Share

Ditolak

Kelegaan yang tidak tanggung-tanggung, membuat Gus Farhan puas dan dipenuhi dengan rasa syukur. Ia telah berhasil membuktikan kepada alam bahwa pernyataan perihal Shofi dalam pandangan negatif luntur sesaat. Shofi bukan gadis yang dipenuhi dengan maksiat, dia berperingai luhur dengan terus menjaga marwahnya sebagai seorang Muslimah. Aurat senantiasa dibungkus rapat, pandangannya juga tidak menggeliat centil penuh godaan sebagaimana kaum penghibur.

“Saya bisa mengantarmu pulang,” seloroh Gus Farhan dengan nada lembut.

Angin pagi mendesis perlahan. Daun-daun bugenvil di halaan rumah berguguran. Kecantikan wajah Shofi dikalahkan oleh kelopak-kelopak bunga adenium dan kamboja yang tumbuh subur di dalam pot bercor semen. Wajah Shofi memang pucat, menyimpan banyak penderitaan. Akan tetapi semua hal muram telah diusir oleh kedatangan pemuda ringkih bersuara serak.

Tepatkah jika dia pulang detik itu? Putra yang memilih menyingkirkan diri, mengunci rapat masuk ke dalam kamar pribadi. Bu Ika ya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status