Share

Part 88

Baru saja pesan itu terkirim, layar ponselnya langsung menampilkan notifikasi panggilan telepon dari Adhim. Pelita pun segera mengangkatnya.

"Assalamualaikum, Pelita. Kamu sedang apa? Nggak tahu kenapa saya khawatir sama kamu."

Pelita merasa bersalah mendengar nada cemas yang begitu kentara dalam suara Adhim itu.

"Halo, Pelita. Ada apa? Kenapa saya tidak bisa menelepon kamu dari bakda Magrib tadi? Pelita? Halo?"

Pelita menggigit bibir bawahnya. "H-halo, Kak Adhim. Waalaikumussamalam," jawabnya pada akhirnya setelah beberapa lama membisu dalam jeda waktu. "Maaf, Kak. Saya baru tahu Kakak nelepon."

Ganti Adhim yang tidak langsung menjawab.

"Pelita. Suara kamu ... kenapa?" sahut Adhim kemudian dengan nada penuh selidik.

Kali ini Pelita merasakan tremor di tangannya menyadari suaranya yang pasti terdengar sengau setelah hampir seharian menangis di telinga Adhim.

"Pelita?" Suara berat Adhim yang terdengar cemas mengalun lagi. "Halo, Pelita?"

Pelita kali ini mencoba mengatu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status