Share

Apa Salahnya?

Setelah dua jam melakukan perjalanan, Shofi tiba di depan gapura pondok pesantren. Ia begitu terharu, aroma pindang Yumna tercium kembali, tote bag yang dicucikan oleh Gus Farhan kembali terkenang. Wajah yang begitu teduh itu melambai-lambai di ambang kenangan. Suara khas penuh kedamaian. Jiwanya penuh getaran, ada riak haru yang meletup-letup. Sejujurnya selain rumah, ia juga amat merindukan lingkungan hidupnya zaman dulu—pabrik roti, teman-teman bekerja yang ketakutan jika Koh Akong melakukan observasi, rutinitas mengantar kiriman untuk Yumna dan berantem dengan Agam di rumah karena persoalan sepele. Bisa tiba di pondok, maka sebentar lagi dia pasti akan kembali ke rumah menemui Bunda, sosok hawa yang ingin segera dia peluk erat-erat.

Rasanya baru kemarin terjebak di gudang diskotik, diancam oleh Bos Bagong dan Bawon jika berani berbuat salah, disuruh bekerja sampai larut menuangkan bir dan melayani para pemabuk yang suka jahil bahkan bicara sembarangan. Telinganya gaduh dengan mus
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status