Share

The Ending

Author: Lioramy93
last update Last Updated: 2023-11-24 18:00:02

Satu tahun kemudian.

Suatu pagi di rumah sederhana yang menjadi sebuah pertemuan dan menjadi akhir kebahagian.

suara tangisan seorang bayi mewakili indahnya pagi hari, dengan iringan kicauan burung, cahaya matahari juga tidak ingin kalah untuk menyambut mereka, menjadi sebuah awalan di pagi hari dengan kisah baru untuk kisah selanjutnya.

keluarga kecil yang kini menjadi suatu kebahagiaan tidak ternilai, itulah kisah ini.

dari perjanjian menjadi sebuah ikatan benang antara Julian dan Liera yang membawa mereka pada indahnya falling love, padahal awal hanya sebuah persetujuan paksaan tapi kini berubah menjadi ketulusan untuk rela bersama.

Liera membuka matanya setelah rasanya tangisan bayinya semakin menggema di dalam ruangan, dan hal yang dirinya lihat adalah pemandangan dimana Julian tertidur di sofa sambil memeluk putra mereka yang menangis, dia tersenyum.

biasanya Julian membangunkan dirinya saat tengah malam putranya menangis, dan Liera ingat jika dirinya tadi malam tertidur di kamar putranya.

"Julian, bangunlah, kamu harus bekerja bukan?" Leira mengguncangkan tubuh suaminya, sambil mengambil putranya yang menangis, ada dua alasan kenapa putranya menangis, jika buka di ganggu oleh ayahnya, itu berarti dirinya sudah nyaman dengan popoknya.

"Putra ibu kenapa? lapar? atau ingin segera bertemu dengan nenek?" tanya Liera, dia membawa putranya dan melepaskan pakaiannya, siapa yang menyangka jika gadis lugu seperti bisa mengurus seorang bayi? itu tidak terjadi secara cepat, hampir selama empat bulan Liera belajar dengan ibunya untuk merawat putranya dengan baik.

setiap hari Liera harus berkunjung dan bahkan sampai memaksa ibunya untuk tinggal mereka, awalnya juga Liera begitu stres mengurus dua hal sekaligus, mengurus putranya sambil menjalani kuliahnya, ya. walau pada akhirnya Liera harus berkuliah juga, banyak hal yang telah dirinya pertimbangan setelah berdebat panjang bukan hanya dengan Julian tapi juga harus menghadap dengan ayah julian dan ibunya.

"Ternyata kamu ingin ini, lapar ya? apakah ayahmu tidak benar membuat susumu?" tanya Liera, dia kembali mendekati Julian untuk membangunkan dirinya.

"Julian bangunlah" Ucap Liera, di sompoi harus menarik tongan pria itu dan menempuh halus pipinya.

"Lima menit-lagi." Julian langsung menolak keras saat Liera menyeretnya don memilih untuk membalik tubuhnya, kemarin malam dirinya hampir beríaga hingga díni hari dan tidak tahu pukul berapa matanya terpejam, dia jodi belajar bagaimana sulit menjadi Liera menjaga putranya tanpa harus membangungkan dirnya ditengah malam.

"Lain kali bangunkan saja aku, jangan menjaganya." Ucap Leira lagi, dia harus melakukan banyak hal selain membangunkan Julian, dia juga harus menyiapkan pakaian pria itu, lalu sarapan untuk mereka bertiga dan menitipkan putranya pada sang ibu kareng hari ini Liera mendapatkan jadwal kuliah pagi. ya dan kelasnya akan di mulai jam 9 pagi ini.

"Julian, ayolah bangun! aku ada kuliah pagi" Ucap Liera untuk kesekian kalinya, pagi yang selalu dimulai dengan melakukan senam pita suara dan peregangan otot wajahnya.

"Baiklah, biar aku yang membuat sarapan," Ucap Julian sambil mengusap mata dan wajahnya, memaksa untuk segera terbangun, menatap kamar mereka yang begitu kacau, hampir di isi oleh pakaian dan barang putra mereka.

"Haruskan aku beli rumah?" tanyanya, Julian mulai meninggalkan sofa dan melangkah untuk membersihkan tubuhnya sebagai aktivitas awal.

"Sekarang apa yang harus aku lakukan?" Tanya Liera, dia menepuk keningnya melihat kekacauan kamar ini, setelah memberi makan putranya dan meletakkannya di dalam ranjangnya, wanita itu mulai mengambil pakaian yang berserakan di lantai lalu mengambil kantong sampah untuk membuang situ yang juga berserakan di lantai.

"Aku menaruh pakaian di ranjang Julian!" Teriakan Liera, dia membawa putranya turun saat dia mendapatkan telepon dari sang ibu, tidak lupa juga membawa hal yang putranya butuhkan.

Dan saat pintu terbuka sudah ada sang kakak dan ibu disana, dirinya langsung disambut oleh senyuman hangat dari mereka. "Kakak Kiera sudah pulang? kenapa tidak memberi kabar?"

"Kau bodoh! untuk menghubungimu, aku juga akan berkunjung! aku ingin melihat Jean-ku," Ucap Kiera. Jean? ya nama putraku adalah Jean Zoe, nama itu aku dan Julian usulkan karena sangat cocok dengan karakternya, walau memang tidak ada sambungan atau unsur nama kedua orang tuanya tapi baik Liera maupun Julian menyukai nama itu.

"lbu, maaf harus merepotkanmu lagi, aku tidak bisa menolak jika jadwalku dirubah pagi hari." Ucap Liera, dia menyerahkan Jean pada sang ibu setelah memberikan barangnya.

"Tidak masalah jika harus direpotkan oleh cucuku sendiri, lihatlah dia bahkan tahu siapa yang menjemputnya, kamu tampan sekali." Ucap sang ibu.

"Aku akan menjemputnya setelah jam kuliahku selesai, sampai jumpa ibu, kakak dan putraku." Ucap Liera, dia melambaikan tangan pada mereka saat akan hendak meninggalkan rumahnya, walau Liera setidak kecewa harus terus seperti ini, jika boleh dia ingin berkuliah sambil membawa anaknya, tapi peraturan kampus tidak mudah dibantah.

Liera kembali menutup pintunya setelah melihat mobil ibunya sudah menjauh, dengan wajah sedikit murung Liera kembali melangkah masuk ke dalam, tugasnya belum selesai dia masih menjadi seorang istri yang harus melayani suaminya, dan saat akan menaiki anak tangga dirinya dibuat terkejut dengan Julian yang sudah berdiri disana.

"Kenapa wajah itu? kenapa istriku yang cantik itu? siapa pelakunya?" tanya Julian, dia mencakup wajah istrinya dengan seluruh pertanyaan itu, padahal dirinya sudah jelas tahu jawabannya, jika putra mereka harus dijemput oleh ibu Liera.

"Aku tahu jika pasti sulit, kamu yang sudah mengatakannya bukan? sejak awal aku sudah mengatakan jangan menyesal setelah membuat keputusan, jadi masih ingin berkuliah?" Tanya Julian, ini yang dirinya takutkan, tapi dia tidak bisa membantah keinginan istrinya dan alasan Liera waktu itu cukup masuk akal.

"Ya, tapi aku tidak mau! aku ingin menjadi ibu yang pintar, mana bisa aku membiarkan putraku memiliki ibu dengan pendidikan sma." Ucap Liera, dia malu jika dirinya hanya berpendidikan seperti itu dan seluruh keluarga hampir bergelar sarjana, dia juga berpikir akan bekerja suatu hari nanti.

"Baiklah, jangan bersedih nanti juga kamu bisa bertemu sedangkan aku harus menunggu hingga pulang kantor untuk menghabiskan waktu bersamanya apalagi memanjakanmu," Ucap Julian, dia mengecup kening istrinya sebentar lalu mengecup bibirnya sebagai salah satu sapaan di pagi hari.

"Ingin sarapan dengan apa?" Tanyanya, sekarang pria dingin itu sungguh banyak bicara, tapi itulah Julian.

"Dirimu!" Ucap Liera, dia tahu jika selama ada Jean dan kesibukan masing-masing Julian jarang sekali mendapatkan keinginannya, kali ini Liera hanya menggodanya.

"Kau yakin? aku tidak masalah jika harus datang telat ke kantor." Ucap Julian, dirinya langsung merespon dengan baik, tangannya tidak ragu lagi untuk merangkul tubuhnya istrinya dan dengan mudahnya menggendong istrinya seperti karung beras.

"Tidak! hentikan Julian! hanya menggodamu! kali ini aku sungguh hanya menggoda! sebentar lagi aku harus sampai ke kampus, aku juga ada tugas untuk presentasi! Julian!!"

Julian terus membawa istrinya sampai ke kamar mereka, dia suka dengan godaan, apa yang dia lakukan maka harus dilakukan dan tidak ada kata bercanda disana, karena Julian juga sudah lama menginginkannya.

"Julian, kali ini tolong lepaskan aku, lain kali aku akan menyerahkan,"

"Tidak! sarapan pagi kali ini kau penemunya." Ucap Julian, dia membuka pintu kamar mereka dan melangkah masuk kedalam tampak lupa untuk mengunci.

Dengan wajah cemberutnya Liera duduk di dalam mobil dengan kedua tangan yang dilipat di dadanya, menunggu pria yang sedang menuju ke mobil dengan wajah cerianya, wajahnya pria itu tersenyum penuh kemenangan setelah membuat Liera harus susah berjalan, bahkan sudah dikatakan untuk berhenti meninggalkan tanda tetap saja Julian meninggalkan banyak disuruh tubuhnya, dengan terpaksa syal harus dirinya keenakan padahal ini dengan reason summer.

"Ayolah, kamu juga tadi—"

"Diam, dan segeralah hantar aku aku sudah telat, dan tidak tahu lagi berapa nilaiku akan dikurangi." Ucap Liera dengan santainya dia mencela ucapan seorang ceo di sebuah perusahaan ternama dan dia takuti oleh banyak karyawannya.

"Kau marah? Seorang istri tidak boleh marah jika suaminya menginginkan hal itu, lagi pula kamu—"

"Sayang, jika kamu tidak ada hal penting lagi bisakah kita jalan? aku yakin karyawanmu sedang ketakutan menunggumu, dan dosenku sedang sibuk menelpon sekarang." Ucap Liera, dengan senyum paksaan dia mencoba untuk melihat ke arah suaminya, dia tidak marah hanya saja Julian terlalu santai sedangkan banyak hal yang harus dirinya persiapkan, apalagi hari ini dia harus melakukan presentasi untuk desainnya kali ini.

Ya, seperti yang sudah Liera katakan sebelumnya jika dia akan mengambil jurusan desain, dia berencana untuk membuat karyanya menjadi sebuah pakaian dan suatu hari bisa membuka butik pakaian hasil kerjanya sendiri.

"Baiklah, maafkan aku." Ucap Julian, setelah memakai sabuk pengaman tanpa menunggu hal lainnya, pria itu langsung mengeluarkan mobilnya dari bagasi dan segera menuju tujuan utama mengantar Liera ke kampusnya.

"Aku berencana untuk membeli rumah." Ucap Julian saat mereka sedang berada di lintas jalan, dia melirik sekilas ke arah Liera yang sibuk dengan ipad di tangannya.

"Rumah? untuk apa? Villa itu saja sudah cukup besar untuk kita bertiga Julian, pikirkan saja tabungan masa depan untuk putra kita," Ucap Liera, aneh tiba-tiba Julian membahas rumah jangan-pria memiliki kekasih lain?

"Kau punya simpanan?" Tanya Liera dengan wajah sinisnya, bisa jadi dia membeli rumah dan membiarkan simpanannya tinggal villa.

Julian membanting sterik mobilnya, dengan terpaksa menepi karena terlalu begitu terkejut mendengar ucapan Liera, apa hubungan membeli rumah dengan simpanan?

"Apa yang kamu katakan sayang? Simpanan? Aku memiliki istri yang cantik dan seksi seperti ini untuk apa aku mencari wanita lain? Dirimu saja cukup untuk memuaskanku," ucap Julian, dia menarik Liera hingga dirinya duduk di atas pangkuannya, melepaskan syal yang ada di area lehernya, menggoda wanita yang berani mengatakan hal terlarang.

"Ak-aku hanya bertanya, to-tolong turunkan aku, Julian!" Liera hampir berteriak kencang saat Julian menyentuh tubuhnya dan menaiki sedikit pakaian yang dia kenakan,

"Ba-baik, seperti aku salah menanyakan hal itu padamu."

Julian meringai, bisa gila jika lama-lama Liera semakin banyak mengetahui tentang kehidupan, pria mengangkat wajahnya dan melihat ke arah Liera dengan wajah mengintimidasi.

Liera gugup, dia tidak pernah melihat Julian seperti ini, hanya dengan melihat tatapannya saja membuat seluruh tubuhnya menegang dan begitu kaku untuk bergerak.

Julian mendekatkan dirinya, berhenti tetap di telinga Liera dan menyampaikan suatu hal padanya. "Jika aku memiliki simpanan, itulah dirimu Liera, jangan pernah memancing diriku, kau tahu bukan?"

Julian menjauhkan wajahnya lagi, menatap wanita yang ada dihadapannya, "jika aku begitu mencintai dan rasanya mustahil untuk melirik wanita lain."

Liera langsung menghela nafas saat wajah Julian berubah seperti biasanya, "kau menyebalkan!"

Julian menarik Liera untuk memeluk tubuh wanita yang begitu dirinya cintai, menghirup kuat aroma tubuhnya dengan bahagia, setelah satu tahun Julian pikir akan banyak hal yang membuat mereka jarang seperti ini, tapi itulah kehidupan rumah tangga semakin lama usia pernikahan akan semakin banyak hal yang terlewatkan.

"Liera, aku mencintaimu, tetaplah seperti ini dan jangan pernah berubah, karena aku akan selalu mencintaimu apa adanya," ucap Julian, entah kenapa hari ini dia merasa sangat begitu merindukan Liera, rindu akan sepanjang hari selalu bersamanya.

Apalagi lagi ketika mengajarkan gadis Lugu untuk menuruti hal yang membuat menjadi pria brengsek, memanfaatkan kepolosannya untuk mempelajari hal yang bukan penting.

"Julian, tapi aku harus ke kampus, seperti aku sudah telat tiga puluh menit," ucap Liera, dia terus melihat jam tangan karena selama kuliah hampir beberapa kali Liera terlambat dan bahkan bolos karena Julian.

"Hari ini aku ingin terus berSamamu, hari ini boloskan dan ikut aku ke kantor," ucap Julian, dia bahkan tidak bergema saat Liera berusaha untuk melepaskan dirinya, semakin erat dia memeluk tubuh sang istri.

"Kau! Julian lepaskan! Jangan mencoba membuatku marah lagi! Aku masih baru dan sudah banyak kasus karena dirimu!" Ucap Liera, dia mencoba menjauhkan tubuhnya dengan terus mendorong Julian.

"Dan aku sudah bilang tidak perlu berkuliah karena aku akan memberikan pekerjaan di kantorku, menjadi asisten CEO Grup JK."

Kini giliran Liera yang menatap tajam ke arah pria itu,

"Dengar pak Ceo, maaf sekali tapi aku sungguh tidak terakhir menjadi asistenmu!"

"Baik! Jangan salahkan aku, jika aku memang punya simpanan!"

"Jika salahkan aku jika banyak pria kampus yang ingin menjadi pacarku, dia tidak akan tahu jika aku sudah menikah bukan? Bahkan beberapa hari yang lalu aku menerima coklat dari seseorang," ucap Liera, dia berbohong pada Julian, padahal di kampus dia selalu menunjukkan jika dirinya seorang ibu dan istri ketika ada pria yang mendekatinya.

"Baik, kita berangkat." Ucap Julian, dia melepaskan tautan tangannya di tubuh Liera dan mulai fokus mengemudi kembali, siapa yang berani memberikan coklat pada istri, Julian pastikan akan mematahkan tangan itu.

"Aku mencintaimu Julian." Ucap Liera, dia suka sekali mempermainkan perasaan Julian, tapi anehnya pria itu tidak pernah sampai marah sangat berbeda dengan dirinya yang sangat mudah terpancing, mungkin karena sejak awal bertemu Julian memang selalu menyesuaikan dirinya.

"Aku tahu,"

"Aku sungguh teramat mencintai pria bernama Julian!"

"Ya, Terima Kasih."

Ya, itulah kisah kecil sederhana dari kedua orang yang tidak tahu akan dipertemukan tapi takdir memberikan kesempatan untuk mereka saling mengenal, jatuh cinta dan menikah adalah hal begitu rasanya sulit untuk di satukan, tapi itulah kisah dimana takdir dan sebuah pertemuan adalah hal keajaiban yang memiliki petunjuk.

Mungkin kisah ini terlalu membosankan, tapi terkadang mempertahankan pernikahan untuk saling bersama lebih sulit daripada membawa orang lain terlibat, karena tidak perlu orang ketiga untuk mengetahui seberapa kamu ingin bersamanya bukan?

Related chapters

  • My Little Wife, It's Mine!   Bab 01 - My Life

    Setelah melewati tiga bulan terjebak dalam butiran salju dan udara yang selalu dingin, Hari ini merupakan awal memasuki musim panas, awal dimana semua pertemuan yang Liera pikir akan menjadi sebuah sejarah dalam hidupnya.Dipagi yang sangat cerah ditambah dengan teriknya sinar matahari membuat semuanya menjadi lebih mudah panas. Namun seperti cuaca tidak akan mempengaruhi kenyamanan Leira yang masih saja memejamkan kedua matanya saat suara alarm ponselnya terus berdering di samping telinganya.Gadis cantik keturunan Inggris itu masih saja menutupi dirinya dengan selimut yang tentu saja untuk menghindari cahaya matahari yang mengganggu tidurnya, padahal cuaca begitu panas dan waktu yang sudah menjelang siang, tapi seperti sekali lagi Liera tidak akan terpengaruh apapun mau badai hujan sekalipun menerpa dirinya.Kecuali satu, teriakkan dari seorang ibu yang mampu membangunkan Liera. Dan sebentar lagi itu akan segera terjadi."Liera!!!""L

    Last Updated : 2021-03-29
  • My Little Wife, It's Mine!   Bab 02 - Into Life part II

    Bab 02 - My Life Part IISetelah sarapan pagi yang bisa mereka lakukan setiap hari, selanjutnya Merry biasanya akan membawa Liera pergi entah membawanya ke tempat pekerjaan lainnya atau pergi ke salon, walau Merry menganggap Liera seperti anak kecil tapi gadis masih butuh perawatan, tapi kali ini Merry ingin membawa Liera ke toko bunganya yang sudah dijalankan bisnisnya lebih dari tiga tahun yang lalu.Hari ini Liera mengunakan kaos putih lengan panjang dengan motif bunga di tepi kaos kanannya dan celana pendek diatas lututnya, dia mengurai rambutnya dan memakai bando pita sebagai pemanis, satu hal lagi Merry tidak pernah mengatur Liera dalam urusan berpakaian karena menurutnya style pakaian sangatlah penting untuk suatu penampilan.Dengan tas selempang Liera berjalan keluar dari kamarnya, dia se

    Last Updated : 2021-03-30
  • My Little Wife, It's Mine!   Bab 03 - Chris Keira

    Bab 03 - Chris Keira ArthChris Keira Arth, putri pertama dari pasangan Merry dan Cristian, pernikahan berbeda negara itu terjadi karena perjodohan yang dipaksa oleh kedua orang tua mereka untuk memberikan keturunan yang baik, baik orang tua Merry maupun orang tua Christian merupakan satu kerjasama dalam bidang bisnis untuk masalah kebun anggur yang bisa digunakan untuk membuat Wine.Awalnya tak ada cinta dan tak ada apapun dalam pernikahan yang terjadi saat usia Merry baru sama menginjak 23 tahun dan Christian 27 tahun, keduanya menjalani kehidupan rumah tangga dengan banyak sekali aturan yang bisa membuat kerja bisnis mereka semakin maju.Dari kisah yang Merry tahu jika keluarga Cristian masih kerabat d

    Last Updated : 2021-03-30
  • My Little Wife, It's Mine!   Bab 04 - Ceo Group JS.

    Jangan lupa untuk meninggalkan jejak.---Di Sebuah gedung bertingkat yang hampir tingginya setara dengan sebuah menara di pusat kota.Dipimpin oleh seorang Ceo muda, yang sudah menyelesaikan S3 di amerika dan baru saja mengambil alih Group JS. satu tahun yang lalu ini menjadi perbincangan hangat dan trending kala itu, banyak sekali yang bertanya-tanya sosok tampan yang menjadi pria idaman di kantornya pasalnya umurnya yang sudah siap menikah namun pria itu belum memiliki kejelasan apapun tentang hubungan dengan wanita entah itu status pacaran, tunangan atau calon istri.Dia adalah Grew Julian, pria yang baru beberapa minggu yang lalu berulang tahun ke 33 tahun itu masih sangat tampan seperti tidak cocok de

    Last Updated : 2021-03-30
  • My Little Wife, It's Mine!   Bab 05 - Problem Again.

    Perjalanan menuju ke pemakaman nenek dan kakek Liera, yaitu kedua orang tua Merry yang sangat dia sayangi walau terkadang Merry harus dituntut untuk bisa pintar dalam segala bidang namun dibenci atau tidak sukanya Merry kepada orang tuanya mereka tetaplah orang yang harus Merry hormat dan selalu berjasa dalam kehidupannya yang masih panjang.Merry masih merenungkan ucapan para klien yang selalu menanyakan kabar Keira yang hingga saat ini belum pernah Merry publikasikan pada teman-teman ataupun mereka yang ikut kursus di kelas 'flowers lovely' dia memang seorang anak model yang terkenal tapi hubungannya tidak sebaik yang mereka lihat dan mereka dengar.Merry sendiri bahkan tidak pernah berbicara dengan Keira lebih dari 10 kalimat, ji

    Last Updated : 2021-03-30
  • My Little Wife, It's Mine!   Bab 06 - Prince Ice

    Masih menjadi sebuah keharusan yang bisa dikatakan kewajiban menjadi seorang putra sulung di keluarga Grew untuk memberikan keturunan yang harus memiliki DNA murni sang ayah dan kesehatan dari calon sang ibu. Didepan cermin yang bisa memberikan gambaran betapa tampan dan tingginya seorang Julian yang dibaluti oleh jas hitam dan kemeja putih, ditambah dengan dasi kupu-kupu semakin memperlihatkan sisi pemimpin masa depan idaman kaum hawa. Dengan wajah datar dan sikap yang begitu cool melebihi lemari kulkas dua pintu itu membuat Julian terlihat begitu dingin namun sesungguhnya dia adalah pria yang lemah dalam ikatan masa lalu, sikap baik itu benar-benar sudah terkubur di gantikan dengan sikap keras kepala dan prince ice. Sebagai pemimpi sudah seharusnya Julian memiliki sikap seperti itu sejak di

    Last Updated : 2021-03-30
  • My Little Wife, It's Mine!   Bab 07 - Arranged?

    Siang hari di Group JS--lebih tepatnya di ruangan presiden Julian.Yuri masuk keruangan dengan banyak sekali laporan keluhan dari pemasaran penjualan alat elektronik yang di produksi oleh Group JS, dia sangat kesal melihat Julian lagi-lagi hanya melamun di meja kantornya, mau sampai kapan masalahnya akan berakhir. Yuri menjauhkan tumpukkan kertas itu di mejanya bertujuan membangunkan pria itu."Oh! ayolah Yuri, kamu bisa membuatku mati muda jika seperti itu terus." ucap Julian terkejut, dia ingin sekali lari dari semua masalah ini namun tidak ada tempat baginya untuk pergi kesana."seharusnya aku mengatakan itu padamu presiden Julian! Tidak bisakah

    Last Updated : 2021-03-30
  • My Little Wife, It's Mine!   Bab 08 - Meet You?

    Suara musik dari DJ di dalam klub Sun Flowers begitu mengundang untuk terus menari, terletak di pinggiran kota dengan fasilitas yang cukup bagi untuk kalangan atas sampai menengah, Klub Sun Flowers yang terdiri dari dua lantai dan beberapa ruangan VVIP, begitu mengiringi malam panjangan dengan suara teriakkan dari berbagai kalangan untuk menyalurkan segala kesenangan atau sebuah perasaan frustasi karena sebuah stress dalam menjalani hidup, semua yang berada di lantai dansa menari bagaikan tidak ada hari esok untuk sekedar mengingat mereka punya rumah.Semua begitu bersemangat dengan musik yang tidak kenal takut akan mengguncangkan klub malam, begitu berisik hingga untuk berbicara saja harus saling berbisik, jika tidak seperti itu, namanya sebuah klub malam, bukan?Tak hanya menyediakan berbagai kebutuhan entah itu musik,

    Last Updated : 2021-03-30

Latest chapter

  • My Little Wife, It's Mine!   The Ending

    Satu tahun kemudian.Suatu pagi di rumah sederhana yang menjadi sebuah pertemuan dan menjadi akhir kebahagian.suara tangisan seorang bayi mewakili indahnya pagi hari, dengan iringan kicauan burung, cahaya matahari juga tidak ingin kalah untuk menyambut mereka, menjadi sebuah awalan di pagi hari dengan kisah baru untuk kisah selanjutnya.keluarga kecil yang kini menjadi suatu kebahagiaan tidak ternilai, itulah kisah ini.dari perjanjian menjadi sebuah ikatan benang antara Julian dan Liera yang membawa mereka pada indahnya falling love, padahal awal hanya sebuah persetujuan paksaan tapi kini berubah menjadi ketulusan untuk rela bersama.Liera membuka matanya setelah rasanya tangisan bayinya semakin menggema di dalam ruangan, dan hal yang dirinya lihat adalah pemandangan dimana Julian tertidur di sofa sambil memeluk putra mereka yang menangis, dia tersenyum. biasanya Julian membangunkan dirinya saat tengah malam putranya menangis,

  • My Little Wife, It's Mine!   chapter 80 - In suddenly

    "Benarkah? Kamu janji?" Tanya Liera dengan wajah penuh harapan menatap Julian yang ada di sampingnya, berharap jika pria itu akan segera mengangguk ucapannya.Walau kehadiran seseorang yang ada di dalam perutnya sungguh memberikan rasa bahagia luar biasa, Liera juga ingin dimanjakan oleh Julian, setidaknya kini dirinya sudah hamil, tidak perlu ada kebohongan lagi untuk membuat Ayah Julian menekan dirinya lagi.Setidaknya untuk saat ini itulah kebahagian yang harus segera diberikan pada yang lain.Liera tidak bisa membayangkan bagaimana nanti dirinya saat mulai membesar perutnya, ketika dirinya akan lebih sering menghabiskan waktu untuk menceritakan banyak hal pada anaknya, Liera sempat membaca ibu hamil akan sering meminta sesuatu yang aneh, dia ingin membayangkan bagaimana sulitnya Julian untuk mencari hal yang sangat dirinya inginkan.Dengan diam-diam Liera mengelus perutnya yang masih rata, dari dalam hatinya dia menyampaikan sebuah pesan

  • My Little Wife, It's Mine!   chapter 79 - The Best Gift

    Beberapa hari kemudian.Akhir pekan, Sebenarnya Julian dan Liera ingin menghabiskan liburan mereka di pantai, tapi kemarin keduanya mendapatkan undangan dari ayah Julian untuk menghadiri acara yang pria itu buat.Julian awalnya ingin menikah karena pasti acara itu untuk pertemuan para partner kerja ayahnya, tapi Liera mengatakan jika dirinya ingin datang dan mengharapkan Julian untuk menceritakan apa sebelumnya merekadiskusikan, jadi tidak alasan untuknya nolak.Julian membuka matanya, dia masuk setelah Liera tidak ada di sampingnya, ini aneh kenapa dia bangun lebih siang dan kenapa Liera juga tidak membangunkan dirinya?Fokus Julian teralihkan saat mendengar suara yang aneh dari berasal dari bathroom, suara seseorang yang sedang mengeluarkan isi perutnya, Julian langsung mengibaskan selimut di tubuhnya, berjalan mendekat dan tangan terulur membuka pintu.Dan benar, Julian langsung diberikan pandangan dimana Liera yang sedang berhada

  • My Little Wife, It's Mine!   chapter 78 - talk to heart

    Sesampainya di Vila mereka.Ketika Liera menginjakkan kakinya setelah sekian lama tidak kembali ada rasa senang yang tidak bisa di jelaskan, apalagi ketika Julian membuka pintu dan mengajaknya masuk ke dalam bersama.Lampu menyala dan seluruh ruangan terlihat jelas, Liera tersenyum tidak ada yang berubah dan semua masih sama, hanya saja dibuat lebih rapi dari sebelumnya, mungkin Julian menatanya saat Liera berkata ingin kembali.Julian melepaskan yang dirinya kenakan, melangkah untuk menuju dapur, dirinya akan langsung membuat makan malam karena di perjalanan Julian sempat mendengar suara perutnya yang minta di isi, pria itu membuka lemari kulkas dan melihat apa yang akan dirinya buatkan, tapi sebelum memulai masuk.Pria itu mengambik nasi instan dan meletakan ke dalam oven, jika memasak nasi waktunya tidak akan cukup, jadi dia mengunakan nasi instan, karena itulah kebiasaan saat Liera tidak ada di rumah sakit.Liera berijalan mendekat se

  • My Little Wife, It's Mine!   chapter 77 - Take My Hand

    Liera dan Kiera berjalan bersama menuju parkiran mobil, setelah berpamitan dengan Asyla dan Jake, keduanya memutuskan untuk pulang.Liera menatap layar ponselnya, ada satu pesan masuk dari Julian.Jika sudah sampai rumah, bisakah aku menghubungimu?>Liera tidak langsung menjawab pesan itu, rasanya sudah cukup bukan seharian bertemu dengannya, Liera hanya sedang mematangkan pikirannya, apakah keputusannya sudah benar atau belum, dan entah kenapa juga kepalanya sedikit pusing, dia juga ingin memakan sesuatu."Jadi kakak menyusul karena takut aku tidak memiliki teman?" Tanya Liera, setelah dirinya memasak sabuk pengaman dan setelah mobil sang kakak sudah meninggalkan area itu."lbu juga menyuruhku, jadi setelah pertemuan itu selesai aku memutuskan untuk kesini, tidak disangka akan ada Julian disana, kau bahkan biasa saja." Ucap Kiera, dia tidak kesal seharusnya Liera memberitahunya, tapi jika tidak kesana mungkin juga K

  • My Little Wife, It's Mine!   chapter 76 - At My worst

    "Liera, pulanglah, aku sungguh merasa kosong kau tidak ada di villa," ucap Julian, dia merapikan rambut Liera yang sempat berantakan, jika dilihat seperti ini Liera banyak berubah, raut wajahnya, terus bibir dan pipinya sedikit kurus, apakah banyak hal dirinya pikirkan?Tapi semua tertutup dengan kecantikan hari ini, gaun yang sedikit membuat Julian kesal karena hampir mengekspos seluruh punggung istrinya, siapa yang telah merekomendasikan pakaian ini padanya?Liera mengangkat kepalanya untuk menatap Julian, dia ingin sekali pulang tapi setelah apa yang terjadi banyak hal membuat Liera terus mempertimbangkan banyak hal, dia tidak terus dibutakan oleh kebersamaan, dia juga tidak bisa terus menipu dan pura-pura tidak tahu."Kamu tahu, aku datang kesini setelah membatalkan jadwal rapatku, karena aku tidak mau menerima surat cerai yang kau kirim, Liera kenapa kamu melakukan itu? Aku tidak akan melupakanmu." Ucap Julian, itu benar. Dia baru saja akan kemba

  • My Little Wife, It's Mine!   chapter 75 - Miss U

    MISS U Hari itu, hari dimana Liera berdiri dengan buket bunga ditangannya, suasana sakral benar-benar terasa selama dirinya berdiri disamping Asyla.Ya, hari ini sudah tiba dimana akhirnya Liera harus membantu teman menentukan pilihan hidupnya, sebagai satu saksi dari sekian banyak para undangan yang datang, Liera melihat ke depan saat waktunya mempelai pengantin wanita berjalan menuju altar.Seluruh tubuh liera hanya bisa melihat ke bawah, apa yang diharapkan?Kenapa selalu berkaitan dengan Julian, kenapa rasanya sulit mengangkat kepala di situasi seperti itu? Dirinya merusak suasana pernikahan bukan?"Liera, kamu baik-baik saja?" Tanya Asyla, dia sampai harus mengambil langkah untuk berdiri di samping sahabatnya, karena sejak datang Liera tidak pernah menunjukan wajah bahagianya, padahal semua orang tersenyum lebar di ruangan ini."Asyla, maafkan aku. Seperti kamu sadar, aku tidak berbohong jika aku masih bingung saat ini, aku

  • My Little Wife, It's Mine!   chapter 74 - By Found

    By FoundBeberapa hari kemudian.Hari ini rencananya jika memang tidak ada halangan, Julian akan melakukan terapi untuk kedua kalinya, terlalu dekat dengan terapi pertama, hanya berjarak tiga hari, padahal terapi ini hanya dianjurkan selama dua minggu sekali, tapi sekali lagi siapa yang bisa menghentikan keras pria itu?Tidak ada yang bisa, jika Julian sudah memintanya maka hal itu harus terjadi, walau resiko bisa lebih buruk dari yang pertama.Hari tidak ada bisa memberikan semangat atau sekedar kata untuk membuat Julian berpikir dua kali, baik Sean dan jake keduanya memiliki kepentingan masing-masing. lagipula siapa yang tahan bersama dirinya lebih dari tiga jam hanya satu orang.Liera.Tapi gadis itu sekarang sudah menyerah dan sekarang sedang menunggu dirinya untuk siapa menerima surat cerai darinya.Menyedihkan bukan?Ketika seseorang sedang berjuang untuk sebuah keberhasilan yang rasanya mustahil

  • My Little Wife, It's Mine!   chapter 73 - Still Wishing

    Julian sepertinya di buat kembali pada masa lalu, ingatannya membawa dirinya pada kejadian asing tapi semua terasa begitu familiar, dia melihat dirinya di dalam kemacetan di lalu lintas jalan, dirinya mencoba kembali melangkah untuk melihat dengan jelas.Tapi saat melangkah mendaki Julian melihat dirinya yang keluar dari mobil dengan perasaan kesalnya, mengejar seseorang yang juga keluar dari mobil, dalam sebuah keributan itu dan kekacauan keadaan.Membuat Julian tidak bisa melangkah mendekati, kakinya terpaku dan dirinya takut untuk melihat apa yang terjadi pada dirinya saat ini, dia benci melihat kecelakaan, karena kecelakaan Sean yang membuat Julian saat itu trauma dan bahkan sempat membuat Julian tidak bisa melihat jalanan kota dengan tenang, apalagi berada di padatnya kemacetan."Tidak!" Teriak Julian saat melihat dirinya berlari untuk mendekati pria yang dirinya kejar, Julian tidak bisa melihat wajah itu dengan jelas, hingga akhirnya Julian mel

DMCA.com Protection Status