METAMORFOSA-2 (DWILOGI)

METAMORFOSA-2 (DWILOGI)

last updateLast Updated : 2023-03-13
By:  JezlynOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
9.6
18 ratings. 18 reviews
43Chapters
6.7Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Synopsis

[ BANYAK UMPATAN KASAR ] BLURB : "Jika memang jarak adalah sebuah pengorbanan, maka izinkan aku untuk selalu kuat dalam melewatinya." - Matheo - "Dan jika kepercayaan adalah sebuah pondasi, maka teguhkanlah hatiku dikala goyah." - Jelita - Matheo baru saja merasakan kebahagiaan dengan Jelita, namun takdirnya harus pergi meninggalkan wanitanya ke kota Los Angeles, Amerika Serikat untuk melanjutkan sebuah pendidikan di sana. Awal mulanya mereka berdua saling yakin dan percaya bisa melewati hubungan jarak jauh alias LDR ini, namun pada kenyataannya dengan seiring berjalannya waktu hubungan mereka diterpa badai perselingkuhan. Siapakah yang mampu menjaga komitmen hubungan jarak jauh ini? Dan siapakah yang menyerah di dalam hubungan ini? IG : @Jezlynn69

View More

Chapter 1

1 - Ghosting

Los Angeles, California, Amerika Serikat.

08.00 p.m waktu setempat.

“Lagi di mana?”

“Pergi sama teman.”

“Siapa?”

“Udah dulu, ya, Ta. Enggak enak nih teleponan kalau lagi kumpul sama teman.” Dengan cepat pula Matheo langsung menutup panggilan telepon dari Jelita. Matheo bahkan tidak memberikan kesempatan Jelita berbicara sebelum sambungan telepon itu terputus.

Wajah Matheo langsung menoleh ke arah wanita yang memiliki darah keturunan Amerika—India itu. Matheo tersenyum manis dan kembali menenggak sebuah minuman beralkohol yang sudah dituangkan oleh Jessie.

“Barusan yang telepon itu kekasihmu?” tanya Jessie menebak.

“Hm.”

Jessie tersenyum miring dan langsung berdiri mengajak Matheo untuk bergabung bersama teman yang sudah turun terlebih dahulu ke lantai dansa.

“Come on,” ajak Jessie dengan suara manja.

“Tidak, Jess. Aku di sini saja minum.”

“Kalau kau tidak ikut berjoged maka aku juga tidak ikut bergabung.” Jessie langsung duduk kembali dengan wajah murungnya.

Dan tak lama justru Matheo yang berdiri dan mengulurkan tangannya kepada Jessie—mengajak untuk berjoged di lantai dansa bersama teman-teman kuliahnya yang lain.

***

Jakarta, Indonesia.

10.00 a.m Waktu Indonesia Barat.

Di waktu yang bersamaan kini Jelita tengah termenung di sebuah taman kampus. Ekspresi wajahnya menunjukkan kesedihan yang mendalam pagi ini. Matheo yang dulu selalu ada kini tengah jauh di negara Amerika sana.

Pikiran-pikiran negatif pun terus menghantui otak Jelita. Namun, sebisa mungkin perempuan ini terus menepisnya dan percaya jika kekasihnya itu tipe laki-laki setia.

“Hai, ngelamun aja lo!” tegur Bagus lantang dan sedikit membuat kaget Jelita.

Bagus yang melihat wajah Jelita pun langsung mengerut bingung dan bertanya keadaan perempuan itu. “Lo baik-baik aja, kan, Ta?” tanya Bagus mulai khawatir sendiri karena melihat Jelita yang selalu murung akhir-akhir ini.

“Gue baik-baik aja, kok, Gus.”

“Tapi lo murung terus kalau gue perhatiin.”

Jelita tersenyum tipis mendengar pernyataan Bagus yang begitu peka dengan kondisinya. Bahkan bisa Jelita rasakan jika Bagus selalu ada di saat masa-masa galaunya seperti sekarang ini.

“Soal Matheo lagi, ya?” tebak Bagus tepat sasaran.

Jelita diam tak merespon apapun. Tatapan matanya pun kosong dan tak lama air matanya tumpah tanpa disengaja yang membuat Bagus terkejut.

Melihat sahabatnya menangis pun membuat Bagus langsung khawatir dan mencoba menggenggam tangan mungil milik Jelita.

“Lo pasti kuat jalani ini semua, Ta. Gue yakin kalau Matheo dan lo bakalan berakhir happy ending nantinya.”

Jelita masih diam membisu mendengar ucapan Bagus yang mendoakan hubungan dirinya dengan Matheo yang tidak jelas ini. Hampir dua bulan menjalani LDR, Matheo tiba-tiba berubah drastis. Suka marah jika ditelepon dan suka menghilang tidak jelas.

“Apalagi Matheo cinta banget sama lo, kan? Shelka aja sampai diputusin demi lo.” Bagus terus mencoba menguatkan Jelita yang pesimis dengan hubungan jarak jauh ini. Gimanapun Bagus juga tak yakin jika Matheo setia. Apalagi mengingat pergaulan di luar negeri yang berbeda dengan Indonesia.

Jelita yang semula diam pun langsung angkat bicara meski tenggorokannya terasa sangat sakit saat ini.

“Gue nggak yakin kalau hubungan ini bakalan berakhir happy ending. Apalagi melihat perubahan Mamat yang drastis seperti ini. Gue pesimis untuk lanjut.”

Bagus menelan ludahnya sendiri. Ia mulai bingung harus mengatakan apa kepada Jelita agar tetap berpikiran positif kepada Matheo.

“Sepertinya gue nyerah. Gue mau putus saja sama Mamat!” ucap Jelita tegas dan penuh penekanan.

Bagus yang mendengar hanya bisa diam dan menatap Jelita lembut. Bagus tahu ini merupakan perasaan Jelita yang sedang emosi karena hubungan jarak jauh dengan Matheo.

“Gue dukung apa yang membuat lo bahagia, Ta.”

“Makasih banyak, ya, Gus. Lo meski teman dekat Mamat tapi nggak memihak dia ataupun gue. Lo tetap sportif sama kita berdua.”

Bagus tersenyum dan menepuk bahu Jelita pelan penuh kelembutan. “Ini gunanya teman bukan?”

Jelita tersenyum saat mendengar ucapan Bagus. Jelita langsung berdiri karena harus buru-buru pergi dari kampus menuju ke salah satu kafe di mana tempat ia bekerja part time.

“Lo mau kemana?” tanya Bagus yang ikut berdiri dari posisinya duduk.

“Kafe.”

Bagus langsung melihat arjoli yang melingkar di pergelangan tangannya. “Ini kan masih pagi. Kafe belum buka, 'kan?”

“Iya, tapi gue ada urusan sama Gilang.”

“Mau gue antar?”

Jelita diam dan tak lama tangannya langsung ditarik Bagus menuju ke area parkir untuk mengambil motornya.

Bagus langsung memberikan helm kepada Jelita, dan ia pun segera menstarter motornya untuk menuju ke kawasan Dharmawangsa—di mana tempat kafe itu berada.

Bahkan selama perjalanan menuju ke arah kafe, baik Bagus dan Jelita sama-sama mengobrol soal masa lalu mereka saat masih SMA dulu. Mereka bahkan terkadang tertawa bersama sampai membuat pengguna jalan lain kadang menatap ke arahnya heran.

“Lo sih ketawa kencang banget. Jadi dilihatin Bapak-bapak ojol itu deh,” kata Jelita sambil menabok bahu Bagus sedikit kencang.

Bagus masih terkekeh dan sesekali menatap pantulan wajah Jelita di kaca spion. “Kan emang dulu lo paling cantik satu sekolah Nusa Bangsa, Ta.”

“Ih bohong banget. Setahuku yang paling cantik Shelka deh,” sahut Jelita.

“Shelka cantik karena dia pinter dandan aja. Kalau lo apa adanya dan nggak make-up juga cantik.”

Dipuji seperti itu membuat pipi Jelita mendadak blusing bahkan terasa sangat panas. Apalagi sikap Bagus sejak dulu sampai sekarang masih saja sama. Tetap baik dan perhatian meski dulu ia pernah menolak cintanya.

“Kenapa lo tetap baik sama gue, sih?” ceplos Jelita tiba-tiba yang membuat Bagus langsung mendadak diam.

Jelita kini menanti jawaban dari Bagus. Entah kenapa Jelita penasaran dengan jawaban cowok di depannya ini. Biasanya kalau cowok ditolak pasti akan menjauh atau menganggap musuh, tapi Bagus berbeda. Dia tetap baik seperti tidak terjadi apa-apa.

“Karena lo cewek baik, dan lo sekarang sendirian juga di Jakarta semenjak nyokap lo pindah ke luar kota, kan?”

Jelita langsung lesu dan sedih jika mengingat mamanya yang memilih tinggal di Yogyakarta sana. Apalagi sekarang ia sudah tidak memiliki rumah lagi di Jakarta. Rumah yang dulu ditempati kini sudah dijual untuk modal usaha mamanya, dan sisanya untuk biaya masuk kuliah.

“Makasih, ya, Gus.”

“Sama-sama, Ta. Pokoknya kalau lo butuh sesuatu jangan sungkan buat hubungi gue. Pasti berat banget tinggal sendirian di Jakarta dan ngekos sendirian begini.”

Jelita tersenyum tipis karena Bagus benar-benar mengerti kondisinya. Bahkan, Jelita rela kuliah di Jakarta karena ingin dekat dengan keluarga Matheo, namun entah kenapa hubungannya justru semakin menjauh seperti saat ini.

Dan, tak terasa perjalanan Jelita dan Bagus telah sampai di depan kafe. Jelita langsung turun dan menyerahkan helm kepada Bagus. “Btw, makasih banyak, ya.”

“Sama-sama, Ta.”

“Yaudah gue mau masuk dulu. Lo hati-hati baliknya,” ujar Jelita yang sangat berterima kasih sekali dengan Bagus.

Bagus hanya mengangguk dan langsung pergi meninggalkan Jelita. Dan di saat sudah sepi, Jelita langsung mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Matheo kembali.

Tut … tut … tut.

Jelita memejamkan matanya karena menunggu panggilan telepon yang tak kunjung diangkat-angkat. Dan di saat deringan ke empat Jelita mendengar suara berisik musik yang berdentum sangat kencang, tak lama suara perempuan menyambut panggilannya.

“Hello, who are you?”

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Copex Copex
lanjutkan bro
2023-07-29 01:22:20
0
user avatar
Agus Irawan
Hai kak numpang promosi. mampir juga ke Novelku. judul " Kembang Desa Sang Miliarder" pena "Agus Irawan. Seru banget ceritanya, Menceritakan tentang Gadis desa yang menemukan kebahagiaan di kota.
2023-04-16 09:02:56
0
user avatar
Copex Copex
sudah tamat ya
2022-03-15 13:03:02
1
user avatar
Beverlyclayrine
ceritanya bagus banget.semangat nulisx Thor😘
2021-05-20 06:56:28
1
default avatar
yundasuzanna
yaaah nangung amat bacanya...Jejez up lagi donk..
2021-05-10 23:43:11
1
default avatar
yundasuzanna
akhirnya muncul lagi...jgn kelamaan up nya donk thor..
2021-05-07 18:29:14
1
user avatar
Yunda Suzanna
hayooo klo si micin sama kaikai turun gunung mamat bisa berabe nih
2021-04-14 20:57:36
1
user avatar
Yunda Suzanna
aduuuh mamat..berani main api nih..ntar kebakar lho..jadi debu d..
2021-04-13 23:15:43
1
user avatar
Lintang Kaila Rizkyani
dr meta 1 aku kurang feel sm lita jd aku dukung klo mereka putus wkwkwkkkk
2021-04-13 21:01:18
1
user avatar
RF Riani
Waaaaaaah Matheo dan Jelita diantara madu dan racun yah 🤣🤣🤣🤣🤣
2021-04-13 14:35:47
1
user avatar
Atik Sairoh
Kemunculan orang ke-3. Bagus I LOVE YOU
2021-04-10 12:41:45
1
user avatar
Atik Sairoh
Kemunculan orang ke-3. Bagus I LOVE YOU
2021-04-10 12:41:45
0
user avatar
Atik Sairoh
Kemunculan orang ke-3. Bagus I LOVE YOU
2021-04-10 12:41:45
0
user avatar
Atik Sairoh
Mantap Aura bangsulnya udah keliatan
2021-04-10 12:40:54
0
user avatar
Atik Sairoh
Astagfirullah mamat udah gede, udah ngerti mimun²
2021-04-10 12:40:26
0
  • 1
  • 2
43 Chapters
1 - Ghosting
Los Angeles, California, Amerika Serikat.08.00 p.m waktu setempat.“Lagi di mana?”“Pergi sama teman.”“Siapa?”“Udah dulu, ya, Ta. Enggak enak nih teleponan kalau lagi kumpul sama teman.” Dengan cepat pula Matheo langsung menutup panggilan telepon dari Jelita. Matheo bahkan tidak memberikan kesempatan Jelita berbicara sebelum sambungan telepon itu terputus.Wajah Matheo langsung menoleh ke arah wanita yang memiliki darah keturunan Amerika—India itu. Matheo tersenyum manis dan kembali menenggak sebuah minuman beralkohol yang sudah dituangkan oleh Jessie.“Barusan yang telepon itu kekasihmu?” tanya Jessie menebak.“Hm.”Jessie tersenyum miring dan langsung berdiri mengajak Matheo untuk bergabung bersama teman yang sudah turun terlebih dahulu ke lantai dansa.“Come on,” ajak Jessie dengan suara manja.“Tidak, Jess. Aku di sini saja minum.”“Kalau kau tidak ikut berjoged maka aku juga tidak ikut bergabung.” Jessie
last updateLast Updated : 2021-04-09
Read more
2 - Sebaiknya Kita Putus
Jelita pun sudah membulatkan tekadnya jika harus mengakhiri hubungan dengan Matheo. Apalagi sejak resmi berpacaran, baik Jelita dan Matheo belum pernah merasakan namanya kencan. Jelita menerima cinta Matheo di saat laki-laki itu sudah berada di Los Angeles. Dan mereka berdua sepakat untuk berkomitmen dan saling setia.Namun, suara perempuan yang menyambut panggilannya saat ini membuat hatinya langsung merasa terluka.“Jessie … ouh no, shit!” Jelita bahkan mendengar suara Matheo di seberang sana. Sepertinya Matheo tengah mabuk dan ditemani perempuan bernama Jessie itu.Sebisa mungkin Jelita menguatkan hatinya yang terasa sangat sakit saat ini. Suara dentuman musik menambah keyakinan jika Matheo memang aktif pergi ke kelab malam.“Honey, don’t do it here. I think we should go to a hotel.”Mendengar kata-kata itu membuat Jelita meremas ponselnya dan segera mematikan dengan kasar. Tak terasa tetesan air matanya pun
last updateLast Updated : 2021-04-10
Read more
3 - Semakin Kacau
Kini Jelita merasa lega. Plong. Satu kalimat yang sudah ia pendam selama semingguan ini kini berhasil lolos dari bibir tipisnya.Namun entah kenapa saat ucapan itu lolos, justru Jelita kini merasa takut sendiri. Degdegan. Gemetar.“Are you kidding me?” sebuah pertanyaan di seberang telepon membuat hati Jelita semakin deg-degan. Apakah hal yang dilakukannya kini sudah benar atau tidak. Tapi, Jelita yakin yang dilakukan ini sudah tepat.“Apa lo selingkuh? Emang cowok mana yang bisa membuat lo tega berpaling, Ta?”Mendengar tuduhan yang dilontarkan Matheo barusan membuat hatinya sakit. Hancur. Dan sebelum menjawab pertanyaan dari Matheo, kini lelaki itu sudah melontarkan berbagai carut-marut kepadanya.“Gue nggak nyangka seorang Lita bisa selingkuh. Gue tahu lo lagi dekat sama Bagus, dan lo tentunya tahu juga kalau Bagus dulu suka sama lo. Tapi nggak begini caranya dong. Lo kan cewek gue, Ta. Lo harus tahu posisi lo di mana sekarang!”“Mat …,” suara
last updateLast Updated : 2021-04-11
Read more
4 - Sosial Media Membawa Petaka
Jakarta, Indonesia.Setelah waktu malamnya dibuat untuk menangis, kini Jelita tampak lebih tenang saat duduk bersama Prita yang kini sedang galau karena akan dijodohkan oleh kedua orangtuanya. Ternyata yang mengalami masalah hidup yang terasa berat ini ternyata bukan dirinya saja melainkan semua orang—termasuk Prita.“Sumpah, ya, nggak habis pikir sama Bokap yang jodohin gue sama sugar Daddy,” adu Prita, mengesah.Jelita yang mendengar cerita Prita pun langsung merasa kasihan sendiri. Tak lupa tangannya menepuk pundak Prita pelan sebagai wujud kalau ia akan selalu ada di saat Prita membutuhkan.“Gue nggak mau kawin, Ta. Tolongin gue …,” rengek Prita.Mereka berdua pun langsung berpelukan. Lebih tepatnya Jelita memeluk Prita yang sedang bimbang dengan masa depannya.Sapuan lembut tangan Jelita mampu membuat perasaan Prita mulai tenang. “Emang udah ketemu sama calon suami lo?”Prita langs
last updateLast Updated : 2021-04-12
Read more
5 - Kehancuran; Semakin Menjauh
Jakarta, Indonesia.Jelita merasa syok saat banyak akun yang men-tag namanya di kolom komentar instagram Matheo. Merasa penasaran pun membuat Jelita membuka itu. Hatinya langsung berdenyut nyeri melihat postingan yang diunggah oleh Matheo. Dia—ciuman dengan seorang perempuan di sana. Jelita langsung menangis dan menutup akun instagramnya.“Ta, meja nomor 14 cappucinno late 1,” teriak teman kerja Jelita.Tak ingin diketahui oleh orang lain membuat Jelita buru-buru memasukan ponselnya di kantong celemek. Ia pun segera membuat pesanan untuk meja nomor 14 itu.“Lita! Astaga!” pekik salah satu rekannya. “Lo lagi kenapa, sih? Itu meluber airnya,” serunya dengan kesal dan segera mengambil alih pekerjaan Jelita."Maaf, maaf," lirih Jelita tak enak.Merasa tidak konsen bekerja membuat Jelita langsung berjalan mundur. Ia pun segera pergi menuju ke belakang bangunan kafe yang sepi. Jelita merogoh sakunya dan me
last updateLast Updated : 2021-04-13
Read more
6 - Devinisi Teman; Menusuk, memanasi
Los Angeles, California, Amerika Serikat.Satu minggu kemudian.Matheo kini merasa frustasi sendiri dan menyesal sudah melakukan itu bersama Jessie. Terlebih banyak sindirian di kolom komentar akun instagramnya—termasuk Shasa—sang adik.Tak usah dijelaskan pun pasti Shasa sudah melihat itu dan mengadu kepada kedua orangtuanya, meski Matheo tahu jika kedua orangtuanya tipe yang tidak suka ikut campur dengan urusan asmara anak-anaknya.Matheo mendecih kala panggilan teleponnya diabaikan oleh Jelita. Sudah berulang kali menghubungi namun jawabannya tetap sama saja. Diabaikan.“Lo kalau marah bilang dong, Ta. Jangan diam aja begini.” Matheo lama-lama merasa frustasi sendiri karena kesusahan untuk menghubungi Jelita.Tak tinggal diam, Matheo segera beralih ke nomor kontak Rendi—ia segera menghubungi untuk meminta bantuan.“Halo.”“Ren.”“Ada apa, Mat? Tumben sering t
last updateLast Updated : 2021-04-14
Read more
7 - Cemburu Buta; Hilang Logika
Jelita langsung mencegah Shasa yang ingin menghubungi Matheo. “Jangan Sha, aku baik-baik aja kok.”“Gapapa, Kak. Biar Kak Mamat makin kelimpungan pengin pulang ke Indonesia.”“Kasihan, Sha. Biarkan dia fokus kuliah dulu. Nanti Daddy-mu marah gimana kalau Mamat gagal kuliah?” Jelita langsung membawa-bawa nama Melviano yang mampu membuat Shasa diam tak berkutik. Lagipula kalau Jelita rasa Om Melviano juga kurang menyukainya atau emang dasar sikapnya yang dingin. Entahlah.Sudah berteman lama dengan Matheo tapi Jelita suka risih sendiri dengan Melviano. Terasa segan untuk berbincang-bincang.“Sabar ya, Kak. Kak Mamat emang gitu nyebelin. Tapi dia baik kok.”Jelita tersenyum tipis. “Iya, dia baik.”Lagi asik berbincang pun akhirnya terdengar suara ketukan pintu yang membuat kedua gadis remaja itu langsung menoleh secara bersamaan.“Biar aku yang buka,” ujar Shasa yang
last updateLast Updated : 2021-04-14
Read more
8 - Kau Torehkan Luka Yang Terdalam
Jelita langsung menangis tergugu saat ini. Entah terkena angin apa tiba-tiba Matheo meminta putus. Padahal sewaktu dia meminta putus kemarin, mati-matian Matheo justru menolaknya. Dan kini? Matheo sendiri yang menyerah di saat Jelita mulai menerima pergaulan kekasihnya itu.Hal yang lebih membuat Jelita merasa sakit adalah kata-kata kasar Matheo yang mengatakan jika dirinya ‘jalang’.Bahkan selama mengenal Matheo, baru kali ini dia bisa semarah itu dan berani membentaknya seperti tadi.Tak ingin salah paham pun membuat Jelita segera menelepon balik Matheo untuk menanyakan ucapan dia yang sangat ngaco itu. Entah apa maksudnya menuduh selingkuh seperti tadi.Tut … tut … tut.Merasa tidak diangkat pun membuat Jelita merasa frustasi sendiri. Jelita terus mencoba berkali-kali menelepon Matheo sampai rasanya lelah. Ingin menyerah.Entah kenapa ada rasa enggan dan tidak rela jika hubungannya berakhir dengan tidak baik sepe
last updateLast Updated : 2021-04-15
Read more
9 - Berpisah
Dan pada akhirnya kini Jelita memutuskan untuk periksa di sebuah klinik 24 jam. Prita yang memang teman dekat sejak SMA pun tak segan-segan mengantar. Bahkan ia rela keluar rumah di jam 2 pagi seperti ini demi mendatangi kos-an Jelita yang memang berada di kawasan Kebayoran. Untung saja dekat dengan lokasi rumahnya yang terletak di Gandaria. Kalau jauh juga Prita akan pikir-pikir kembali.Saat selesai diperiksa, ternyata Jelita mengalami gejala typus. Sukurnya masih gejala hingga tidak perlu sampai dirawat segala, namun tetap harus istirahat total di rumah agar cepat sembuh.Sambil menunggu obat, kedua perempuan itu duduk termenung dengan isi pikiran masing-masing. Prita memikirkan cara melabrak Shelka besok di sekolah. Lain hal dengan Jelita yang masih tidak percaya jika hubungan dengan Matheo benar-benar sudah berakhir.“Nona Cahaya Jelita Pramana.”Dengan cepat Prita langsung berdiri dan berjalan menuju ke bagian farmasi untuk mengambil oba
last updateLast Updated : 2021-04-16
Read more
10 - Healing
Matheo yang mabuk berat terpaksa diantar pulang oleh Jessie ke apartemen laki-laki itu. Jessie bahkan dibantu security apartemen untuk membawa Matheo ke unitnya. Saat sudah di dalam unit apartemen, Jessie dengan susah payah memapah Matheo menuju ke dalam kamar hingga akhirnya mereka berdua jatuh bersama di atas ranjang.Tubuh Matheo yang berat membuat Jessie kesusahan bernapas karena benar-benar merasa terhimpit di bawah.Bau alkohol di mulut Matheo pun sangat menyengat kuat hingga membuat Jessie terbatuk-batuk kecil. “Matheo, wake up!”Merasa akan mati mendadak membuat Jessie terus berusaha menyingkirkan tubuh Matheo agar terguling ke samping.Setelah berusaha dengan susah payah dan sekuat tenaga akhirnya tubuh Matheo terguling dan laki-laki itu terus memanggil nama Jelita yang membuat Jessie mendengkus sebal.“Dasar brengsek! Sudah putus masih saja mengingatnya!” dumel Jessie, kesal.Merasa seluruh tubuhnya sakit, J
last updateLast Updated : 2021-04-16
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status