"Semuanya bisa saja berubah kalau kamu memilih untuk pergi. Kumohon, berhentilah... Berhentilah sekali saja."- Alzen Hamilton. "Aku sudah jatuh hati sejauh ini. Aku tidak akan berhenti, kau dengar itu? Aku akan berdiri bersamamu sampai akhir."- Thana Yudistia. *** Alzen Hamilton, the Prince of Oltocasc yang mendadak naik tahta menjadi Raja harus menerima banyak rumor miring tentangnya. Kepergian sang kakak dan kakak ipar yang merupakan Raja juga Ratu sebelumnya membuat Alzen dituduh menjadi penyebab kematian mereka agar bisa menjadi raja. Lebih dari itu, Alzen juga menerima tanggung jawab yang tidak terduga, yaitu menjadi Ayah dari putra mendiang sang kakak. Untuk duduk diatas tahta, Alzen diharuskan menikah dan sayangnya dia tidak percaya hubungan pernikahan. Hingga dihari perburuan, ia menemukan seorang wanita yang ingin mengakhiri hidupnya sendiri. Alzen tanpa ragu mengajukan penawaran untuk mengambil alih kehidupannya yang ingin dibuang.
View MoreIstana megah dengan ratusan pelayan yang siap melayani kini terpampang nyata di depan mata Thana. Seumur hidupnya, dia tidak pernah membayangkan bisa melihat istana Oltocasc apalagi menginjakan kaki di sana. Tapi, ini nyata dan sungguh terjadi. Tangan Thana sampai bergetar menyaksikan pilar-pilar tinggi yang menyambutnya di serambi depan.Kerajaan modern yang terbuka dan selalu berhasil menyesuaikan terhadap kemajuan teknologi tanpa menghancurkan tradisi. Oltocasc Kingdom dikenal dengan keramahan dan tingkat kesejahteraannya yang tinggi. Hasil bumi ataupun industri yang berasal dari rumahan atau perusahaan didukung secara penuh oleh kerajaan dan menjadikannya salah satu pemasukan terbesar."Selamat datang kembali, Pangeran Alzen." Sambut seorang kepala pelayan dengan kumis tebal yang sudah sedikit beruban. Kepala pelayan itu melirik ke arah Thana dengan penuh tanya, tapi tidak cukup berani untuk berucap.Alzen menyadari itu, lalu berucap, "Oh, halo tuan Chris. Kamu pasti sudah mendapa
3 mobil hitam nan mewah menarik perhatian orang-orang yang sedang berlalu-lalang. Mereka mulai berbisik pada satu sama lain ketika mobil-mobil itu berhenti di depan gerbang sebuah rumah dengan halaman luas dan bangunan yang besar, rumah Martinus Thorne. Ya, Ayah dari Thana Yudistia.Di dalam mobil pertama, Alzen terlihat sibuk menatap Thana. Gadis itu terpaku pada gerbang besar dengan tatapan penuh luka dan rasa kecewa, Alzen bisa melihat itu dari air mata yang menggenang di pelupuk mata indahnya."Apa di dalam gerbang itu rumah Ayahmu?" Tanya Alzen memastikan.Thana mengangguk lesu, "Iya..."Alzen langsung menyuruh salah satu orangnya keluar untuk meminta akses masuk pada si penjaga rumah yang sedari tadi hanya diam memandangi mobil-mobil di hadapannya.Tak lama kemudian terlihat si penjaga buru-buru membukakan gerbang, sepertinya dia sudah tahu siapa yang berada di dalam mobil, Pangeran kedua yang sebentar lagi naik tahta menggantikan Pangeran mahkota yang telah tiada.Kekhawatiran
Sungguh diluar perkiraan, Alzen kira rumah yang Thana maksudkan tak jauh dari danau adalah sebuah rumah dengan bangunan yang layak. Tapi, ternyata hanya sebuah bangunan berbahankan kayu yang kurang pemeliharaan. Kamar yang semalam Thana maksudkan sebagai kamarnya hanyalah sebuah dipan dengan kasur yang tak begitu tebal. Tapi secara keseluruhan, Thana berhasil membuat seluruh ruangan bersih dan rapih. Alzen tidak tahu bahwa ada seorang gadis yang bisa dan mau menempati tempat menyedihkan seperti ini.Alzen sibuk memerhatikan lemari pakaian yang pintunya saja sudah hilang sebelah, sedangkan Thana terlihat sedang membuka laci kecil di samping tempat tidurnya yang sederhana, bahkan terbilang menyedihkan di mata Alzen."Ketemu!" Seru Thana seraya mengangkat kalung berliontin biru yang cantik, "Yang mulia pangeran mahkot- ah, maaf, Alzen, aku sudah menemukan satu-satunya barang berhargaku."Alzen pun berbalik badan, "Apa ini lemari pakaianmu?" Tanyanya sembari menunjuk ke lemari yang ia bel
Alzen duduk bersandar dengan tangan menyilang di depan dada, menunggu Thana selesai membaca kontrak di ponselnya, jika setuju maka akan ia cetak untuk ditanda tangani bersama diatas materai.Thana yang baru merasa jauh lebih tenang tampak tidak keberatan dengan semua hal yang tertulis di dalam kontrak. Lalu, ia meletakan ponsel Alzen di atas meja dan mengangguk lemah, pasrah seakan-akan pilihan itu bukanlah apa-apa.Dalam kontrak tertulis; 1. Menikah untuk satu tahun. 2. Jangan mencampuri urusan pribadi masing-masing tanpa izin. 3. Pembagian harta gono-gini sesuai aturan kerajaan. 4. Pemberian uang tunjangan sesuai kontrak sebanyak (50 Miliar *Prail)(*Prail= Mata uang Kerajaan Oltocasc)Hanya itu. Tidak ada perjanjian khusus. Bagi seorang Thana yang ingin keluar dari kehidupan yang menyengsarakan sudah merasa cukup dengan itu semua. Setidaknya, menjadi istri seorang penerus tahta akan membuat nama dan kehormatannya terangkat.Tapi, bagaimana dengan keluarga kerajaan? Thana rasa,
Thana Yudistia harus menelan kepahitan hidup sebagai anak haram yang kehadirannya tidak diinginkan. Hatinya terasa begitu hancur ketika sang Ayah mengusirnya dari rumah keluarga Thorne saat berusia 15 tahun. Ya, Thana tidak mendapatkan nama dari keluarga Ayahnya, hal seperti itu tidak berlaku untuknya.Keluarganya telah membangun rumah kayu kecil di tepi hutan. Rumah itu telah melindungi Thana dari dinginnya malam, panasnya siang, dan kengerian hutan. Jarak tempuh menuju pedesaan yang jauh membuatnya benar-benar terasing dan hanya dua minggu sekali ia pergi untuk membeli bahan makanan dari uang yang Ayahnya berikan setiap bulan. Tapi, sekarang tidak lagi."Apa dia bilang? 'Aku tidak akan mengirimimu uang lagi! Kamu sudah dewasa, bekerja atau menikahlah dan hasilkan uang sendiri! Putriku Marletta yang cantik membutuhkan banyak uang untuk debutnya dilingkungan sosialita para bangsawan.' Begitukah?"Thana menekan dadanya yang terasa sesak, "Aku juga putrimu. Kalau Ibu tidak meninggal kar
Thana Yudistia harus menelan kepahitan hidup sebagai anak haram yang kehadirannya tidak diinginkan. Hatinya terasa begitu hancur ketika sang Ayah mengusirnya dari rumah keluarga Thorne saat berusia 15 tahun. Ya, Thana tidak mendapatkan nama dari keluarga Ayahnya, hal seperti itu tidak berlaku untuknya.Keluarganya telah membangun rumah kayu kecil di tepi hutan. Rumah itu telah melindungi Thana dari dinginnya malam, panasnya siang, dan kengerian hutan. Jarak tempuh menuju pedesaan yang jauh membuatnya benar-benar terasing dan hanya dua minggu sekali ia pergi untuk membeli bahan makanan dari uang yang Ayahnya berikan setiap bulan. Tapi, sekarang tidak lagi."Apa dia bilang? 'Aku tidak akan mengirimimu uang lagi! Kamu sudah dewasa, bekerja atau menikahlah dan hasilkan uang sendiri! Putriku Marletta yang cantik membutuhkan banyak uang untuk debutnya dilingkungan sosialita para bangsawan.' Begitukah?"Thana menekan dadanya yang terasa sesak, "Aku juga putrimu. Kalau Ibu tidak meninggal kar...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments