Share

Tidak Berkabar

Agam telah berkeliling ke gang-gang kampung, dia mengunjungi setiap warung kelontong yang masih buka. Wajahnya pias dan pucat ketika tidak seorang pun mengetahui keberadaan Bunda. Dia melangkah menuju pinggiran kampung, di sana terdapat toko sembako lengkap yang cukup terkenal, biasanya dijadikan warga untuk kulakan dagangan. Agam hanya berharap bisa menemukan Bunda di tempat itu. Tetap saja hasilnya percuma. Agam melanjutkan menuju ke arah kota, memastikan tempat-tempat yang sering dikunjungi Bunda, tidak terlewatkan pabrik roti Koh Akong dan pondok pesantren Asmaul Khusna, acuh pada keberadaan Shofi yang dahulu pernah dia cari susah payah. Kakaknya menjadi tak bernilai.

Akan tetapi, sampai petang datang Agam tetap tidak menemukan keberadaan Bunda—Ibunya itu seperti ditelan bumi. Hatinya mulai dongkol dengan kepulangan Shofi.

Dia bahkan mampir ke tempat tinggal Anggi, rumah bernuansa muram yang dicat keremangan cahaya bulan. Dindingnya serapuh tubuh Anggi, lantai retak sebagaimana h
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status