Share

Nafsu Istri Muda
Nafsu Istri Muda
Penulis: Jernita S. Nita

Bab 1

"Jangan memukuli ayahku!!! Aku akan membayar semua kerugian yang dibuat oleh ayahku," ucap seorang wanita cantik yang memiliki rambut panjang berwarna hitam, kulit putih, mata yang biru, hidung yang mancung di salah satu Bar, sambil memeluk ayahnya.

"Kami bisa melepaskan ayah nona ? Jika nona bisa membayar semua tagihan bilnya, jika tidak kami akan membawanya ke kantor polisi," ucap salah satu petugas Bar.

"Beri aku waktu tuan, aku pasti akan membayarnya," sambil memeluk ayahnya yang sudah terbaring tak berdaya karena sudah terlalu banyak mengeluarkan darah dari kening dan bibir akibat pukulan yang bertubi-tubi.

"Baik nona, silakan ikut dengan saya ke ruangan bapak Manager. Nona bisa meminta langsung kepada atasan kami,"

Di ruangan itu begitu banyak orang, tetapi tidak ada yang peduli, hanya satu wanita cantik yang bersedia membantunya.

"Pergilah Ira, temui Bapak Manager, dia pasti mengerti keadaan kamu saat ini, saya akan menemani paman sampai kamu kembali," ucap wanita yang berparas cantik, tinggi, putih, yang memiliki rambut sepunggung itu.

"Terima kasih Vivi. Kamu memang sahabatku yang setia, aku tidak tahu lagi bagaimana cara membalas kebaikan kamu."

"Jangan pikirkan itu, sekarang yang terpenting, selesaikan urusanmu, dan bawa paman pergi dari tempat ini."

"Baik Vi!! Tolong jangan tinggalkan ayahku, aku akan segera kembali!" dia meletakkan kepala ayahnya di pangkuan sahabatnya.

Zeira ( Ira ) dan Vivi sudah bersahabat sejak lama. Sejak mereka duduk di bangku Sekolah Dasar. Vivi dari keluarga yang sederhana, tetapi Zeira dari keluarga yang kaya, namun pada saat SMP perusahaan keluarga Zeira bankrut karena perusahaan yang dibangun ayahnya habis terbakar.

Tok.....tok...tok.....

"Permisi pak." ucap Zeira dengan nada yang takut.

"Masuk." ucap seorang pria tampan yang ada di dalam ruangan Manajer. 

Zeira melangkah masuk ke dalam ruangan dengan baju yang berlumur darah, mata yang sembab dan bengkak, dia hanya berdiri di depan meja yang ada di hadapan pria tampan itu.

"Silakan duduk. Apa kamu putri dari si pengacau itu?" Tanya pria tampan dengan mata yang tajam.

"Aku minta maaf atas kesalahan yang telah diperbuat oleh ayahku," sambil meneteskan air mata dan meremas ujung bajunya yang berwarna putih.

"Maaf tidak akan bisa menyelesaikan masalah nona!! Apa anda tahu berapa bil ayah kamu?" Zeira hanya diam dan menundukkan kepalanya.

"Ayah kamu memiliki bon Rp 236.000.000,-." mendengar angka yang disebutkan pria tampan itu, membuat Zeira menaikkan kepalanya.

"Apa itu tidak salah pak?" Dengan nada yang datar dan wajah yang pucat seperti tidak ada darah.

"Itu total bon ayah kamu."

"Bagaimana bisa sampai sebanyak itu pak?" Ucap zeira dengan rasa tidak percaya.

"Tanyakan langsung kepada ayahmu, dia lebih tahu kenapa totalnya bisa sebanyak itu. Apa kau bisa membayarnya?"

"Maaf pak saya tidak memiliki uang sebanyak itu, tetapi saya pasti akan membayarnya dengan cara mencicil setiap bulan."

"Hahahhahahah" pria tampan itu tertawa dan memenuhi ruangan "Semudah itu kah nona !! Bagaimana dengan nasib kami, jika Nona membayar dengan cara seperti itu ? Bapak Direktur tidak akan memberi kami gaji, apa nona mengerti ? Dan tolong jangan memanggilku Bapak, karena saya bukan bapak kamu. Panggil saya Rian."

"Ba....ba..ik "...... Ucap Zeira dengan terbata-bata." Aku mohon berikanlah aku keringanan," ucap Zeira dengan berlutut di kaki Rian.

"Heiiiiii apa yang kamu lakukan?!" Brian menjauhkan kakinya dari genggaman  Zeira. "Jangan seperti itu saya tidak suka!!"

"Aku mohon Tuan Rian ... bantulah aku! Aku pastih membayarnya!" Dengan nada yang lembut dan berurai air mata.

"Oke, saya akan mencoba membicarakannya dengan bapak Direktur. Kau bisa tinggalkan kartu identitas dan nomor ponsel kamu, supaya saya bisa menghubungi kamu jika aku sudah mendapat jawaban dari Bapak Direktur."

Zeira mengeluarkan selembar kertas yaitu kartu nama. "Ini Tuan, saya sangat berterima kasih kepada Tuan, karena sudah bersedia membantu saya."

"Jangan senang dulu, aku hanya membicarakannya kepada bapak Direktur, bukan untuk membayar utang-utang ayahmu. " jawab pria tampan itu dengan nada kesal.

"Apa pun itu, saya sangat berterima kasih kepada Tuan." 

"Baiklah, kau bisa pergi dan bawa ayah kamu dari tempat ini, dan pastikan dia tidak akan kembali untuk membuat keributan lagi."

" Baik Tuan ..."

Hal yang wajar jika Rian tidak mengizinkan Rizal, ayah Zeira, kembali ke Bar. Itu karena Rizal sudah dua kali membuat masalah. Dia selalu mentraktir teman-temanya, tetapi tidak sanggup untuk membayar tagihannya.

*

*

*

Komen (24)
goodnovel comment avatar
Ningke Endengi
suka ceeitanya.........
goodnovel comment avatar
Dika Dik
curhat dlu
goodnovel comment avatar
Ci Aise Shishi
kyaaaaaaaaaaa
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status