Keesokan paginya.
Hari ini cuaca sedikit mendung dan rintihan air hujan memberikan kesan tersendiri, waktu yang tepat untuk menikmati secangkir susu coklat hangat an berbagi cerita dalam hangatnya di balik selimut.
Liera membuka matanya saat suara hujan mengetuk-ngetuk jendela nya, belum lagi suhu yang terasa lebih dingin, padahal Liera sudah memakai selimut tebal dan?
Liera membuka selimut, dia membuang nafas lega karena dia masih memakai pakaian, tapi? Liera melihat untuk kedua kalinya, dia memakai piyama? Bukankah seingat dirinya Liera masih mengenakan gaun?
Dia mencoba mengingat apa yang terjadi, tapi itu malah membuat kepalanya sakit dan berakhir dengan dirinya yang sedikit mual, Liera tidak ingat apapun setelah minum yang diberikan Vins jadi malam.
Liera menatap ke segala arah, mencari seseorang itu, dimana Julian? Apakah tadi malam dia tidur sendiri? Atau seperti hari itu Julian harus pergi tiba-tiba untuk perjalanan bisnisnya.
Saat akan turun dari ranjang, pintu terbuka dan memperlihatkan sosok pria yang baru saja dia pikirkan, itu secara kebetulan Julian langsung muncul, Liera memutuskan untuk tidak kembali melangkah, area sedikit malu menatap Julian sekarang seperti telah terjadi suatu jadi malam.
“kamu baik-baik saja?” tanya Julian, dia melangkah mendekati Liera sambil membawa dua gelas diatas nampan, pria itu seperti baru saja selesai mandi, terlihat jelas dari rambutnya yang masih basah.
“aku? Aku sedikit merasa pusing, dan juga merasa lemas.” ucap Liera, dia memang merasa lemas sedikit dan mungkin efek karena tadi malam Liera terlalu memaksakan diri.
“minumlah ini.”
Liera menerima gelas itu, minum susu hangat yang Julian buatkan, cukup membantu menghilangkan rasa mual tapi kenapa Julian sedikit terlihat bingung, dia memperhatikan setiap gerak-geriknya. “boleh aku bertanya?”
Julian menatap kearah Liera, dia sudah mempersiapkan apapun yang akan Liera pertanyakan setelah gadis itu bangun, Julian juga sudah membuat sebuah kesepakatan baru, yang mungkin sedikit membuatnya tidak terlalu menghancurkan Liera.
“tanyakan saja, kalau aku bisa. aku akan menjawabnya.”
“tadi—malam apa kamu yang mengganti pakaianku? sebenarnya apa yang terjadi?” Liera bertanya sedikit ragu, ini penting untuknya ketahui karena bisa saja baik Liera atau Julian bisa terbawa oleh emosi lain. Apalagi Liera tidak mengingat apapun.
“apakah aku boleh bertanya lebih dahulu sebelum menjawab pertanyaanmu?”
Liera mengangguk, dia meletakkan gelas itu dan mencoba menjadi pendengar yang baik.
“siapa pria itu?” Julian cukup penasaran dengan sosok pria yang mendatangi Liera dan memberikan minuman pada gadis itu, dan yang lebih membuatnya curiga adalah setelah meminum itu Liera seakan berada dibawah pengaruh obat seperti membangkitkan gairah, dan yang semakin menimbulkan pertanyaan besar apa tujuan pria itu melakukan itu.
Apakah dia suruhan ayahnya? Tapi seperti Liera mengenalnya. Dan ayahnya tidak terlalu dekat dengan pria itu.
“aku pernah bertemu dengannya beberapa kali, dan yang aku tahu dia adalah mahasiswa di Universitas London, Namanya Vins.”
‘Vins?’ Julian seperti pernah mendengar marga itu, sepertinya terdengar begitu familiar dan Julian seperti mengenal marga itu.
“selain meminum itu, apalagi yang kamu makan di acara tadi malam?”
“aku memakan ice cream yang diberikan pelayan.” jawab Liera, dia ingat apa yang tadi malam dia makan dan minum tapi setelah Julian menyeretnya pergi, setelah itu ingatannya hilang.
Julian mencoba memikirkan mana yang memberikan Liera obat itu? Apakah pria itu, atau ayahnya sendiri? Julian ingat betapa ayahnya sangat ingin Liera segera hamil, tapi dengan cara itu bukankah malah membuat Liera tidak sehat? Dalam arti lain itu berarti Liera tidak sadar melakukannya dan Julian sendiri ingin melakukan karena dirinya ingin dan Liera bersedia.
“Kamu belum menjawab pertanyaanku?”
Julian menatap kearah Liera, memasang senyuman bingung “sebenarnya—tadi malam kamu muntah dan demam karena tidak cocok dengan minuman itu.”
“benarkah? Apakah itu berhubungan?”
Julian mencoba terlihat biasa, dia seharusnya lebih menyadari itu sebelumnya, “tentu, kamu memakai gaun yang sedikit terbuka lalu di ruang terbuka memakan ice cream padahal kamu tahu, kalau kamu belum makan malam dan sekarang lihat? Wajahmu saja terlihat pucat.”
“benarkah?” Liera segera menghadap ke arah kaca, Ya. Wajah terlihat pucat dan belum lagi ada sedikit tanda kemerahan di area lehernya, sejak kapan ada disana?
“kenapa banyak tanda kemerahan disini” Liera kembali menatap kearah Julian, sambil menunjuk area lehernya yang terdapat ulah Julian tadi malam.
Shit!
“I—itu—” Julian merasa sedikit brengsek disini, dia tadi malam memang meninggalkan tanda di sana tapi dia tidak sadar sampai meninggalkan lebih banyak disana. “kamu ingin sarapan dengan apa?”
Julian sebisa mungkin menghindari tatapan langsung dengan Liera, dia menjauh dari ranjang Liera.
“roti bakar dengan selai coklat”
“tunggu, aku akan membuatkannya.”
Liera menatap punggung Julian yang sudah meninggalkan kamarnya, dia masih menatap ke arah cermin dan melihat tanda itu, dia sedikit menurunkan piyama dan ada beberapa tanda juga disana. “ini sangat aneh.”
Sambil menunggu Julian kembali, Liera mengambil ponselnya dan sedikit penasaran dengan apa yang terjadi sampai ada banyak sekali tanda, dia mencari di ponselnya dan yang hal mengejutkan terjadi, banyak sekali penjelasan yang menjelaskan jika tanda itu terjadi saat sedang ‘bercinta’.
Potongan-potongan mulai saling terhubung, Liera mengingat sedikit demi sedikit yang terjadi tadi malam, belum lagi fakta bahwa Julian sudah berbohong padanya, bagaimana dia bisa menyembunyikan hal itu.
Liera menjadi salah paham untuk hal ini.
Dia menatap ke arah bawah ranjang dimana gaunnya yang berada di sana, lalu jas Julian. Mungkinkah tadi malam benar-benar terjadi?
‘bukankah Julian sudah berjanji akan melakukannya nanti? Bagaimana jika nanti aku hamil?’
Liera yang larut dalam pikirannya dan merasa telah dibohongi, ketika Julian masuk kedalam sambil membawa apa keinginannya, membuat hati dan pikirannya tidak sependapat.
“ini, aku tidak tahu apakah ini sesuai dengan seleramu atau tidak, tapi biasanya aku membuatnya tidak sampai kering” ucap Julian, dia memang tidak tahu apa yang Liera suka tapi selagi Liera meminta sebisa mungkin dirinya memenuhinya.
“terimakasih.” Liera menerima itu, dia bahkan tidak ingin menatap kearah Julian sekalipun pria itu tampak menunggunya, segalanya menjadi runtuh nanya dalam satu pandangan Liera, dia dengan egois memutuskan secara sepihak.
“hari ini ingin pergi kemana?” Julian memang sudah menyiapkan beberapa tempat yang mungkin saja gadis itu ingin kunjungi, sebelum besok mereka kembali beraktivitas lagi. Akan sangat menyenangkan menghabiskan waktu luang pergi kesuatu tempat.
“tidak perlu, hari ini aku tidak ingin pergi kemanapun.” ucap Liera, dia ingin sekali menyuruh Julian meninggalkan dirinya sendiri, dia perlu waktu untuk meyakini semua ini.
“kamu yakin? Aku sudah men—,”
“aku lelah dan aku ingin beristirahat, bisakah meninggalkanku sendiri?” Liera memotong ucapan Julian, dia bahkan menahan air matanya sebelum benar-benar jatuh.
“baiklah, jika membutuhkan sesuatu katakan saja, aku berada di ruang kerjaku.” ucap Julian, dia melangkah menjauh dari Liera, perubahan yang terjadi begitu cepat membuat Julian tidak memahami apa yang Liera rasakan, apakah dia salah bicara?
Pintu kamar tertutup setelah Julian pergi.
Liera tidak ada niat untuk menyentuh makanan itu, dia meletakkan itu di meja belajarnya dan mematikan lampu, membuat seisi ruangan gelap ditambah hujan yang sedikit deras.
“kenapa?” Liera menangis tanpa suara, sangat sakit dia menahan segalanya, dia pikir dia bisa percaya pada Julian, tapi apakah yang dikatakan ibu itu benar? Bahwa ucapan dan janji seorang laki-laki tidak bisa dipercaya.
“kamu bahkan berbohong padaku!”
Di ruang tamu.
“apa kau melakukan itu?”
Julian menghubungi sang ayah saat sampai di ruang tamu, dia perasa yakin jika sang ayah yang terlibat dalam hal ini. Tidak mungkin ayahnya tiba-tiba datang ke Villa mereka bahkan tanpa ada Julian disana.
Tuan Grew : “dimana sopan santunmu? Bagaimanapun aku ayahmu! Aku tidak tahu apa yang kau maksud!”
“ayah yang yang menaruh obat pada makan Liera bukan!?”
“untuk apa aku melakukan itu! Kau yang seharusnya bertanya padanya bukan ayahmu!”
Tuan Grew menutup panggilan itu, jika Julian sempat untuk mengambil gelas itu mungkin dia masih punya bukti siapa yang melakukan itu, tapi sulit karena mungkin saja gelas itu sudah diambil oleh oknum lain.
Belum lagi Liera yang tiba-tiba menjauh dari dirinya, seakan Julian telah melakukan sesuatu yang menyakitkan hatinya dan Liera bahkan tidak ingin melihatnya, apalagi berada didekatnya.
“Yuri, bisakah kau menjadi tahu informasi tentang pria bernama Vins cassano.” pilihan terakhir Julian adalah mencari tahu pria yang Liera sebutkan tadi, karena dia mungkin tersangka lainnya.
“dan satu lagi aku butuh biodata Crop Vins dan keluarganya, aku mau besok pagi sudah ada di meja kantorku.”
Mungkin sekarang Julian lebih harus mengawasi Liera, mungkin saja ada pihak yang ingin menghancurkan dirinya melalui Liera atau mungkin ingin mengungkapkan ke publik bahwa Julian sudah menikahi seorang gadis yang masih bersekolah.
Jika itu terjadi bukan hanya Group JS yang menjadi perbincangan publik tapi kehidupan Liera akan terganggu dan Julian tidak yakin Liera bisa menjalani kehidupannya setelah bercerai nanti.
Tapi Julian berharap itu tidak akan terjadi.
Hari ini Julian memiliki janji dengan Crop Vins, kesempatan juga untuknya bertemu dengan pria bernama ‘Vins Cassano’. Walau Julian tahu jika pria itu masih berkuliah, dilihat dari biodata yang dia terima kemarin pria itu berusia sama dengan adiknya, riwayat pendidikan juga sama seperti Sean.Mungkin saja mereka satu angkatan, jika Sean masih menjalani pendidikannya.Julian jadi teringat dengan adiknya, sudah beberapa minggu dirinya tidak bertemu dengan Sean, bahkan di hari pernikahan dirinya, Julian tidak bisa berharap Sean ada disana.Bagaimanapun dia adalah orang yang ibunya titipkan padanya dan sampai sekarang Julian tidak bisa menjaganya dengan baik.Mungkin saat makan siang nanti Julian akan ke rumah sang ayah untuk mengetahui kabar adiknya, benernya Sea
Pikiran rumit mengganggu suasana hati Liera, ada tanda tanya besar saat dia melihat seorang wanita dengan dua anak yang mendatangi Villa mereka, dan bahkan Julian tidak memberikan kabar apapun, pria itu hilang ditelan bumi.Belum lagi kesalahpahaman Liera tentang kejadian beberapa hari yang lalu, membuat dirinya berspekulasi jika Julian mungkin saja memiliki wanita lain, salah satu racun yang diajarkan oleh mina sahabatnya.Dia masih mengenakan seragam sekolah saat melewati ruang tamu, dia ragu untuk mendekati wanita itu, apalagi mengajukan pertanyaan. Bisa saja disini hanya Liera yang berlalu sebagai orang asing.“kau sudah kembali.” ucap Yuri, wanita itu sibuk membantu kedua anak
Julian datang ke kantor hanya untuk menerima beberapa dokumen untuk ditandatangani, kemudian pergi kerumah sakit dengan membawa laptop yang berisikan rekaman CCTV di rumahnya, dia akan menyeret siapapun yang telah mencoba untuk membunuh adiknya, dan walaupun itu ayahnya sendiri.Julian tidak akan memberikan toleransi pada siapapun.Dia cukup lega mendengar jika kondisi adiknya berlangsung baik dan bahkan tubuhnya memberikan reaksi yang bagus selama pemeriksaan, adiknya harus terus diperhatikan setiap 5 jam sekali, karena melakukan operasi saat tubuhnya hampir alergi karena obat cukup beresiko. Dan bahkan jika adiknya tidak kuat, mungkin saja dia bisa mengalami koma.Ju
Hari Julian kembali, dia sedikit berat meninggalkan Sean lagi, tapi keputusan dokter tidak bisa pria itu bantah dan apalagi Julian tidak tahu apapun tentang dunia medis, jadi terpaksa harus menunda membawa pulang Sean, dokter baru mengizinkannya karena masih harus melakukan pemeriksaan lainnya.Karena tadi siang Julian sempat konseling dan mengatakan jika sang adik memiliki gangguan mental akibat kecelakaan kurang lebih 7 tahun yang lalu. Dan saat itu juga dokter mengajukan untuk memeriksa kepala Sean dan besok keduanya harus diskusi lagi.Julian menyempatkan untuk menjemput Liera, dia tidak bisa membantu gadis itu padahal hari ini adalah hari dirinya melaksanakan ujian hari pertama, dan tinggal dua bulan lagi gadis itu akan menghadapi kelulusanny
« Cinta terjadi dalam sekejap. Tapi akhirnya bisa berubah tergantung apakah kita ini orang yang bisa menangkap cinta yang mendekat itu dengan gagah, atau orang yang malah menendang cinta itu dengan kaki sendiri. »Kemarin malam Julian mengatakan jika hasil ujian Liera kali ini melebihi apa yang akan diajukan Julian, pria itu akan memberikan sebuah tiket liburan selama 2 minggu ke Paris, tentu saja itu dengan syarat jika Julian ikut dengannya.Kota Paris adalah kota yang sangat ingin Liera kunjungi, dia ingin melihat menara terkenal itu dan mengenal kota yang memiliki julukan ‘romantis’ banyak sekali novel yang pernah dirinya baca tentang kota paris, dan dirinya memutuskan keinginan itu pada Julian.Apalagi setelah ujian dirinya akan bebas dalam segala kegiatan sekolah, membuan
Kebahagian?Sebuah hal yang tidak bisa diukur dengan apapun. Ada yang kebahagiaan berasal dari uang, ada yang terjadi karena hal kecil.Karena manusia tidak bisa mengukur kebahagian orang lain hanya dalam satu pandangan saja, bahkan hal seperti itu bukan lagi hal yang harus diperdebatkan.Beberapa hari kemudian.Sesuai dengan yang sudah disepakati sebelum Julian dan Leira memutuskan untuk memisah kamar mereka, kamar mereka bersebelahan dengan satu pintu penghubung untuk kedua ruangan mereka.
Dengan seragam berwarna dominasi antara putih dan abu-abu, dia melangkah melewati jalanan kota di pagi hari, hanya perlu menyebrang untuk sampai di sekolahnya.Hari ini cerah sesuai dengan suasana hatinya, sampai menggenggam ranselnya, pria itu melangkah ke penyebrangan jalan, di sana tidak terlalu banyak mobil yang melintas. Dan hanya beberapa siswa yang berlawan arah melintas.Pandangan pria itu tertuju pada seorang gadis kecil yang menyebrang dengan orang tuanya, dia cantik dengan dua rambut yang diikat dan seragamnya.Pria itu terlalu fokus hingga dari arah kejauhan mobil dengan kecepatan tinggi melintas dan kecelakaan itu benar-benar terjadi.
Sesuai janji yang Julian katakan, dia akan menceritakan segalanya tentang kehidupan Sean jika Liera berhasil meyakini Asyla untuk mau menjadi seseorang yang mungkin membantu Sean. Dimana Julian akan menceritakan asal muasal terjadinya Kecelakaan itu dan apa yang menyebabkan pria itu kehilangan ingatan dan menjadi seperti itu.Hari ini Julian dan Liera sendiri yang akan menemui Asyla di Cafe tidak jauh dari kantor Julian, pria itu harus kantor untuk mengurus berkas yang tidak bisa ditangani manajernya dan asistennya, dia memang memindahkan semua pekerjaannya di rumah tapi Julian akan sesekali ke kantor untuk melihat perkembangan perusahaan itu.Jadi Liera dan Asyla menunggu cukup lama, kedua gadis itu menunggu kedatangan Julian dengan berbagi cerit
Satu tahun kemudian.Suatu pagi di rumah sederhana yang menjadi sebuah pertemuan dan menjadi akhir kebahagian.suara tangisan seorang bayi mewakili indahnya pagi hari, dengan iringan kicauan burung, cahaya matahari juga tidak ingin kalah untuk menyambut mereka, menjadi sebuah awalan di pagi hari dengan kisah baru untuk kisah selanjutnya.keluarga kecil yang kini menjadi suatu kebahagiaan tidak ternilai, itulah kisah ini.dari perjanjian menjadi sebuah ikatan benang antara Julian dan Liera yang membawa mereka pada indahnya falling love, padahal awal hanya sebuah persetujuan paksaan tapi kini berubah menjadi ketulusan untuk rela bersama.Liera membuka matanya setelah rasanya tangisan bayinya semakin menggema di dalam ruangan, dan hal yang dirinya lihat adalah pemandangan dimana Julian tertidur di sofa sambil memeluk putra mereka yang menangis, dia tersenyum. biasanya Julian membangunkan dirinya saat tengah malam putranya menangis,
"Benarkah? Kamu janji?" Tanya Liera dengan wajah penuh harapan menatap Julian yang ada di sampingnya, berharap jika pria itu akan segera mengangguk ucapannya.Walau kehadiran seseorang yang ada di dalam perutnya sungguh memberikan rasa bahagia luar biasa, Liera juga ingin dimanjakan oleh Julian, setidaknya kini dirinya sudah hamil, tidak perlu ada kebohongan lagi untuk membuat Ayah Julian menekan dirinya lagi.Setidaknya untuk saat ini itulah kebahagian yang harus segera diberikan pada yang lain.Liera tidak bisa membayangkan bagaimana nanti dirinya saat mulai membesar perutnya, ketika dirinya akan lebih sering menghabiskan waktu untuk menceritakan banyak hal pada anaknya, Liera sempat membaca ibu hamil akan sering meminta sesuatu yang aneh, dia ingin membayangkan bagaimana sulitnya Julian untuk mencari hal yang sangat dirinya inginkan.Dengan diam-diam Liera mengelus perutnya yang masih rata, dari dalam hatinya dia menyampaikan sebuah pesan
Beberapa hari kemudian.Akhir pekan, Sebenarnya Julian dan Liera ingin menghabiskan liburan mereka di pantai, tapi kemarin keduanya mendapatkan undangan dari ayah Julian untuk menghadiri acara yang pria itu buat.Julian awalnya ingin menikah karena pasti acara itu untuk pertemuan para partner kerja ayahnya, tapi Liera mengatakan jika dirinya ingin datang dan mengharapkan Julian untuk menceritakan apa sebelumnya merekadiskusikan, jadi tidak alasan untuknya nolak.Julian membuka matanya, dia masuk setelah Liera tidak ada di sampingnya, ini aneh kenapa dia bangun lebih siang dan kenapa Liera juga tidak membangunkan dirinya?Fokus Julian teralihkan saat mendengar suara yang aneh dari berasal dari bathroom, suara seseorang yang sedang mengeluarkan isi perutnya, Julian langsung mengibaskan selimut di tubuhnya, berjalan mendekat dan tangan terulur membuka pintu.Dan benar, Julian langsung diberikan pandangan dimana Liera yang sedang berhada
Sesampainya di Vila mereka.Ketika Liera menginjakkan kakinya setelah sekian lama tidak kembali ada rasa senang yang tidak bisa di jelaskan, apalagi ketika Julian membuka pintu dan mengajaknya masuk ke dalam bersama.Lampu menyala dan seluruh ruangan terlihat jelas, Liera tersenyum tidak ada yang berubah dan semua masih sama, hanya saja dibuat lebih rapi dari sebelumnya, mungkin Julian menatanya saat Liera berkata ingin kembali.Julian melepaskan yang dirinya kenakan, melangkah untuk menuju dapur, dirinya akan langsung membuat makan malam karena di perjalanan Julian sempat mendengar suara perutnya yang minta di isi, pria itu membuka lemari kulkas dan melihat apa yang akan dirinya buatkan, tapi sebelum memulai masuk.Pria itu mengambik nasi instan dan meletakan ke dalam oven, jika memasak nasi waktunya tidak akan cukup, jadi dia mengunakan nasi instan, karena itulah kebiasaan saat Liera tidak ada di rumah sakit.Liera berijalan mendekat se
Liera dan Kiera berjalan bersama menuju parkiran mobil, setelah berpamitan dengan Asyla dan Jake, keduanya memutuskan untuk pulang.Liera menatap layar ponselnya, ada satu pesan masuk dari Julian.Jika sudah sampai rumah, bisakah aku menghubungimu?>Liera tidak langsung menjawab pesan itu, rasanya sudah cukup bukan seharian bertemu dengannya, Liera hanya sedang mematangkan pikirannya, apakah keputusannya sudah benar atau belum, dan entah kenapa juga kepalanya sedikit pusing, dia juga ingin memakan sesuatu."Jadi kakak menyusul karena takut aku tidak memiliki teman?" Tanya Liera, setelah dirinya memasak sabuk pengaman dan setelah mobil sang kakak sudah meninggalkan area itu."lbu juga menyuruhku, jadi setelah pertemuan itu selesai aku memutuskan untuk kesini, tidak disangka akan ada Julian disana, kau bahkan biasa saja." Ucap Kiera, dia tidak kesal seharusnya Liera memberitahunya, tapi jika tidak kesana mungkin juga K
"Liera, pulanglah, aku sungguh merasa kosong kau tidak ada di villa," ucap Julian, dia merapikan rambut Liera yang sempat berantakan, jika dilihat seperti ini Liera banyak berubah, raut wajahnya, terus bibir dan pipinya sedikit kurus, apakah banyak hal dirinya pikirkan?Tapi semua tertutup dengan kecantikan hari ini, gaun yang sedikit membuat Julian kesal karena hampir mengekspos seluruh punggung istrinya, siapa yang telah merekomendasikan pakaian ini padanya?Liera mengangkat kepalanya untuk menatap Julian, dia ingin sekali pulang tapi setelah apa yang terjadi banyak hal membuat Liera terus mempertimbangkan banyak hal, dia tidak terus dibutakan oleh kebersamaan, dia juga tidak bisa terus menipu dan pura-pura tidak tahu."Kamu tahu, aku datang kesini setelah membatalkan jadwal rapatku, karena aku tidak mau menerima surat cerai yang kau kirim, Liera kenapa kamu melakukan itu? Aku tidak akan melupakanmu." Ucap Julian, itu benar. Dia baru saja akan kemba
MISS U Hari itu, hari dimana Liera berdiri dengan buket bunga ditangannya, suasana sakral benar-benar terasa selama dirinya berdiri disamping Asyla.Ya, hari ini sudah tiba dimana akhirnya Liera harus membantu teman menentukan pilihan hidupnya, sebagai satu saksi dari sekian banyak para undangan yang datang, Liera melihat ke depan saat waktunya mempelai pengantin wanita berjalan menuju altar.Seluruh tubuh liera hanya bisa melihat ke bawah, apa yang diharapkan?Kenapa selalu berkaitan dengan Julian, kenapa rasanya sulit mengangkat kepala di situasi seperti itu? Dirinya merusak suasana pernikahan bukan?"Liera, kamu baik-baik saja?" Tanya Asyla, dia sampai harus mengambil langkah untuk berdiri di samping sahabatnya, karena sejak datang Liera tidak pernah menunjukan wajah bahagianya, padahal semua orang tersenyum lebar di ruangan ini."Asyla, maafkan aku. Seperti kamu sadar, aku tidak berbohong jika aku masih bingung saat ini, aku
By FoundBeberapa hari kemudian.Hari ini rencananya jika memang tidak ada halangan, Julian akan melakukan terapi untuk kedua kalinya, terlalu dekat dengan terapi pertama, hanya berjarak tiga hari, padahal terapi ini hanya dianjurkan selama dua minggu sekali, tapi sekali lagi siapa yang bisa menghentikan keras pria itu?Tidak ada yang bisa, jika Julian sudah memintanya maka hal itu harus terjadi, walau resiko bisa lebih buruk dari yang pertama.Hari tidak ada bisa memberikan semangat atau sekedar kata untuk membuat Julian berpikir dua kali, baik Sean dan jake keduanya memiliki kepentingan masing-masing. lagipula siapa yang tahan bersama dirinya lebih dari tiga jam hanya satu orang.Liera.Tapi gadis itu sekarang sudah menyerah dan sekarang sedang menunggu dirinya untuk siapa menerima surat cerai darinya.Menyedihkan bukan?Ketika seseorang sedang berjuang untuk sebuah keberhasilan yang rasanya mustahil
Julian sepertinya di buat kembali pada masa lalu, ingatannya membawa dirinya pada kejadian asing tapi semua terasa begitu familiar, dia melihat dirinya di dalam kemacetan di lalu lintas jalan, dirinya mencoba kembali melangkah untuk melihat dengan jelas.Tapi saat melangkah mendaki Julian melihat dirinya yang keluar dari mobil dengan perasaan kesalnya, mengejar seseorang yang juga keluar dari mobil, dalam sebuah keributan itu dan kekacauan keadaan.Membuat Julian tidak bisa melangkah mendekati, kakinya terpaku dan dirinya takut untuk melihat apa yang terjadi pada dirinya saat ini, dia benci melihat kecelakaan, karena kecelakaan Sean yang membuat Julian saat itu trauma dan bahkan sempat membuat Julian tidak bisa melihat jalanan kota dengan tenang, apalagi berada di padatnya kemacetan."Tidak!" Teriak Julian saat melihat dirinya berlari untuk mendekati pria yang dirinya kejar, Julian tidak bisa melihat wajah itu dengan jelas, hingga akhirnya Julian mel