Share

Bab 82

Ansel berharap teriakannya dapat menghentikan langkah Qeiza sehingga dia punya kesempatan untuk menyusulnya. Sayangnya, impian itu tidak pernah menjadi nyata. Qeiza sama sekali tak terpengaruh dengan jeritan nyaringnya.

Qeiza terus melangkah hingga duduk manis di samping Chin Hwa tanpa menunggu lelaki itu untuk membukakan pintu mobil untuknya.

Mengetahui suasana hati Qeiza sedang tidak baik, Chin Hwa langsung memacu kendaraannya. Sesekali dia melirik pada Qeiza dengan setumpuk tanya yang menjejali pikirannya.

“Kau tak perlu menceritakannya kalau memang tidak ingin berbagi sekarang.”

Chin Hwa melihat kegelisahan yang terpancar pada wajah Qeiza. Gadis itu juga masih terlihat ragu untuk mulai menceritakan kisah yang sebenarnya.

Qeiza menghela napas panjang. “Sekarang ataupun nanti, aku tetap harus menceritakannya kan? Jadi apa bedanya?”

Chin Hwa tersenyum tipis. “Aku bisa sabar menunggu sampai kau benar-benar siap untuk bercerita.”

“Aku akan merasa lebih lega jika kau lebih cepat mengetah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status