak pergi. Bergabung dalam pesta pernikahan itu, bahkan Fiora terlihat sedang mengenalkan sosok Zeyan pada James.Sementara para tamu juga masih memperhatikan Fiora dan Zeyan. Seolah Fiora dan pria asing itu adalah bintang utama di pesta pernikahan.Sampai tak berselang lama, Fiora dan Zeyan, lalu James serta Ratna sekaligus Skyla justru keluar dari ballroom tersebut. Entah hendak ke mana."Tidak bisa dibiarkan!" ucap Eryon emosi. "Fiora, bagaimana bisa kau menang lagi dariku?"Angel menatap suaminya yang begitu berapi-api. Arah pandangan Eryon dan bagaimana Ery
Baru saja hendak memasuki mobilnya, langkah lari seseorang membuat Fiora membatalkan rencananya tersebut. Saat ia menoleh ke arah belakang, tampak Angel yang sedang tergopoh-gopoh untuk menyusulnya. Ada apa lagi? Apakah wanita gundik itu tidak memiliki rasa trauma sedikit pun setelah diberi hukuman oleh Fiora? Namun baiklah, sedikit meladeninya tampaknya akan sangat menyenangkan, terutama di detik-detik terakhir sebelum peperangan sesungguhnya terjadi. Sambil bersedekap tangan, Fiora menatap Angel dengan ekspresi wajahnya yang masih datar. "Bicaralah jika ingin bicara, tapi urungkan niatmu jika kau ingin menyerangku. Kau tidak akan pernah menang dariku," ucap Fiora. Suaranya stabil. Tidak tegas, tidak pula bernada menekan. Namun pancaran matanya justru memberikan kesan berbeda bagi Angel. Angel menggigit bibir. Kedua telapak tangannya tampak masih mengepal. Jujur saja, Angel sempat berniat mengambil sebongkah batu dan melemparkan pada kepala Fiora. Atau segera ia ayunkan ke wajah
Fiora melihat Ratna yang tampak sibuk memarahi Angel di dapur, ketika dirinya dibiarkan duduk di ruang makan. Ibu mertuanya terlihat sekali sedang ingin membantunya dalam membalas dendam. Meski terlihat cukup kekanak-kanakan, tapi boleh juga.Angel bahkan dipaksa untuk memasakkan makan siang. Istri kedua Eryon itu tampaknya pun diperlakukan layaknya pembantu rumah tangga oleh Ratna. Ratna benar-benar menjelma menjadi mertua super menyebalkan teruntuk menantu keduanya.Yah, jika dibandingkan dengan Fiora yang jelas asal-usulnya, memiliki pendidikan tinggi, pintar, dan kerap memberikan pengaruh besar ke perusahaan James, tentu tak aneh jika Ratna cenderung berat sebelah. Apalagi Angel datang dengan status sebagai gundik putranya."Kalau kamu tidak becus menjadi menantu seperti Fiora, setidaknya kamu harus sedikit berguna! Mau ditaruh di mana muka saya di depan menantu kesayangan saya, jika masakan yang saya hidangkan justru hambar bahkan keasinan?!" omel Ratna usai memberikan beberapa t
Ibu Mertua: Siang ini, datang ke rumah ya, Sayang. Ibu kangen sekali makan bersama denganmu. Meski sebenarnya tidak pantas Ibu memohon seperti ini, tapi, Fiora, mohon datanglah. Ibu merindukanmu. Fiora yang duduk di atas ranjangnya berangsur menghela napas usai membaca pesan dari Ratna, ibu mertuanya tersebut. Rupanya segala sesuatu yang terjadi belakangan ini, sampai membuatnya seakan lupa pada keberadaan Ratna.Meski Ratna adalah ibu Eryon sekaligus istri dari James yang telah membuat Fiora murka, pada kenyataannya Ratna tetaplah seorang ibu mertua yang baik dan sangat menyayangi Fiora serta Skyla. Dan sebentar lagi Fiora malah berpotensi menimbulkan kekacauan dalam hidup Ratna. "Aku tahu hubungan pernikahan Ibu dan Ayah Mertua memang tidak sehat, keberadaan Ibu hanya seperti pajangan. Kabar KDRT yang terjadi di antara mereka pun sering aku dengar, termasuk betapa meremehkannya Eryon pada ibunya sendiri. Tapi, ... Ibu Mertuaku yang seperti peri itu, tetap tak akan bisa lari dari p
Fiora menghentikan mobilnya di bagian parkir area dari rumah besar milik ayahnya. Cepat, ia bergegas turun seusai itu. Ia berjalan nyaris tergesa-gesa, disertai dua alasan besar yang perlu segera ia realisasikan. Yakni, menemui si Mungil Skyla dan juga ayah-ibunya. Pertemuannya dengan Zeyan Lorenzo berikut hasil dari pertemuan itu pun mendasari keinginannya untuk segera bertemu Darwin di malam hari ini. "Mommy!" Seruan si Putri cantik menggema di ruang utama rumah itu yang begitu luas. Adalah Skyla Alarice Bhaskara yang kemudian berlari lincah ke arah sang mami. Fiora yang sudah begitu merindukan putrinya turut berlari. Ia membungkuk kemudian menangkap tubuh Skyla. Pelukan Fiora berikan terhadap sang putri berikut serbuan kecupan yang seolah tiada henti. "Au, Mommy!" Putri kecil itu merasa geli, dan sesekali tertawa. Lucu sekali. "Di mana Daddy? Skyla rindu dengan Daddy!"Senyuman Fiora yang tadinya diselingi tawa mendadak sirna. Wajahnya yang awalnya gembira berubah masam sekaligu
"Aaaaaaarrrrrggghhh! Hentikan, Ayah!!!" ronta Eryon ketika pukulan tongkat golf mendarat di bokongnya berulang kali.Tidak hanya itu, sebab tendangan dan tamparan juga sempat Eryon terima dari James. Amarah besar sudah membumbung, menyelimuti diri James usai gosip tentang gugatan cerai yang Eryon ajukan terhadap Fiora beredar. Bagaimana bisa Eryon terus membuat kerumitan setelah segala kekacauan yang ada?! "Gara-gara kamu, keadaan semakin kacau. Dasar Anak Tolol! Sama saja dengan ibumu yang tak berguna! Bahkan kamu malah mengambil gundik yang sama tak bergunanya!" omel James. Geram membuatnya tak segan untuk menendang bokong Eryon, sampai putranya tersungkur di atas lantai kantor.Hukuman penyiksaan semacam ini tentu sudah bukan hal tabu lagi. Sejak Eryon masih sekolah, James kerap memberikan sangsi serupa jika dirinya dibuat sangat geram. Namun belakangan, ia memang lebih bisa mengendalikan diri. Atau mungkin karena Eryon tak lagi serumah dengannya dan kerap menghindarinya. Saat in
Braaaakkkkk!Pintu ruangan terbuka kasar. Derap langkah kaki si Pelaku terdengar keras. Membuat Fiora yang masih berkutat dengan laptopnya, mulai tak fokus. Sepasang matanya yang terbingkai kacamata berangsur menatap tamu tak diundang, tapi sudah ia tebak, jika orang itu akan datang. Siapa lagi jika bukan Eryon orangnya. Datang dengan wajah berselimut amarah. Pakaiannya sangat berantakan, padahal hari ini masih hari kerja. Namun Fiora sendiri sudah tidak heran. Suaminya itu memang pemalas, sering bolos, dan kerap meninggalkan banyak pekerjaan ke para staff maupun asisten. "Kamu, 'kan? Kamu yang membuat gosip itu, iya, 'kan?!" ucap Eryon sesaat setelah menggebrak meja kerja Fiora. Fiora mendengkus, kemudian melepas kacamatanya. Ia berangsur menarik badan. Sembari duduk bersedekap dan melipat kakinya, ia menatap santai pada suaminya. "Benar. Itu aku." Fiora menyeringai, cenderung memberikan sikap meremehkan. "Aku hanya sedikit memulai. Sesuai kesepakatan kita, kamu harus bersedia me
Pagi-pagi wajah Ratna begitu masam. Matanya tak lepas dalam memandang muka menyebalkan dari menantu keduanya. Bisa-bisanya James membawa gundik Eryon itu ke rumah mereka. Belum lagi si Besan tak berkelas juga duduk di sana.Tadi malam, wanita baya yang nyentrik bernama Heniyanti itu memang turut ikut dan memutuskan menginap tanpa persetujuan tuan rumah. Kondisi Angel yang dianggap masih syok, menjadi alasan di balik keputusan sepihak Heniyanti. Belum lagi, Eryon yang justru membela Fiora, di saat Fiora adalah penyebab semua masalah, sukses mengukuhkan keinginan Heniyanti tanpa bisa James dan Ratna tolak sama sekali. "Kalau di rumah saya, jam segini putri saya sudah sarapan dengan menu yang lengkap. Miskin-miskin begini, saya tidak pernah mengabaikan gizi untuk putri saya, apalagi keadaannya sedang hamil. Lalu, kami juga tidak pernah mengabaikan tamu yang datang. Pasti kami selalu memberikan jamuan istimewa!" celetuk Heniyanti sarkastik. Ratna menggeleng-geleng pelan. "Kalau memang b
"Maafkan kami semua, Mr. Lorenzo. Terutama ibu saya yang malah menodong Anda dengan segala pertanyaan, yang rasanya sangat berlebihan." Fiora berubah sambil membersamai langkah Zeyan di taman rumah sakit, yang terbilang sepi.Waktu memang sudah menunjukkan hampir jam dua belas malam. Para medis lebih sibuk di dalam gedung rumah sakit, mungkin hanya beberapa yang berlalu lalang. Keluarga para pasien tampaknya sedang beristirahat, sambil menemani kerabat-kerabat mereka yang sedang dirawat. Zeyan menghentikan langkahnya dan berangsur menghadapkan diri pada Fiora. Sebuah senyum simpul tampak terlukis di bibir merah mudanya. Tampan sekali."Bisakah kita berbicara lebih santai? Jangan panggil aku dengan sebutan mister lagi. Aku bukan lagi, orang asing bagi ...?" Zeyan menelan saliva setelahnya. Rupanya Zeyan masih cukup canggung untuk menyebut nama Fiora tanpa embel-embel kata 'nyonya'. Lagi pula, Fiora belum tentu setuju dengan tindakannya. Dan lagi, seingatnya di negara ini seseorang ya
"Ibu! Jangan pingsan lagi!" ucap Fiora usai memberikan pengakuan atas dosanya di masa lalu. Sisca yang masih menunjukkan keterkejutan mendadak menarik tangan Fiora, dan memukul lengan putri tunggalnya itu. Ada sedikit umpatan yang ia lontarkan pada Fiora untuk pertama kalinya. Ia benar-benar tidak menyangka jika Fiora yang selalu bersikap dingin, justru semurah itu dalam memberikan tubuhnya pada Zeyan Lorenzo. Bagaimana bisa? Mau dibayangkan berulang kali, rasanya tetap tak masuk akal! "Aaaakkkh! Sakit, Ibu! Hentikan!" keluh Fiora ketika pukulan ibunya tidak kunjung berhenti. Ia memundurkan tubuh, sementara ekspresi wajahnya tampak meringis kesakitan. Dengan menggunakan tangan kirinya, ia mengusap bekas sebaten tangan ibunya."Kalau tidak mau Ibu pingsan dan jantungan lagi, kenapa mendadak mengakui hal menjijikkan yang kau lakukan itu, Fiora?!" Keras, Sisca memberikan pertanyaan sekaligus reaksi ucapan untuk pengakuan dosa putrinya. Fiora menggigit bibir, lalu menundukkan kepala. I