Share

Bab 41 - Lebih Dekat dengan Fakta

Zulfa Zahra El-Faza

Setelah melintasi meja-meja persegi panjang dengan beberapa pelanggan yang sedang menyantap makanannya di sana, kami berjalan melewati semacam lorong yang di sisi kanannya terdapat ruangan berpintu yang entah ruangan apa itu.

Pintu kayu berpelitur ruangan dengan daun ganda itu ditutup sehingga tidak ada akses yang membuat mataku bisa menelisik ke dalam. Bingkai jendela yang terbuka pun tidak ada karena tampaknya memang tidak ada satu pun ventilasi berbentuk jendela di sana.

Daripada lorong—yang sebenarnya terlalu luas jika disebut lorong itu, di sebelah kirinya terdapat jalan penghubung yang menurutku seharusnya jauh lebih mudah untuk dilewati jika ingin masuk ‘ke depan’. Namun karena alasan yang hanya diketahui Gus Fatih, dia mengajak kami melewati lorong itu.

Berjalan lurus terus, di depan pintu kedua yang kami temui sepanjang lorong, Gus Fatih tiba-tiba menghentikan langkah kakinya. Ruangan kali ini terlihat lebih kecil dari
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status