Share

Sadarlah!

Ketika langit menutup rutinitas penduduk bumi, suara jangkrik membekap kesunyian. Daun-daun mulai ditampungi embun dan lampu jalanan menggantikan tugas bulan, Bu Ika rebah di kamar nyaman dengan lelap panjang. Detik jam berputar amat teratur menggiring malam supaya bertambah larut dalam ketidakpekaan hidup. Rumah berlantai dua dengan cat serba putih itu didiami oleh keremangan bercampur dengan kegelisahan. Bos Bagong tidak kunjung memejamkan mata. Malam kian matang, sepi benar-benar merasuki rumah yang dia beli. Untuk hari itu dia enggan singgah ke diskotik.

Ada hal yang mengganjal ulu hati Bos Bagong, jika Shofi tidak pulang kampung sebagaimana yang dicetuskan oleh Bu Ika, maka keanehan-keanehan baru akan terendus oleh pikiran istrinya sendiri. Selama berbulan-bulan Shofi tidak mengajukan ijin menjenguk keluarganya. Maka demi menyembunyikan hal mencurigakan itu, Bos Bagong menyelinap diam-diam, mendobrak pintu kamar Shofi, menyeret tubuh lemahnya karena kelelahan. Ada sedikit kantuk
Titin Widyawati

Terima kasih kepada pembaca novel saya yang masih setia mengikuti alurnya sampai bab ini. Dinantikan saran dan kritikan yang membangunnya, ya! Selamat membaca!

| 1
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status