Share

81. Selamat Sementara.

"Ayo kebut, Pak!" Raline menyemangati Pak Hamid. Ia memindai ada dua buah mobil yang mengejar tepat di belakang mereka.

"Lo santai aja, Raline. Pak Hamid dan mobil itu ibarat darah dan nadinya. Cara mengemudi Pak Hamid nggak usah lo raguin lagi." Ali memperingati Raline. Ali paham apabila sedang berkendara dirusuhi akan membuat si pengemudi gugup.

"Astaganaga!" Raline terperanjat saat laju mobil melaju kencang dengan ritme tidak biasa. Selain kencang, Pak Hamid berbelok tanpa mengurangi kecepatan sedikit pun. Suara decit ban yang bergesekan dengan aspal, membuat gigi Raline linu. Pengejarnya pasti kaget karena Pak Hamid berbelok dengan kecepatan seperti cahaya.

Sejurus kemudian mobil berjalan zig zag demi menghindari tabrakan dengan pengguna jalan lainnya. Selanjutnya Pak Hamid kembali melesat kencang, meninggalkan penguntit di belakangnya. Kedua mobil penguntitnya sudah tidak terlihat lagi.

"Selamettt..." Raline mengelus dada. Ia baru berani menghembuskan napas dengan lega. Selama
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status