Share

Pingsan

Juned memutar pegangan pintu, tangan kanan membawa sepiring makanan lengkap dengan lauknya sementara tangan kiri menyentuh sakelar lampu. Ruang yang semula dipenuhi dengan kegelapan mendadak terang benderang. Lihatlah, sekujur tubuh Shofi yang telah rebah di atas lantai. Jilbal koyak, kain sekusut lap pel dan bibir kering kerontang retak -retak. Ia sudah lemah, suaranya juga tak sanggup memberi pembelaan. Juned menendang kaki Shofi. Ah bahkan kaki Shofi sebeku es di freezer, dingin tak mampu dipijakkan.

"Bangun!"

"Kau tetap harus hidup, jika tidak Bos Bagong akan membunuhku!"

"Brengsek! Bangun!"

Juned menambah kekuatan. Tendangan semakin ditekan, tetapi Shofi tidak memberikan respon. Dua bola matanya tertutup rapat.

"Bangun, makan!" Juned menyorongkan makanan ke arah bibir Shofi.

Gadis itu sungguh tidak sadarkan diri. Embusan napas lepas keluar pasrah. Bos Bagong tentu akan marah-marah. Juragannya itu selalu tidak mau mengaku salah. Sejujurnya jika dipikir-pikir, kesalahan terle
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status