Setelah sampai di depan pintu ruangan Direktur, Zeira merasakan sesak di dalam dadanya. Dia merasa takut untuk berhadapan dengan seorang bos besar.
Rian membuka pintu dan mempersilakan Zeira untuk masuk. " Silahkan masuk nona". Nada itu terdengar seperti mencibir di telinga Zeira.
Dengan rasa takut namun dia memberanikan diri untuk berjalan memasuki ruangan itu, dan dia tidak berani untuk melihat kearah depan, Zeira hanya menundukkan kepala dan berjalan.
" Permisi bos !! Ini dia anak dari sipengacau itu. Ucap Rian dengan sopan.
"Hmm" jawaban singkat dari bibir manis seorang pria yang memiliki wajah tampan, tinggi, putih, memiliki mata abu-abu cerah. " Baik kamu bisa pergi "
Saat Rian pergi meninggalkan ruangan itu ? Jantung Zeira berdegup kencang, karena hanya mereka berdua yang ada di dalam ruangan itu.
"Hmmmmm..... Bagaimana nona ? Apa kamu sudah membawa uangnya ?" Tanya pria tampan dengan tiba-tiba.
" Maaf pak, saat ini saya tidak memiliki uang, saya akan membayarnya dengan cara mencicil setiap bulan " sambil meremas jari-jari lentiknya.
Mendengar ucapan Zeira, pria tampan itu langsung berhenti menekan keyboard leptopnya " berapa yang akan kamu berikan setiap bulanya ?"
" Saya hanya bisa memberikan satu juta setiap bulan Pak " dengan nada yang memohon.
" Haaaaaaa satu juta ? Apa kamu saat ini sedang bercanda ?" pria tampan itu sudah mulai terpancing emosi. Namun Zeira tidak berani menjawab, dia hanya diam dan tertunduk melihat kedua kakinya.
" Saya akan berikan kamu waktu tiga bulan "
" Hahhhhh, Zeira menaikkan kepalanya, dia begitu syok saat mendengar kata tiga bulan " Bagaimana aku bisa membayar selama tiga bulan ini pak ? Gajiku saja hanya tiga juta setiap bulan, aku mohon Pak, berikanlah aku waktu yang lebih dari itu"
" Apa urusan gaji kamu dengan saya ? Kau masih beruntung aku memberikan waktu 3 bulan, bagaimana jika aku memintahnya hari ini juga ?"
" Aku mohon Pak ? Saya tidak akan bisa membayarnya selama tiga bulan ini, atau bagaiman jika saya bekerja setiap malam di Bar ini untuk membayar utang ayahku ". Dia tidak memilikih pilihan lagi, selain ia akan bekerja siang dan malam demi membayar utang Rizal
Pria tampan yang sedari tadi hanya melihat layar leptopnya, saat ini sedang melihat Zeira " wah anak ini ternyata cantik " ucap didalam hatinya " baik..... Mulai malam ini kamu sudah bisa bekerja, tetapi ingat ! Kamu tidak aka menerimah upah satu persen pun."
" Baik Pak, terima kasih " dengan nada yang ceriah namun kedua bola matanya meneteskan air bening yang hangat di pipinya yang mulus.
" Sebelum kamu pergi, temui Rian terlebih dahulu, dia akan menjelaskan cara bekerja di Bar ini "
" Baik Pak " Zeira melangkah kearah pintu dan berlalu menghilang di balik pintu, namun saat dia akan keluar, pria tampan itu memperhatikan langkah dan tubuhnya dari belakang " Dia sungguh wanita yang sempurna, tubuhnya yang mungil, rambut hitam yang panjang, kulit yang putih, matanya yang biru, dan bibirnya yang tipis " ucap pria tampan itu kepada dirinya sendiri
Lalu dia mengeluarkan ponsel pintarnya dari saku celananya, dan menghubungi seseorang * tu.....tu...tu...* Nada dalam ponselnya. Tidak lama panggilan tersambung
" Hallo Pak, ada yang bisa saya bantu ?"
" Hmmm... Wanita itu akan bekerja mulai malam ini, berikan dia pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya" Pria tampan itu merasa kalau Zeira tidak memiliki tenaga. Hanya karena mengagumi kecantikan Zeira, ia memberikan izin
" Baik Pak, saya akan memberikanya pekerjaan yang ringan, yaitu di bagian kasir " ucap Rian
" Hmmm...." Balasnya dengan singkat.
*******
Namun Rian merasa aneh dengan sikap bosnya pada saat ini " mengapa bos begitu peduli dengan anak sipengacau itu ? Bukankah Pak bos selama ini tidak peduli dengan orang lain ?" Ucap dalam hatinya.
Rian hanya menaikkan kedua alisnya, saat dia berdiri tiba-tiba Zeira muncul di hadapan pintu sontak membuat Rian kaget setengah mati " apa kamu tidak bisa mengetuk pintuh terlebih dahulu sebelum memasuki ruangan orang lain ?"
" Maaf Bapak Rian " ucap Zeira dengan senyum yang manis di bibirnya.
Senyum manis itu mampu membuat Rian terpesona " senyumnya sungguh menggoda " ucap dalam hati Rian, dan dia tidak sadar bahwa Zeira sudah tepat di hadapannya, saat Zeira memanggil namanya baru lah dia tersadar dari pikiran kotornya.
*
*
*
*
" Rian.... Apa yang kamu lihat ke pintu ? Di sana tidak ada siapa-siapa !" " Ha......a....a... " Jawab Rian Terbata-bata " " Dasar aneh " ucap dalam hati zeira." Tuan Rian saya kesini......." Dia belum selesai berbicara, tetapi Rian sudah menjawabnya. " Ya saya tahu, kamu masuk bekerja mulai jam 8 malam sampai jam 4 pagi, tugasmu di bagian kasir, Vivi akan mengajari kamu " " Baik tuan Rian " ucap Zeira dengan senyum " Waktu itu kamu memanggil saya Bapak, sekarang Tuan. Apa tidak ada panggilan yang lain ? Tetapi sekarang kamu sudah bekerja di sini jadi kamu sudah bisa memanggil saya Bapak. " " Baik bapak Rian "* waktu itu dia marah dipanggil Bapak sekarang malah meminta dipanggil bapak, benar-benar aneh *. Ucap dalam hati zeira, tetapi dia tetap menunjukkan senyum di bibirnya kepada Rian. " Kamu bisa pergi. Ingat jam 8 jangan sampai ter
Ini hari pertama Ia bekerja, hal yang wajar jika dia merasah tidak nyaman, karena seumur hidupnya, ia tidak pernah masuk ke dalam Bar kecuali untuk menjemput Rizal. Tiba-tiba Rian datang dari belakang yang membuat Zeira kaget "hei anak baru, bapak Direktur memanggilmu " ucap Rian dengan nada yang tidak jelas, karena tertelan kuatnya suara musik di ruangan itu. " Ada apa ? saya tidak bisa mendengar kata-kata bapak " Rian menarik tangan Zeira dan berbisik tepat di telinganya, " bapak Reyhan memanggilmu " ucap Rian dengan nada yang tinggi hingga membuat telinga Zeira ber dengung. " Baik....baik....baik..." Ucap Zeira sambil menekan telinganya dengan jarinya yang lentik. " Vi saya pergi dulu bapak Reyhan memanggilku, tetapi saya tidak tahu di mana ruangannya ?" Sontok membuat Vivi kaget saat Zeira menyebut nama itu, sebab Reyhan adal
Huuummm Zeira menghela napasnya dengan kasar " dia pikir aku wanita murahan ?" Ucap Zeira dan berjalan keluar meninggalkan ruangan itu, namun ia tetap membawa amplop dan memasukkannya ke dalam saku celana jeansnya dan kembali bekerja. " Bagaimana Ra ? Apa yang dikatakan Bapak Reyhan kepadamu ?" Ucap Vivi dengan penasaran " Tidak ada apa-apa, pak Reyhan hanya membicarakan tentang utang ayah " Dia berbohong karena dia merasa keinginan Reyhan itu adalah suatu hinaan bagi dirinya. " Iya kan....! Benar apa yang aku katakan tadi kepada kamu, dia tidak akan datang kesini jika bukan karena hal yang penting. " Zeira hanya tersenyum dengan ucapan sahabatnya itu, tetapi di dalam hatinya dia merasa bersalah karena sudah berbohong. "Oooohhh iya, apa kamu tahu besok hari apa ?" Tanya Vivi kepada Zeira, dengan senyum yang genit " Tentu saya tahu beso
Saat keluar dari pintuh swalayan, tiba-tiba ponsel zeira berbunyi, dia melihat kelayar ponselnya, nama yang muncul AYAH " Ada apa dengan ayah, dia tidak biasanya menghubungiku " tanya dalam hatinya, lalu ia menggeser tombol hijau yang ada di layar ponselnya. " Iya ayah, ada apa ?" " Zeira tolong ayah......." Hanya kata-kata itu yang sempat ia dengar dari dalam ponselnya " Ayah....hallo.....hallo....ada apa ayah" Zeira langsung memesan ojek online dari ponselnya, setelah dia memutuskan sambungan teleponnya. Tidak lama ojek yang ia pesan telah tiba, dengan rasa cemas sampai dia tidak sadar kalau sepatu yang ia pakai terlepas sebelah dari kakinya " ayo pak... Buruan pak " Tidak lama dia pun sampai di depan rumahnya, dengan terburu-buru dia berlari dengan cepat masuk ke dalam, saat membuka pintu dia melihat Rizal sudah terletak tidak berdaya di atas lantai keramik yang berwarna putih itu. " Ayah apa yang terjadi
Zeira membaca kertas yang ada di tangannya dengan mata yang berkaca-kaca " ya Tuhan semua ini aku lalukukan hanya demi hidup ayahku". Lalu ia menanda tangani kertas itu dengan tangan yang gemetar dan berurai air mata. Lalu ia menghubungi nomor yang diberikan Rian kepadanya Tu....tu....tu.... Suara ponsel Zeira. Tidak lama panggilannya terhubung. " Hallo " suara dari dalam ponselnya " I...i.. iya " ucap Zeira dengan terbata-bata. Lalu ia menelan salivanya dengan kasar lalu kembali berbicara " hallo pak ini saya Zeira, apa saya bisa bertemu dengan bapak ?" " Ooowww kamu. Ya kita bisa bertemu, kamu datang saja kerumahku " " Tapi pak ! Aku tidah tahu di mana rumah bapak " " Hahahahhahh..... Terus kenapa kamu tahu nomor ponselku ? Saya rasa kamu sudah tahu juga di mana rumahku. Cepatlah kemari saya tidak punya banyak waktu. Aku masih ada urusan penting "
Setelah meninggalkan kediaman Reyhan, Zeira langsung kerumah sakit, untuk mengurus administrasi operasi Rizal, dia membayar semua tagihan operasi ayahnya dengan menggunakan kartu ATM nya. Sebab saat di perjalanan menuju rumah sakit, Reyhan sudah mentransfer uang yang ia minta. Tidak lama ia menunggu di depan ruangan operasi, tiba-tiba dokter keluar dari dalam, dengan sigap ia mendekati dokter itu " bagaimana keadaan ayah Dokter ?" " Alhamdulillah, operasinya berhasil " ucap dokter paruh baya itu dengan senyum lebar di bibirnya. " Terima kasih Dokter, apa saya bisa menemui ayahku ?" " Untuk saat ini belum bisa, sebab pasien belum sadarkan diri, setelah dipindahkan keruang inap, baru kamu bisa menemuinya." " Baik dokter, dia hanya pasrah demi kebaikan ayahnya. Tiba-tiba ponselnya berdering, Vivi telah menghubunginya " hallo Vi " " Kamu di mana Ra ?
Royhard adalah kekasih Zeira sewaktu mereka duduk di bangku Sekolah Menegah Atas, namun setelah lulus Royhard kembali ke Prancis untuk melanjutkan kuliah di salah satu universitas termana di Prancis. Namun sampai saat ini Roy tidak pernah kembali ke Indonesia, mereka hanya berkomunikasi melalui telepon selama 2 tahun ini. ****** Reyhan yang sedang dalam perjalanan menuju kantor agama, ia juga merasakan hal yang sama. Dia tidak merasa bahagia, sebab dia tidak menginginkan pernikahan ini. Dia melakukan ini hanya karena untuk mendapatkan warisan orangtuanya. Dia tidak ingin jika adik tirinya yang akan mendapatkan warisan terlebih dahulu. Sebab orang tuanya sudah membuat perjanjian, * bagi siapa yang akan menikah terlebih dahulu dan memiliki anak ! Dia akan mendapatkan 60% saham perusahaan.* Tidak lama Reyhan telah tiba di kantor agama, dengan memakai sepatu kulit berwarna hitam, jas hitam, dengan celana yang berwarna senada yang membuat ke t
Saat dia terbangun dari tidurnya waktu telah menunjukkan pukul 6 sore. " Hah bagaimana aku bisa tidur selama ini ?". Dia berjalan menuju kamar mandi, untuk membersihkan tubuhnya. Di kamar mandi telah tersedia semua kebutuhan mandinya bahkan sampai lulur mandi Teleh disediakan. Saat dia keluar dari kamar mandi, Reyhan sudah duduk di atas sofa yang ada di dalam kamarnya dengan hanya memakai kaus putih polos dan celana boxer hitam. Zeira merasa malu karena handuk yang ia pakai hanya menutupi dari dada sampai setengah dari pahanya. Lalu ia ingin kembali masuk kedalam kamar mandi, namun langkah kakinya terhenti saat mendengar suara Reyhan " apa kamu belum selesai mandi ?" " Sudah Tuan, tetapi tidak sopan jika aku keluar hanya memakai handuk di hadapan tuan " Reyhan mendekatinya dan berbisik tepat di telinga Zeira " nanti juga kamu akan melepaskan handukmu, apa kamu lupa kalau kita akan melakukanya malam ini ?" Lal