Share

Bab 3

Kring.....kring.....kring.....suara nyaring membangunkan Zeira dari mimpi indanya, setiap hari Zeira selalu memasang alaram di ponselnya, supaya dirinya tidak terlambat bangun untuk berangkat bekerja.

Mendengar nada itu, dia langsung membuka kedua bola mata birunya dan bergegas kekamar mandi untuk membersihkan tubuhnya dan mulai menyiapkan sarapan untuk dirinya dan Rizal. 

Setelah selesai menyiapkan sarapan, dia menuju kamar rizal, namun saat membuka pintu, dia melihat ayahnya sedang tidur, dia mengurungkan niatnya untuk membangunkan rizal, lalu ia kembali kemeja makan untuk sarapan.

Setelah selesai sarapan dia bersiap untuk berangkat bekerja, dia hanya meninggalkan satu lembar kertas diatas meja.

* Ayah aku berangkat bekerja, ayah jangan lupa makan dan minum obat dan jangan keluar dari rumah sebelum aku pulang bekerja *

Setelah sampai di Swalayan tempat ia bekerja, dia tidak memiliki semangat karena yang ada didalam otaknya saat ini hanyalah bagaimana cara untuk mendapatkan uang." Oh Tuhan apa yang harus aku lakukan " ucap dalam mulut manisnya

Tidak lama kemudian ponsel yang ada di saku celananya bergetar, sontak membuat dirinya kaget, namun dia enggan untuk menerima telepon di saat jam bekerja. Karena peraturan ditempat ia bekerja ! Tidak bisa menggunakan ponsel di saat jam kerja, mereka hanya bisa memainkan ponsel di saat jam istirahat.

Namun perasaannya tidak bisa tenang, karena dari tadi ponselnya terus saja bergetar, dia merasa pasti ayahnya yang menghubunginya, dia takut akan terjadi sesuatu kepada Rizal, akhirnya dia meminta Rara menjadi kasir untuk sementara " Ra bantu aku, saya mau ketoilet "

" Ok teman " ucap Rara 

Zeira dengan buru-buru menuju kamar mandi yang ada disudut sebelah kanan, namun saat sampai di toilet ponselnya sudah tidak bergetar lagi " haaaaa ini nomor baru, nomor siapa yah ?"

Dia hanya mengirimkan pesan singkat karena dia tidak memiliki pulsa untuk menghubungi nomor itu * maaf ini siapa * dia baru saja mengirim pesan namun nomor baru itu tiba-tiba menghubunginya 

" Hallo.... Ini siapa " ucap Zeira dengan nada yang rendah supaya tidak ada yang mendengarnya  

" Apa kamu ingin kabur dari utang ayahmu " suara dingin dari dalam ponselnya. Dia langsung paham bahwa yang menghubunginya saat ini adalah manajer Bar.

" Maaf tuan Rian, tadi saya sedang bekerja oleh karena itu saya tida menerima panggilan Tuan "

" Bagus kalau begitu, Bapak Direktur ingin bertemu dengan kamu, cepatlah kemari karena Bapak Direktur tidak suka menunggu lama "

" Maaf Tua saya sekarang sedang bekerja, apa bisa setelah pulang bekerja saya langsung kesana ?"

" Kamu pikir kamu itu siapa ? Sampai seorang Direktur harus menunggumu sampai sore, tidak ada alasan 20 menit kamu tidak sampai, masalah ini akan dibawa kejalur hukum " tu.....tu....tu.... Sambungan teleponnya telah terputus, tanpa Zeira sempat menjawab.

Zeira langsung menuju keruangan supervisor. Tok.....tok ....tok....

" Masuk " suara supervisor dari dalam 

" Maaf mengganggu ibu "

" Tidak apa-apa masuklah, apa ada yang ingin kau bicarakan Zeira ?"

Zeira sebenarnya tidak enak hati untuk meminta izin, tetapi keadan yang harus memaksanya " maaf ibu apa hari ini aku bisa pulang lebih awal, adahal yang penting yang harus aku selesaikan "

" Zeira dalan satu bulan ini kamu sudah seringkali pulang lebih awal, saya jadi tidak enak dengan teman-teman kamu yang lain ". Memang benar dalam satu bulan ini dia sudah beberapakali pulang lebih awal karena Rizal membuat masalah.

" Aku mohon kali ini ibu, ini sangat penting, saya akan lembur satu Minggu kedepan untuk menggantinya " bujuknya denga nada yang memohon.

" Baik lah, tetapi ini yang terakhir kalinya. Ingat itu "

" Terima kasih ibu " dia langsung berlari mengambil tasnya dan keluar dengan langkah seribu, mengingat kalau dia hanya diberikan waktu 20 menit untuk tiba di Bar.

Sesampainya di Bar jantungnya berdegup kencang " ya Tuhan bantu aku " . Dia masih ingat jalan menuju ruang manager jadi dia langsung kesana.

Tok.....tok....tok....permisi Tuan Rian 

" Masuk " jawab singkat dari dalam ruangan.

" Saya memintamu dalam 20 menit, ini sudah 35 menit, apa kamu ingin bermain-main dalam masalah ini ? "

" Maaf Tuan tadi saya harus meminta izin terlebidahulu kepada atasanku " dia hanya menundukkan kepalanya.

" Baik ayo ikuti denganku ! Saya akan mengantar kamu keruangan Direktu, bicaralah kepada Bapak Direktur secara langsung, semoga saja dia mau menerima permintaan kamu "

Zeira hanya menganggukkan kepalanya dan mengikuti Rian dari belakang menuju ruangan Direktur .

*

*

*

*

Comments (5)
goodnovel comment avatar
Alwan Amir
menggetarkan atas bawah
goodnovel comment avatar
Agus Roma
seru juga Lama-lama
goodnovel comment avatar
Nabila Salsabilla Najwa
bagus banget ceritanya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status