Share

Meninggal Dunia

Author: Nhaya_97
last update Last Updated: 2024-06-21 09:40:50

Satu minggu berlalu. Proses BAP yang dilakukan oleh semua saksi dan juga kedua tersangka akhirnya selesai diproses. Kini, Samuel dan Rayhan tengah berada di kantor milik keluarga Samuel untuk melakukan pendataan ulang.

"Jani udah nggak bisa gerak, emang? Perasaan rebahan mulu gue lihat," ucap Samuel menghampiri Rayhan yang tengah melakukan proses pembaharuan data di kantor tersebut.

Rayhan tersenyum kemudian mengangguk. "Iya. Usia kandungannya kan, sudah mau memasuki delapan bulan. Dia sudah tidak bisa banyak bergerak karena berat, katanya."

Samuel manggut-manggut dengan pelan. "Bentar lagi gue punya ponakan, dong?" ucapnya lalu meringis pelan.

Rayhan mengangguk. "Tentu! It's your sister. Meski bukan aku yang sudah buatnya hamil, aku harap kamu dapat menerima calon keponakan kamu nanti, Samuel."

Pria itu menggaruk alisnya sembari tersenyum tipis. "Ya. Elo tenang aja. Gue akan nerimanya karena elo juga nerima bayi itu. Jangan sampai berubah pikiran, kalau elo masih pengen jadi laki
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Naik Ranjang Kakak Ipar Kejam   Don't Worry

    Rayhan tengah berdiri di rooftop sembari menatap ke depan seraya memasukan kedua tangannya ke dalam saku celananya. Malam pertama kematian Indra yang mengenaskan. Tak ingin dihukum seumur hidup, memilih untuk mengakhiri hidupnya dengan dalih sama saja. Rayhan kemudian menyunggingkan senyum lalu menoleh ke samping di mana Jani menghampirinya. "Kenapa, hm? Sudah malam, sebaiknya tidur, yaa." Jani menggeleng pelan. "Belum ngantuk, Mas. Kamu juga masih di sini.""Kalau laki-laki agak wajar di jam segini belum tidur. Kamu tidak boleh, apalagi lagi hamil seperti ini. Angin malam tidak baik untuk kondisi kamu, Sayang. Yuk!" Rayhan akhirnya membawa Jani masuk ke dalam karena tak ingin berlama-lama di luar sana. "Om Fadly dan keluarganya masih di sini, Mas. Masih ngobrol di ruang tengah sama Mama."Rayhan menoleh kemudian menganggukkan kepalanya. "Sampai sidang nanti, dia di sini. Arga akan disidang minggu depan."Jani mengangguk. "Kamu sudah dapat bocoran, berapa lama, Arga dihukum?" ta

    Last Updated : 2024-06-22
  • Naik Ranjang Kakak Ipar Kejam   Sidang Putusan Arga

    Satu minggu kemudian. Sidang akan dimulai di jam sepuluh nanti. Rayhan baru bersiap-siap untuk menghadiri sidang putusan Arga di hari ini. Tok tok!“Masuk!” titah Rayhan yang tengah mengenakan dasinya. Maya masuk ke dalam kamar anaknya kemudian mengulas senyumnya kepada lelaki itu. “Ada apa, Ma?” tanyanya kemudian. Maya menghela napasnya dengan panjang. “Sepertinya Mama tidak akan hadir di sidang itu, Nak. Tidak apa-apa, kan? Jani tidak ada teman di sini kalau Mama ke sana juga.” Rayhan menganggukan kepalanya. “Nggak apa-apa, Ma. Lagi pula, Arga juga nggak akan peduli siapa saja yang menghadiri sidang nanti. Jadi, Mama di sini saja temani Jani.”Maya mengusapi lengan anaknya itu kemudian menghela napasnya dengan panjang. “Sepertinya kakakmu itu tidak akan pernah menerima hukuman ini dan terus merasa tidak bersalah atas apa yang telah dia lakukan pada Jani dan kedua orang tuanya.” Rayhan tersenyum kemudian menganggukkan kepalanya. “Beberapa kali diinterogasi juga dia tidak mau m

    Last Updated : 2024-06-22
  • Naik Ranjang Kakak Ipar Kejam   Mengincar Bayi Jani

    Waktu sudah menunjuk angka lima sore. Usai menghadiri sidang Arga, Rayhan tak langsung pulang ke rumah. Melainkan mengikuti mobil polisi yang membawa Arga ke rutan. Memastikan apakah Arga dibawa ke sana atau tidak. Sebab ia sangat tahu betapa liciknya kakaknya itu sehingga bisa membuat apa saja yang dia inginkan. Rayhan menatap dengan lekat kala Arga dibawa masuk ke dalam rutan. “Sudah masuk ke dalam. Apa yang membuatnya sangat yakin bila dia akan bebas dan mengambil kembali semua yang sudah aku kembalikan pada yang lebih berhak?” Rayhan bergumam sembari memandang ke depan melihat Arga yang sudah masuk ke dalam rutan. “Tidak ada yang mencurigakan untuk saat ini. Tapi, suatu saat nanti dia pasti akan merencanakan sesuatu,” gumamnya lagi. Ia lalu melajukan mobilnya kembali setelah melihat dengan mata kepalanya sendiri yang mana Arga sudah masuk ke dalam sel tahanan di sebuah rutan yang ada di kota itu. Sementara di rumah. Jani menanyakan keberadaan Rayhan kepada Samuel yang mana m

    Last Updated : 2024-06-22
  • Naik Ranjang Kakak Ipar Kejam   Belanja

    Usia kandungan Jani sudah memasuki usia tiga puluh empat minggu. Kini ia tengah berada di rumah sakit bersama dengan Rayhan yang menemaninya untuk periksa kandungan. "Bayinya sudah berada di posisi yang baik. Sekitar dua sampai tiga minggu, akan melahirkan jika memang memilih untuk lahir secara normal." Dokter memberi tahu tentang kondisi bayi di dalam perut Jani. Perempuan itu menoleh pada Rayhan yang tengah bingung apakah ia harus pergi ke Jerman atau tidak sebab mengingat perkiraan persalinan Jani sekitar tiga minggu lagi. "Itu sudah fiks ya, Dok? Sekitar dua sampai tiga minggu lagi?" tanya Rayhan memastikan lagi. Perempuan itu menganggukkan kepalanya. "Ya. Biasanya jarang yang gagal dalam perkiraan tersebut. Karena usia kandungan ibu Jani juga sudah masuk usia sembilan bulan. Itu artinya tinggal menunggu waktunya saja."Rayhan kemudian manggut-manggut dengan peran lalu menoleh ke arah Jani yang sedang menatap ke arahnya.Perempuan itu mengulas senyumnya sembari mengusap di tan

    Last Updated : 2024-06-22
  • Naik Ranjang Kakak Ipar Kejam   Berpisah Dulu

    “Tujuanku beli ini juga karena itu sih. Aku ingin ajak dia jalan-jalan nanti ke tempat yang belum pernah aku kunjungi. Sama kamu juga tentunya.” Rayhan menyunggingkan senyum tipis. “Kayak yang bakal aku bolehin aja, kaalu berangkat hanya berdua.”Jani menerbitkan cengiran kepada lelaki itu. “Aku nggak berani lihat muka kamu kalau udah marah.”Rayhan mencubit gemas hidung perempuan itu. “Makanya jangan bikin aku marah.”“Siap, komandan!” Rayhan terkekeh lalu mengacak rambut perempuan itu dan kembali mencari keperluan untuk bayi Jani yang akan launching tiga minggu lagi. Waktu sudah menunjuk angka delapan malam. Usai makan malam bersama. Jani langsung masuk ke dalam kamar untuk merapikan semua perlengkapan yang ia beli dengan Rayhan di mall. “Ma. Nanti ini, dicuci duluan buat dibawa ke rumah sakit,” ucap Jani sembari memisahkan pakaian yang akan dibawa ke rumah sakit nanti. Maya mengangguk dan mengambilnya. “Iya, Nak. Besok saja nanti kita cuci. Ada lagi, yang ingin kamu bawa untu

    Last Updated : 2024-06-22
  • Naik Ranjang Kakak Ipar Kejam   I Miss You

    Dua hari ditinggal ke Jerman membuat Jani sedikit kesepian setelah baru tiga bulan bersama dengan Rayhan. Namun, harus ia tahan karena bukan pergi karena liburan, melainkan karena bekerja. "Masih lagi udah melamun aja, lo." Samuel menghampiri Jani yang tengah duduk di gazebo dekat kolam berenang.Jani menoleh pelan ke arah kakaknya itu. “Ngapain lagi. Nyiram tanaman udah, belanja si bayi juga udah. Teleponan sama Mas Rayhan juga udah.”Samuel menyunggingkan senyum melihat raut wajah Jani yang tampak kesepian karena ditinggal oleh Rayhan ke Jerman.“Mau jalan-jalan? Keliling komplek aja, sambil nyari jajanan. Udah mau lahiran, kudu banyak gerak. Ayo!”Jani menatap Samuel dengan lekat. “Kenapa nggak sekalian nyari jodoh buat Kakak aja?”Samuel menggetok kening Jani. “Bahas itu mulu lo, aah! Males gue.”Jani terkekeh pelan. Ia kemudian beranjak dari duduknya dan menggandeng tangan Samuel yang mengajaknya jalan-jalan keliling komplek sembari mencari jajanan yang bisa mereka makan. "Aku

    Last Updated : 2024-06-23
  • Naik Ranjang Kakak Ipar Kejam   Melahirkan

    Sudah sepuluh hari berlalu. Jani merasakan mulas di perutnya saat bangun dari tidurnya. Ia melihat jam baru menunjuk angka enam pagi. "Sstth ...." Jani meringis pelan sembari mengusapi perutnya yang sudah tidak karuan itu. Ia lalu mengambil ponselnya karena sedari tadi berdering. "Halo, Kak. Bisa ke rumah? Perut aku mules banget," pintanya lirih sembari mengusapi perutnya. "Waduh! Padahal gue diminta jemput Rayhan ke bandara. Bentar lagi dia balik, Jani.""Oh, gitu. Ya udah, aku sama Mama aja ke rumah sakitnya. Kakak jemput Mas Rayhan aja." Jani menutup panggilan tersebut lalu beranjak dari tempat tidur, melangkah dengan menahan sakit di perutnya. "Mama ...." "Ya ampun, Non Jani. Ketubannya sudah keluar itu," teriak ART kala melihat Jani keluar dari kamarnya. Maya lantas berlari menghampiri Jani dan langsung berteriak memanggil security agar membawa Jani ke dalam mobil hendak dibawa ke rumah sakit. "Sejak kapan mulesnya, Nak?" tanya Maya sembari mengusapi punggung menantunya

    Last Updated : 2024-06-23
  • Naik Ranjang Kakak Ipar Kejam   Nama untuk si Bayi

    Jam sudah menunjuk angka tiga sore. Usai makan siang, Jani memilih untuk istirahat terlebih dahulu untuk memulihkan tenaganya yang habis terkuras untuk mengeluarkan bayi mungil yang hingga kini belum diberi nama.Tampak Rayhan yang tengah duduk di samping keranjang bayi sedang memandang lembut bayi mungil berjenis kelamin laki-laki itu. "Jadi anak yang baik ya, Nak. Mungkin kamu adalah keponakanku. Tapi, karena mamamu akan menjadi istriku kembali, itu artinya kamu pun sudah menjadi anakku. "Jadi anak yang baik dan nurut pada kedua orang tuamu ya, Sayang. Semoga setelah melihat wajah kamu yang sangat mirip dengannya ini dia berubah pikiran dan akan menyayangi kamu."Rayhan berbicara dengan bayi mungil itu berharap ia akan menjadi anak yang baik dan mau menerima semuanya setelah Rayhan atau Jani menceritakan yang sebenarnya setelah bayi itu dewasa kelak. Rayhan menghela napasnya dengan panjang kemudian menoleh ke arah di mana Samuel datang kembali lalu berdiri di sampingnya. "Elo ha

    Last Updated : 2024-06-24

Latest chapter

  • Naik Ranjang Kakak Ipar Kejam   Tamat!

    Usia kandungan Jani sudah memasuki usia sembilan bulan. Sudah sangat buncit dan kini tengah memeriksa kandungannya dan melihat kondisinya di monitor USG.“Posisi bayinya sudah sangat baik. Perkiraan melahirkannya sekitar dua sampai empat hari lagi,” ucap dr. Mira memberi tahu.Jani menerbitkan senyumnya. “Syukurlah kalau posisinya sudah baik. Saya lega mendengarnya, Dok. Dua sampai empat hari lagi ya, Dok?”“Betul, Ibu. Dua sampai empat hari lagi Anda akan melahirkan.”Jani menghela napasnya kemudian menoleh pada Rayhan yang tengah mengusapi punggung tangannya itu sembari menatap layar monitor USG yang tengah menampilkan wajah calon anaknya itu.Sepulang dari rumah sakit, Jani dan Rayhan mampir ke restoran dulu untuk makan siang bersama.“Mas. Dua sampai empat hari ke depan kamu nggak ke mana-mana, kan?” tanya Jani memastikan kalau Rayhan akan ada saat dia melahirkan nan

  • Naik Ranjang Kakak Ipar Kejam   Sudah Lima Minggu

    Malam harinya. Samuel teringat akan wajah perempuan lugu yang tengah mencari pekerjaan tadi pagi di rumah sakit.Kini, ia tak perlu memikirkan kondisi Rayhan kembali karena lelaki itu sudah sembuh dari obat yang sudah dia berikan pada Rayhan dulu.“Kenapa itu cewek nggak bisa hilang dari pikiran gue, sih? Kasihan banget ya, mimik mukanya. Kayak tertekan gitu.”Samuel menghela napasnya dengan panjang. “Semoga aja dia bisa menguasai kerjaannya di kantor nanti. Paling, gue yang harus sabar kalau nanti banyak yang salah.”Samuel kemudian menutup matanya sebab jam sudah menunjuk angka satu pagi. Ia harus ke kantor untuk interview Vira yang sudah ia tunjuk sebagai calon pengganti Tata.Pukul 07.00 WIB.Jani merasa perutnya seperti ini memuntahkan sesuatu. Baru saja ia bangun dari tidurnya, tiba-tiba saja tenggorokannya terasa pahit. Ia pun segera masuk ke dalam kamar mandi dan memuntahkan cairan kuni

  • Naik Ranjang Kakak Ipar Kejam   Hasil Pemeriksaan

    Keesokan harinya, Jani dan sang suami pergi ke rumah sakit bersama-sama. Pun dengan Samuel yang dari jam sembilan sudah ada di rumah hendak ikut dengan adik dan iparnya itu.Bahkan Samuel juga yang menggendong Elvan saat tiba di rumah sakit. Dan kini tengah menunggu Jani dan Rayhan yang sudah masuk ke dalam ruangan dokter.“Elvan mau makan apa? Biar Om belikan,” tanya Samuel kepada keponakannya itu.Elvan menggelengkan kepalanya. “Udah makan, Om. Nggak lapel.”“Ooh!” Samuel menyunggingkan senyumnya menatap keponakannya itu. “Elvan, sayang nggak, sama Om?”Elvan mengangguk. “Sayang, Om.”“Bagus. Anak pintar. Kalau sama Mama dan Papa?”“Sayang banget.”Samuel lantas tertawa mendengarnya. “Lucu banget sih, kamu ini. Nggak pantes rasanya kalau bapak kamu itu si Arga. Nggak ada pantes-pantesnya sumpah, dah!”

  • Naik Ranjang Kakak Ipar Kejam   Menunggu Hasil

    Satu minggu berlalu. Keluarga kecil yang tengah liburan itu sekarang sudah kembali ke Jakarta.Pun dengan Samuel. Lelaki itu juga ikut cuti selama satu minggu itu. Sebab terlalu penat dirinya dengan pekerjaan yang setiap hari tak pernah ada habisnya.Di sebuah taman di halaman depan rumah. Jani dan Elvan tengah bermain bersama dengan anak dari dua sahabatnya yang sedang berkunjung ke sana."Jani. Gue mau nanya tentang Rayhan ke elo."Jani menolehkan kepalanya kepada Ellena. "Kenapa El?" tanyanya kemudian.Ellena menghela napasnya dengan panjang seraya menatap Jani dengan lekat. "Elo pernah bilang kalau Rayhan akan sembuh dari cacat kesuburannya karena ulah kakak elo waktu itu."Jadi menganggukkan kepalanya. "Iya. So?" tanyanya kembali."Yaa ... sekarang kan, udah lima tahun. Kalian udah periksa lagi ke dokternya?""Oh, itu. Iyaa. Gue dan Mas Rayhan rencana besok mau ke rumah sakit untuk periksa lagi. Semoga

  • Naik Ranjang Kakak Ipar Kejam   Happy Birthday to You!

    Pukul 20.00 WIB.Kejutan yang akan diberikan oleh Rayhan kepada Jani sebentar lagi akan dimulai. Lelaki itu tengah menunggu Janu yang masih menidurkan anaknya."Woy!"Rayhan menoleh kemudian mengerutkan keningnya melihat Samuel ada di sana."Kok kamu ada di sini?" tanya Rayhan bingung.Samuel menyunggingkan senyumnya. "Gue nanya sekretaris elo, katanya elo cuti selama seminggu karena mau liburan ke Bali. Ya udah, gue susul aja ke sini. Emangnya Jani nggak bilang, kalau gue tadi telepon dia?"Rayhan menggeleng dengan pelan. Ia kemudian menerbitkan senyumnya dengan lebar. Punya ide untuk menjaga Elvan selama dia dan Jani dinner."Kebetulan kamu datang ke sini, aku mau minta tolong sama kamu buat jagain Elvan di sini. Nanti jam sembilan aku dan Jani mau dinner."Samuel lantas menyunggingkan bibirnya. "Beber aja dugaan gue. Pasti, bakalan disuruh jagain Elvan." Ia pun mendengus kasar.Rayh

  • Naik Ranjang Kakak Ipar Kejam   Samuel Protes

    Sudah tiba di Bali ….Suasana yang indah, yang akhirnya bisa Jani rasakan lagi setelah sekian lama tak pernah mengunjungi tempat itu. Betapa bahagianya ia akhirnya bisa liburan bersama keluarga kecilnya.“Bagus banget pemandangannya. Udah lama banget nggak pernah ke sini. Banyak perubahan juga,” ucap Jani sembari memandang pantai yang indah dan bersih di depan matanya.Tangan Rayhan kemudian melingkar di pinggang Jani, menghampiri perempuan itu setelah menidurkan Elvan di kamar sebab anak itu masih tidur dengan lelapnya.“Makasih ya, Mas. Udah bawa aku dan Elvan ke sini. Seneng banget akhirnya bisa liburan lagi,” ucap Jani berterima kasih kepada suaminya itu.Cup!Rayhan mencium pipi Jani. “Sama-sama. Aku juga sama, seneng akhirnya bisa bawa kamu dan Elvan liburan ke tempat yang cukup jauh. Biasanya keliling mall atau taman saja. Maafin, karena terlalu sibuk dan lupa liburan.”

  • Naik Ranjang Kakak Ipar Kejam   Thank You, for Serving Me

    Jani membuka sendiri lingerie yang ia kenakan di depan Rayhan yang sudah tak sabar ingin mendekap tubuh perempuan itu.“Eits!” Jani menahan tangan Rayhan yang hendak menyentuh dirinya.Rayhan mengerutkan keningnya bingung. “Kenapa lagi, hm?” tanyanya kemudian.Jani hanya tersenyum. Ia kemudian memiringkan kepalanya lalu duduk di atas paha Rayhan. Melingkarkan tangannya di ceruk leher Rayhan dan memulai lebih dulu ciumannya bersama dengan suaminya itu.Tangan Rayhan mengusap sensual punggung Jani yang sudah telanjang. Membuat perempuan itu menggeliat hangat merasakan sentuhan yang dibuat oleh Rayhan kepadanya.“Eumh ….” Jani mendesah lirih. Ia kemudian melepaskan ciuamannya itu lalu menatap penuh wajah Rayhan dengan mata yang sudah gelap oleh kabut gairah.Rayhan kemudian meraup pucuk merah muda milik perempuan itu dan meremasnya bagian yang menganggur.“Ough

  • Naik Ranjang Kakak Ipar Kejam   Sesuatu yang Dilupakan Jani

    Dua hari kemudian, Rayhan sudah kembali ke Jakarta. Membawakan banyak oleh-oleh untuk anak dan istrinya.Cup!Jani lantas terkejut karena Rayhan datang dengan tiba-tiba lalu mencium pipinya. “Mas Rayhan! Aku pikir siapa tadi, astaga! Bikin aku kaget aja.”Jani memukul pelan lengan suaminya karena kesal dan juga terkejut. Bila ia tengah memegang sesuatu, mungkin benda itu akan melayang ke kepala Rayhan. Beruntung, perempuan itu hanya sedang duduk sembari menonton televisi.Rayhan lantas terkekeh pelan. “Aku pikir kamu lagi tidur. Makanya aku cium biar bangun.”Jani mengerucutkan bibirnya. “Mana ada tidur sambil duduk. Kecuali di dalam kendaraan.”Rayhan kembali terkekeh. Ia kemudian memberikan lima paper bag kepada perempuan itu. “Semua yang aneh-aneh yang belum pernah kamu temui, aku beli.”Jani terperangah kemudian membuka satu persatu paper bag tersebut. “Woah! Banyak b

  • Naik Ranjang Kakak Ipar Kejam   Harusnya sudah Hilang

    Dua tahun kemudian …. Tidak terasa, usia Elvan pun sudah memasuki dua tahun. Sudah pintar bicara meski masih tak jelas bicara apa akan tetapi orang-orang terdekatnya paham apa yang dikatakan oleh anak kecil itu. “Elvan sudah besar, sudah pintar. Berhenti ASI pun sangat pintar ya, Nak.” Anak kecil itu memang sudah disapih sebelum usianya dua tahun. Hanya sampai dua puluh bulan saja, Elvan sudah berhenti menyusui. Jani sangat lega, karean Elvan tidak terlalu rewel saat berhenti menyusui. “Morning,” sapa Rayhan kemudian mencium pipi Jani dan menerbitkan senyumnya. “Pagi. Mau berangkat sekarang, Mas?” tanya Jani kepada suaminya itu. Rayhan melihat jam yang melingkar di tangannya lalu mengangguk. “Hanya dua hari kok. Nggak akan lama. Atau mau ikut aja?” Jani menggelengkan kepalanya. “Nggak deh, Mas. Aku sama Elvan nunggu di rumah aja.” Rayhan harus pergi ke Malang selama dua hari di sana untuk menyelesaikan program yang sudah ia selesaikan dan perlu diinstalasi ulang agar bisa bero

DMCA.com Protection Status