Sungguh diluar perkiraan, Alzen kira rumah yang Thana maksudkan tak jauh dari danau adalah sebuah rumah dengan bangunan yang layak. Tapi, ternyata hanya sebuah bangunan berbahankan kayu yang kurang pemeliharaan. Kamar yang semalam Thana maksudkan sebagai kamarnya hanyalah sebuah dipan dengan kasur yang tak begitu tebal. Tapi secara keseluruhan, Thana berhasil membuat seluruh ruangan bersih dan rapih. Alzen tidak tahu bahwa ada seorang gadis yang bisa dan mau menempati tempat menyedihkan seperti ini.Alzen sibuk memerhatikan lemari pakaian yang pintunya saja sudah hilang sebelah, sedangkan Thana terlihat sedang membuka laci kecil di samping tempat tidurnya yang sederhana, bahkan terbilang menyedihkan di mata Alzen."Ketemu!" Seru Thana seraya mengangkat kalung berliontin biru yang cantik, "Yang mulia pangeran mahkot- ah, maaf, Alzen, aku sudah menemukan satu-satunya barang berhargaku."Alzen pun berbalik badan, "Apa ini lemari pakaianmu?" Tanyanya sembari menunjuk ke lemari yang ia bel
Baca selengkapnya