Zeira membaca kertas yang ada di tangannya dengan mata yang berkaca-kaca " ya Tuhan semua ini aku lalukukan hanya demi hidup ayahku". Lalu ia menanda tangani kertas itu dengan tangan yang gemetar dan berurai air mata. Lalu ia menghubungi nomor yang diberikan Rian kepadanya
Tu....tu....tu.... Suara ponsel Zeira. Tidak lama panggilannya terhubung. " Hallo " suara dari dalam ponselnya
" I...i.. iya " ucap Zeira dengan terbata-bata. Lalu ia menelan salivanya dengan kasar lalu kembali berbicara " hallo pak ini saya Zeira, apa saya bisa bertemu dengan bapak ?"
" Ooowww kamu. Ya kita bisa bertemu, kamu datang saja kerumahku "
" Tapi pak ! Aku tidah tahu di mana rumah bapak "
" Hahahahhahh..... Terus kenapa kamu tahu nomor ponselku ? Saya rasa kamu sudah tahu juga di mana rumahku. Cepatlah kemari saya tidak punya banyak waktu. Aku masih ada urusan penting "
" Tapi pak saya benar-benar tidak tahu "
"Hm saya akan mengirim alamatnya."
Ting-nong Sura nada pesan masuk keponsel Zeira, Reyhan Teleh mengirimkan alamat rumahnya melalui pesan kepada Zeira. Sebenarnya Reyhan tidak memiliki kegiatan hari ini, karena hari ini adalah hari Minggu jadi kantor libur, dia hanya tidak suka menunggu terlalu lama.
Setelah Zeira membaca pesan yang masuk ke ponselnya, Zeira memesan ojek online untuk membawanya ke kediaman Reyhan. Butuh waktu 45 menit baru dia sampai di gerbang istana Reyhan. Dia mendekati pos security yang ada di samping gerbang. " Pak apa saya bisa masuk."
" Security membuka sedikit gerbang untuk melihat Zeira lebih jelas " maaf nona, ada yang bisa saya bantu ?"
" Saya ingin bertemu dengan pak Reyhan, apa saya bisa masuk pak ?"
" Tunggu sebentar nona, saya akan menghubungi pengawal yang ada di dalam rumah dulu, untuk bertanya kepada tuan muda."
" Baik pak saya akan menunggu " ucap Zeira, lalu security itu menghubungi seseorang dengan telepon yang ada di dalam posnya.
Tidak lama security itu menutup teleponnya . " Mari Nona saya antar, tuan muda sudah menunggu anda." Zeira mengikuti langkah security itu dari belakang. Dia sangat kagum melihat betapa besarnya rumah Reyhan dan taman yang begitu indah yang dihiasi bunga-bunga, air mancur dan patung burung Elang yang berwarna putih.
Setelah sampai di pintu utama, Zeira merasa takut untuk masuk, namun ada satu pelayan yang menunggunya di pintu " silahkan masuk nona, tuan ada di ruang keluarga. Mari saya antar." Ucap pelayan itu dengan senyum dan hormat. Zeira mengikuti pelayan itu sampai ke ruang keluarga.
Saat dia datang Reyhan sedang memainkan ponselnya dan duduk di atas sofa yang berwarna cream dengan memakai kaus hitam dan celana boxer yang berwarna senada, yang membuat Zeira terpesona dengan postur tubuhnya yang gagah dan kulitnya yang bersih. " Permisih pak " ucap zeira dengan menundukkan kepalanya.
" Silah kan duduk " ucap Reyhan tanpa melihat Zeira
Zeira memberanikan diri untuk berbicara terlebih dahulu, karena dia harus segera membawa uangnya kerumah sakit " saya menerima tawaran bapak " ucap Zeira dengan tiba-tiba.
Reyhan melihat Zeira dan Tersenyum jijik " saya sudah tahu, bahwa kamu akan tertarik dengan tawaran yang saya berikan, tidak mungkin wanita seperti kamu akan menolak uang sebanyak itu "
Kata-kata itu sangat menusuk jantung Zeira, tetapi dia harus menerima hinaan itu demi hidup Rizal. Zeira meletakkan amplop cokelat di atas meja yang ada di hadapan Reyhan " ini pak, saya sudah menanda tanganinya "
Reyhan membuka amplopnya dan Tersenyum " baik kita akan menikah besok "
Sontok membuat Zeira kaget " besok ?" Ucap Zeira dengan nada yang tinggi tanpa ia sadari.
" Iya... Besok ! nanti saya akan mengirimkan alamatnya, apa ada masalah ? "
" Ti...tidak. Tapi pak apa saya bisa meminta sebagian uang dari perjanjian itu hari ini juga ?" Tanpa rasa malu ia langsung meminta uangnya
" Baik tinggalkan saja nomor rekening kamu, nanti saya transfer, berapa yang kamu inginkan ?"
" Aku hanya ingin 300 juta saja pak " dia tidak berani melihat Reyhan, sesungguhnya dia sangat malu, tetapi dia tidak punya pilihan lagi.
"Hm... Apa masih ada yang lain ?"
" Tidak pak "
"Oke, kamu bisa pergi ". Saat Zeira akan pergi * menikah saja belum ! Tetapi dia sudah tidak sabar lagi dengan bayarannya* ucap Reyhan dengan nada yang cukup lembut namun bisa di dengar oleh telinga Zeira. Tetapi zeira tidak peduli.
*
*
*
*
*
Setelah meninggalkan kediaman Reyhan, Zeira langsung kerumah sakit, untuk mengurus administrasi operasi Rizal, dia membayar semua tagihan operasi ayahnya dengan menggunakan kartu ATM nya. Sebab saat di perjalanan menuju rumah sakit, Reyhan sudah mentransfer uang yang ia minta. Tidak lama ia menunggu di depan ruangan operasi, tiba-tiba dokter keluar dari dalam, dengan sigap ia mendekati dokter itu " bagaimana keadaan ayah Dokter ?" " Alhamdulillah, operasinya berhasil " ucap dokter paruh baya itu dengan senyum lebar di bibirnya. " Terima kasih Dokter, apa saya bisa menemui ayahku ?" " Untuk saat ini belum bisa, sebab pasien belum sadarkan diri, setelah dipindahkan keruang inap, baru kamu bisa menemuinya." " Baik dokter, dia hanya pasrah demi kebaikan ayahnya. Tiba-tiba ponselnya berdering, Vivi telah menghubunginya " hallo Vi " " Kamu di mana Ra ?
Royhard adalah kekasih Zeira sewaktu mereka duduk di bangku Sekolah Menegah Atas, namun setelah lulus Royhard kembali ke Prancis untuk melanjutkan kuliah di salah satu universitas termana di Prancis. Namun sampai saat ini Roy tidak pernah kembali ke Indonesia, mereka hanya berkomunikasi melalui telepon selama 2 tahun ini. ****** Reyhan yang sedang dalam perjalanan menuju kantor agama, ia juga merasakan hal yang sama. Dia tidak merasa bahagia, sebab dia tidak menginginkan pernikahan ini. Dia melakukan ini hanya karena untuk mendapatkan warisan orangtuanya. Dia tidak ingin jika adik tirinya yang akan mendapatkan warisan terlebih dahulu. Sebab orang tuanya sudah membuat perjanjian, * bagi siapa yang akan menikah terlebih dahulu dan memiliki anak ! Dia akan mendapatkan 60% saham perusahaan.* Tidak lama Reyhan telah tiba di kantor agama, dengan memakai sepatu kulit berwarna hitam, jas hitam, dengan celana yang berwarna senada yang membuat ke t
Saat dia terbangun dari tidurnya waktu telah menunjukkan pukul 6 sore. " Hah bagaimana aku bisa tidur selama ini ?". Dia berjalan menuju kamar mandi, untuk membersihkan tubuhnya. Di kamar mandi telah tersedia semua kebutuhan mandinya bahkan sampai lulur mandi Teleh disediakan. Saat dia keluar dari kamar mandi, Reyhan sudah duduk di atas sofa yang ada di dalam kamarnya dengan hanya memakai kaus putih polos dan celana boxer hitam. Zeira merasa malu karena handuk yang ia pakai hanya menutupi dari dada sampai setengah dari pahanya. Lalu ia ingin kembali masuk kedalam kamar mandi, namun langkah kakinya terhenti saat mendengar suara Reyhan " apa kamu belum selesai mandi ?" " Sudah Tuan, tetapi tidak sopan jika aku keluar hanya memakai handuk di hadapan tuan " Reyhan mendekatinya dan berbisik tepat di telinga Zeira " nanti juga kamu akan melepaskan handukmu, apa kamu lupa kalau kita akan melakukanya malam ini ?" Lal
Tidak lama Reyhan pergi, Zeira menjulurkan kepalanya dari dalam kamar mandi, setelah melihah Reyhan tidak ada lagi, baru ia keluar. Lalu dia bersiap untuk berangkat bekerja, saat ia ingin merapikan tempat tidurnya, matanya melihat noda darah di atas seprai. Hal ini membuat dia menjadi sedih, dia menjatuhkan bokongnya di atas lantai marmer dengan kasar. " Aku tidak suci lagi, Roy tidak akan menerimaku lagi ". Dia menyapu air matanya dengan jari rampingnya. Setelah dia merapikan dan mengganti seprainya, baru ia turun kelantai bawah. " Nyonya makan malam sudah siap " ucap pelayan siti. " Maaf Bibi, saya tidak sempat lagi untuk makan, Taxi sudah menunggu di luar " " Tapi nyonya ..." Siti belum selesai berbicara, namun Zeira sudah menghilang dari balik pintuh. Pengawal diluar menyapa Zeira. " Nyonya mau kemana, biar saya antar ?" " Tidak usah pak, saya naik Taxi saja, saya s
" ini tidak akan terjadi jika ayah tidak membuat kesalahan." " Jangan bicara seperti itu ayah, jangan membuat aku jadi sedih." Ucap Zeira sambil merangkul Rizal. " Tetapi jika kamu ada waktu, datanglah bertemu dengan ayah." " Iya ayah, aku pasti akan datang, jika ada apa-apa hubungi aku." Lalu Zeira pergi dengan terburu-buru karena dia takut Reyhan akan marah. Di perjalanan Zeira tidak berhenti menagis karena merasa sedih meninggalkan Rizal sendirian di rumah sakit hanya ditemani perawat. Tidak lama Taxi yang ia tumpangi telah tiba di depan gerbang istana Reyhan tepat pukul 6 pagi. Dia merasa takut Reyhan akan marah kepadanya. Dia dengan pelan masuk ke dalam rumah dan menaiki anak tangga satu demi satu, saat dia akan melewati pintu kamar Reyhan ! Tiba-tiba Reyhan membuka pintu dan berdiri di depan pintu dengan menyilangkan kedua tangan di dada bidangnya. " Kamu da
Setelah 45 menit Reyhan pun tiba di kantor, seperti biasanya dia selalu di sambut dengan senyuman hangat dari seorang wanita cantik yaitu sekretarisnya. "Selamat pagi pak" ucap Chintya dengan nada yang manja dan senyum yang manis di bibirnya. Namun sayang Reyhan tidak pernah tertarik dengan Chintya, dia selalu bersikap tidak acuh. Reyhan berjalan melewati Chintya dan masuk ke dalam ruangan khusus CEO. ............... Setelah satu hari penuh di kantor dengan aktifitas yang cukup melelahkan, akhirnya waktu menunjukkan pukul 5 sore dan saatnya untuk pulang kantor. Tiba-tiba Chintya datang menghampirinya saat Reyhan akan masuk kedalam mobil. " Maaf pak, apa saya bisa menumpang di mobil Bapak ? mobil saya tiba-tiba mati." "Saya masih ada urusan yang penting, dan arah kita juga berbeda, jadi saya rasa kamu lebih baik naik Taxi." Chintya hanya menganggukkan kepalanya, dia sudah terbiasa dengan sikap Reyhan yang selalu menolaknya
Setelah sambungan teleponnya terputus, Reyhan tidak nafsu lagi untuk melanjutkan sarapanya, dia hanya meminum air mineral yang ada di atas meja, lalu kembali masuk ke dalam kamarnya. Di dalam kamar dia merasa tidak tenang, karena ayahnya akan datang. Dia takut jika Richard akan tahu kalau dia hanya menikah kontrak dengan Zeira. Setelah 30 menit dia berpikir akhirnya dia menghubungi Bara untuk datang ke kamarnya. Tidak lama Bara pun tiba di kamar Reyhan. "Ada apa Tuan ? Apa ada masalah ?" "Bukan hanya masalah, tetapi ini masalah besar, Daddy hari ini datang dari Prancis, dia tahu kalau aku sudah menikah. Apa kamu yang memberi tahu Daddy ?" "Tidak Tuan, saya tidak pernah menghubungi Tuan Besar." "Baik lah. Suru wanita itu kesini" "Maksudnya Nyonya Tuan ?" "Hm" jawaban singkat dari bibir Reyhan. Dia sudah 2 bulan menikahi Zeira tetapi dia tidak pernah menyebut nama Zeira. Setelah
Saat Zeira masuk ke dalam ruang tamu, dia melihat Reyhan duduk di atas sofa sedang menekan-nekan keningnya dengan jari-jarinya dan menutup kedua matanya. "Tuan ini teh nya" ucap Zeira dengan nada yang cukup lembut dan meletakkannya di atas meja. Reyhan melihatnya dan mengerutkan keningnya. "Kenapa kamu menjadi pelayan?" "Seorang istri harus melayani suaminya" kata-kata itu tiba-tiba keluar dari mulut Zeira tanpa ia sadari. Reyhan tersenyum angkuh."Jangan bermimpi, kita hanya menikah kontrak, bukan menjadi suami istri sungguhan, aku hanya ingin anak, bukan pelayan." "Sebelum kontrak kita berakhir, itu artinya saya istrimu Tuan Reyhan, bahkan kita sudah terdaftar di negara sebagai pasangan suami istri yang sah." "Hmmm, lakukan saja apa yang kamu inginkan. Aku hanya tidak ingin jika kamu berharap terlalu jauh." Zeira merasa menyesal dengan apa yang ia katakan kepada Reyhan. Dia merasa malu, saat