Saat dia terbangun dari tidurnya waktu telah menunjukkan pukul 6 sore. " Hah bagaimana aku bisa tidur selama ini ?". Dia berjalan menuju kamar mandi, untuk membersihkan tubuhnya. Di kamar mandi telah tersedia semua kebutuhan mandinya bahkan sampai lulur mandi Teleh disediakan.
Saat dia keluar dari kamar mandi, Reyhan sudah duduk di atas sofa yang ada di dalam kamarnya dengan hanya memakai kaus putih polos dan celana boxer hitam. Zeira merasa malu karena handuk yang ia pakai hanya menutupi dari dada sampai setengah dari pahanya. Lalu ia ingin kembali masuk kedalam kamar mandi, namun langkah kakinya terhenti saat mendengar suara Reyhan " apa kamu belum selesai mandi ?"
" Sudah Tuan, tetapi tidak sopan jika aku keluar hanya memakai handuk di hadapan tuan "
Reyhan mendekatinya dan berbisik tepat di telinga Zeira " nanti juga kamu akan melepaskan handukmu, apa kamu lupa kalau kita akan melakukanya malam ini ?" Lal
Tidak lama Reyhan pergi, Zeira menjulurkan kepalanya dari dalam kamar mandi, setelah melihah Reyhan tidak ada lagi, baru ia keluar. Lalu dia bersiap untuk berangkat bekerja, saat ia ingin merapikan tempat tidurnya, matanya melihat noda darah di atas seprai. Hal ini membuat dia menjadi sedih, dia menjatuhkan bokongnya di atas lantai marmer dengan kasar. " Aku tidak suci lagi, Roy tidak akan menerimaku lagi ". Dia menyapu air matanya dengan jari rampingnya. Setelah dia merapikan dan mengganti seprainya, baru ia turun kelantai bawah. " Nyonya makan malam sudah siap " ucap pelayan siti. " Maaf Bibi, saya tidak sempat lagi untuk makan, Taxi sudah menunggu di luar " " Tapi nyonya ..." Siti belum selesai berbicara, namun Zeira sudah menghilang dari balik pintuh. Pengawal diluar menyapa Zeira. " Nyonya mau kemana, biar saya antar ?" " Tidak usah pak, saya naik Taxi saja, saya s
" ini tidak akan terjadi jika ayah tidak membuat kesalahan." " Jangan bicara seperti itu ayah, jangan membuat aku jadi sedih." Ucap Zeira sambil merangkul Rizal. " Tetapi jika kamu ada waktu, datanglah bertemu dengan ayah." " Iya ayah, aku pasti akan datang, jika ada apa-apa hubungi aku." Lalu Zeira pergi dengan terburu-buru karena dia takut Reyhan akan marah. Di perjalanan Zeira tidak berhenti menagis karena merasa sedih meninggalkan Rizal sendirian di rumah sakit hanya ditemani perawat. Tidak lama Taxi yang ia tumpangi telah tiba di depan gerbang istana Reyhan tepat pukul 6 pagi. Dia merasa takut Reyhan akan marah kepadanya. Dia dengan pelan masuk ke dalam rumah dan menaiki anak tangga satu demi satu, saat dia akan melewati pintu kamar Reyhan ! Tiba-tiba Reyhan membuka pintu dan berdiri di depan pintu dengan menyilangkan kedua tangan di dada bidangnya. " Kamu da
Setelah 45 menit Reyhan pun tiba di kantor, seperti biasanya dia selalu di sambut dengan senyuman hangat dari seorang wanita cantik yaitu sekretarisnya. "Selamat pagi pak" ucap Chintya dengan nada yang manja dan senyum yang manis di bibirnya. Namun sayang Reyhan tidak pernah tertarik dengan Chintya, dia selalu bersikap tidak acuh. Reyhan berjalan melewati Chintya dan masuk ke dalam ruangan khusus CEO. ............... Setelah satu hari penuh di kantor dengan aktifitas yang cukup melelahkan, akhirnya waktu menunjukkan pukul 5 sore dan saatnya untuk pulang kantor. Tiba-tiba Chintya datang menghampirinya saat Reyhan akan masuk kedalam mobil. " Maaf pak, apa saya bisa menumpang di mobil Bapak ? mobil saya tiba-tiba mati." "Saya masih ada urusan yang penting, dan arah kita juga berbeda, jadi saya rasa kamu lebih baik naik Taxi." Chintya hanya menganggukkan kepalanya, dia sudah terbiasa dengan sikap Reyhan yang selalu menolaknya
Setelah sambungan teleponnya terputus, Reyhan tidak nafsu lagi untuk melanjutkan sarapanya, dia hanya meminum air mineral yang ada di atas meja, lalu kembali masuk ke dalam kamarnya. Di dalam kamar dia merasa tidak tenang, karena ayahnya akan datang. Dia takut jika Richard akan tahu kalau dia hanya menikah kontrak dengan Zeira. Setelah 30 menit dia berpikir akhirnya dia menghubungi Bara untuk datang ke kamarnya. Tidak lama Bara pun tiba di kamar Reyhan. "Ada apa Tuan ? Apa ada masalah ?" "Bukan hanya masalah, tetapi ini masalah besar, Daddy hari ini datang dari Prancis, dia tahu kalau aku sudah menikah. Apa kamu yang memberi tahu Daddy ?" "Tidak Tuan, saya tidak pernah menghubungi Tuan Besar." "Baik lah. Suru wanita itu kesini" "Maksudnya Nyonya Tuan ?" "Hm" jawaban singkat dari bibir Reyhan. Dia sudah 2 bulan menikahi Zeira tetapi dia tidak pernah menyebut nama Zeira. Setelah
Saat Zeira masuk ke dalam ruang tamu, dia melihat Reyhan duduk di atas sofa sedang menekan-nekan keningnya dengan jari-jarinya dan menutup kedua matanya. "Tuan ini teh nya" ucap Zeira dengan nada yang cukup lembut dan meletakkannya di atas meja. Reyhan melihatnya dan mengerutkan keningnya. "Kenapa kamu menjadi pelayan?" "Seorang istri harus melayani suaminya" kata-kata itu tiba-tiba keluar dari mulut Zeira tanpa ia sadari. Reyhan tersenyum angkuh."Jangan bermimpi, kita hanya menikah kontrak, bukan menjadi suami istri sungguhan, aku hanya ingin anak, bukan pelayan." "Sebelum kontrak kita berakhir, itu artinya saya istrimu Tuan Reyhan, bahkan kita sudah terdaftar di negara sebagai pasangan suami istri yang sah." "Hmmm, lakukan saja apa yang kamu inginkan. Aku hanya tidak ingin jika kamu berharap terlalu jauh." Zeira merasa menyesal dengan apa yang ia katakan kepada Reyhan. Dia merasa malu, saat
"Tentu saja putriku" Tanpa membuang waktu, Zeira langsung melangkah menuju dapur dan mengambil semua bahan yang ia butuhkan dari dalam lemari Es. Setelah 55 menit akhirnya Zeira telah menyelesaikan 3 masakan lezat, lalu menghidangnya di atas meja dan dibantu sang pelayan. Sementara Rizal yang duduk di atas sofa yang ada di ruang tamu, bisa mencium aroma masakan Zeira datang dari arah dapur, yang membuat perutnya menjadi keroncongan."Ayah pasti sudah lapar?" Ucap Zeira saat mendekati Rizal yang duduk di atas sofa. Rizal tersenyum bahagia mendengar ucapan putri semata wayangnya."Mencium aromanya saja sudah membuat perut ayah semakin lapar" Lalu Rizal melangkah menuju meja makan dengan Zeira, setelah tiba di meja makan Rizal sudah tidak tahan lagi untuk menyantap kepiting saus pedas kesukaannya."wao ini semua menu favoritku, kepiting saus pedas, capcay goreng, dan tempe mendoan. Ayah sudah tidak sabar lagi ingin menyantap kepiting saus pedasnya, sudah lam
Seperti yang Vivi harapkan, wajah Zeira berubah menjadi merah merona. " Dia bukan mertuaku, aku dan pak Reyhan hanya menikah kontrak, tidak ada rasa cinta diantar kami. Jika tidak karena utang ayah ? Aku tidak akan pernah menikah dengannya. Aku sangat mencintai Royhard" ucap Zeira dengan mata yang berkaca-kaca. Vivi merasa bersalah."maaf Ra...aku hanya ingin menggodamu, aku tidak bermaksud untuk membuat kamu bersedih" sambil merangkul punggung Zeira dengan erat. Saat Vivi melepaskan pelukannya dia melihat Bara sedang berbicara dengan Rian. "Ra, kamu datang dengan siapa?" "Saya kemari hanya sendiri, ada apa Vi?" Ucap Zeira dengan bingung saat melihat wajah Vivi berubah menjadi tegang. "Tidak apa-apa, tetapi kalau aku tidak salah, pria itu kan sopir pak Reyhan" ucap Vivi sambil mengarahkan satu jari rampingnya kearah Bara dan Rian. Zeira mengalihkan tatapannya kearah jari Vivi. "Ya itu
Zeira berusaha menolak Reyhan, namun dia tidak sanggup. Saat Reyhan sedang menikmati bibir tipis Zeira, tiba-tiba ponselnya yang terletak di atas meja kecil yang berada di samping tempat tidur berbunyi. Sontak membuat gairah Reyhan menghilang, dia menghentikan aksinya dan berdiri dari tubuh mungil Zeira. Saat dia melihat layar ponselnya nama yang muncul * Daddy * "Hallo Daddy. Apa Daddy sudah tiba di bandara ?" Ucap Rian saat menerima telepon dari Richard sambil berjalan menuju balkon kamarnya. "Ya Daddy baru tiba di bandara, tetapi aku akan ke apartemen dulu untuk mengantar adikmu Royhard" "Oke Daddy" lalu ia memutuskan sambungan teleponnya. Saat ia masuk kedalam kamar, dia melihat Zeira sudah berpakaian rapih. "Apa aku menyuruhmu untuk berpakaian ?" Ucap Reyhan dengan tiba-tiba sambil menarik pinggang ramping Zeira. "Ti...ti...tidak tuan, saya berpikir....." Dia belum selesai berbicar