Beranda / Romansa / My Husband's Secret / 78. Rencana Besar Sander

Share

78. Rencana Besar Sander

Penulis: HENY PU
last update Terakhir Diperbarui: 2021-08-08 11:36:47

Apa sebenarnya tujuan Ian ke Jakarta, tidak ada yang mengetahuinya kecuali Rahman, Rusdi, dan Ian sendiri.

"Di rumah baik-baik ya Sayang!" ucap Ian sembari menggesek-gesekkan hidung mancungnya di tengkuk Fafa.

"By, geli." Ian langsung menghentikan ulahnya.

"Sudah, tidur!" putus Ian. Dia semakin mengeratkan pelukannya dan Fafa mengecup lengan Ian beberapa kali. 

Satu tahun terakhir adalah hari-hari terbaik bagi Ian. Dia seringkali tidak percaya apa yang telah dia jalani hingga detik ini. Sikap spontan dan memaksa Ian saat itu, membuat dia memiliki istri sehangat Fafa. Dengan kedok bantuan, dia memaksa Fafa menjadi istrinya dan siapa yang menyangka berbuah kebahagiaan seperti sekarang. Ian lagi-lagi mengecup tengkuk Fafa dengan gemas. "Istri mudaku, gadis kesayanganku!" gumamnya. Ian tersenyum kemudian memejamkan mata. 

***

Berlin Jerman

Di sebua

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • My Husband's Secret   79. Membayangkan Perpisahan

    "Memang ayah meninggal? Siapa yang mengatakan itu? Bualan siapa yang kamu dengarkan!" tanya Victor berang dengan sifat keras kepala Sander.Victor menekan batang rokok di tangannya ke dalam asbak, kemudian meniup kasar asap dari dalam paru-parunya. Dia mendekati Sander yang masih terduduk santai di sofa. Pergerakan yang tidak pernah diduga oleh Sander sebelumnya, Victor mencengkeram erat leher Sander dan memaksa Sander berdiri, kemudian dia berbisik."Seyakin itu ayahku sudah mampus! Hhmm. Aku bahkan meyakini dia sekarang masih hidup nyaman di suatu tempat!" Sander berusaha melepaskan cengkraman Victor dari lehernya dan usaha itu sia-sia. Victor melepaskan cengkramannya dan menghempaskan tubuh besar Sander ke sofa. Victor meninggalkan Sander yang masih termangu. "Benarkan kakek masih hidup!" gumamnya. Sander geleng-geleng, dia langsung men-dial nomor ponsel dan menyuruh Becker untuk datang, tetapi Becker menolak. Akhirnya, Sander menghabiskan malam di Club, melepaskan

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-09
  • My Husband's Secret   80. Rasa Yang Tertinggal

    "Stop, By. Geli!" ujar Fafa terus memberontak."Ini hukumannya karena sudah menikmati tubuh seksiku!" ujar Ian terus menghujani Fafa dengan kecupan di seluruh wajahnya. Fafa merinding mendengar perkataan Ian, dia langsung diam dan tidak berontak lagi. Ian menghentikan kejahilannya dan menatap Fafa keheranan, dia mengedutkan dahinya. Entah siapa yang memulai lebih dahulu, keduanya sekarang hanyut dalam lautan rasa yang menghentak dalam dada, berontak mengharapkan pelepasan. Ian menempel bibirnya yang berwarna sedikit kecoklatan. Dia melihat Fafa memejamkan mata, Ian mulai bergerilya dan memagut, bibir yang saling menempel mulai bergerak menyesap, merasai dan mencoba mengalirkan asa dan rasa yang membuncah di dada kepada Sang Pemilik Hati. Gayung bersambut, dalam mata tertutup Fafa begitu menikmati buaian bibir suaminya, hingga sebuah suara mengagetkan mereka. Sontak, keduanya melepaskan diri dengan napas sedikit terengah. Ian memeluk Fafa dan mengusap puncak kepala yang tertut

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-10
  • My Husband's Secret   81. Berangkat

    Ian mengulas senyum tipis saat melihat dari pantulan cermin, istrinya memejamkan mata. Dia mengelus rambut Fafa, kemudian menoleh ke kanan dan membisikkan kalimat singkat. "My Love, Wifey!" bisik Ian bersamaan dengan mendaratkan bibirnya di pipi Fafa. "Sudah!" putus Fafa agar tidak semakin terbuai oleh suaminya. Dia beranjak menjauhi Ian, menuju sisi ranjang. Fafa mempersiapkan ponsel dan tab Ian, lalu memasukkan jadi satu di wallet. Terdengar ketukan daun pintu sebanyak tiga kali. Fafa dan Ian bertukar pandang kala mendengar suara pintu diketuk. Ian segera mengayuh kursi roda menuju ruang tamu. Sesuai dugaannya, Rahman yang datang. Fafa bergabung tidak lama kemudian. "Nyonya," sapa Rahman sopan. Fafa merengut, sudah satu tahun panggilan Rahman tidak berubah. Padahal Fafa sudah berulang kali meminta Rahman mengubah panggilan itu. Ian menatap istrinya dengan senyum terkulum. 'Bagaimana j

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-11
  • My Husband's Secret   82. Ganti Rute

    "Man, gimana hasil pengintaianmu!" suara Ian memecah keheningan. "Sejauh ini, belum ada pergerakan yang patut diwaspadai, Mas Ian." Ian mengangguk. "Terus awasi!" "Siap. Mas Ian kita istirahat dahulu atau langsung?" Ian melihat jam yang melingkar ditangannya. "Iya, Man. Masjid di depan," jawab Ian tanpa melihat lawan bicaranya. Setelah melaksanakan Sholat dhuhur, mereka beristirahat restoran yang ada di sekitaran Masjid Agung Kota Klaten. Rahman terus menahan diri untuk tidak bertanya. Satu jam sudah berlalu, tetapi Ian masih saja nyaman dengan posisi sekarang. Ian menangkap kegelisahan yang ditunjukkan dari gesture Rahman. "Ada apa, Man?" "Kapan berangkat Mas Ian?" "Nanti saja, aku masih ingin bersantai di sini." Rahman mengangguk. Ian menatap lekat layar tab. Dia memang sudah menugaskan Silvi untuk mengawasi Fafa. Selama Ian di Kediri, ada sembilan agen yang bersamanya. Tentu saja semua agen terbai

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-12
  • My Husband's Secret   83. I'm Back

    "Halo Sayang! Eh, Assalamualaikum, Sayang!" sapa Ian ramah. "Wa alaikumsalam, By sudah sampai mana?" "Masih di jalan." "By, Mbak Silvi tadi kesini. Kat- ...," "Iya, aku yang menyuruhnya!" "Ya udah kalo git- ..." ucapan Fafa terputus karena Ian memutuskan panggilannya. Beberapa saat kemudian Ian mengirim chat yang isinya alasan dia tiba-tiba memutuskan panggilannya, karena ada panggilan masuk dari London. "Segenting itukah masalahnya!" gumam Fafa dan setelahnya mendoakan agar masalah segera selesai, dia dan Ian bisa berkumpul kembali. Fafa mengulas senyum membayangkan hal itu terjadi. "Fa ... Fafa ... Fathimah binti Ruslan!" teriak Arni. Fafa terkejut dan tersadar dari lamunannya. "Op-opo Ar?" jawab Fafa dengan tergagap. "Ck! Ngga hanya Pak Aldric Andrian yang bucin akut. Te

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-13
  • My Husband's Secret   84. Opsi Berpisah

    "Istrimu sudah tau?" tanya Kyai Mansyur lebih lanjut. "Belum, tau hanya sebatas dua tahun saja." Lagi-lagi Kyai Mansyur mengangguk. Dia paham tidak mudah bagi seorang Milosevic mengatakan siapa jati diri mereka sebenarnya. "Abah senang jika istrimu bisa tinggal di sini. Bawa ke sini, kapanpun kamu mau!" Ian mengangguk. Ruang keluarga kembali hening. Andrian terus memperhatikan gerak gerik Ikan Arwana di akuarium, yang berada tepat di depannya. Sesekali terdengar hembusan napas dalam-yang Andrian lakukan. Kyai Mansyur memandang lekat cucu kesayangan sahabatnya. Dia salut dengan anak muda di hadapannya ini, laki-laki tangguh. Dia tau, saat ini Andrian dilanda kebimbangan terkait istrinya. Andrian menghela napas dalam lagi, sebelum mulai berbicara. Dia menoleh ke arah Kyai Mansyur dan bertanya "Bagaimana jika aku menceraikannya?" Kyai Mansyur terkejut mendapat pertanyaan ini, tetapi

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-14
  • My Husband's Secret   85. Stay With Me

    "Assalamualaikum, Mas Ian," sapa Rusdi. "Hhmm." Andrian langsung melajukan kursi rodanya dan berhenti sejenak di depan pintu. Dia memejamkan mata untuk sesaat, sebelum memasuki mansion. Satu tahun sudah, dia meninggalkan mansion ini. Andrian mengedarkan pandangannya ke setiap sudut ruang keluarga. Tempat yang sama dan tidak ada yang berubah sejak dia tinggalkan. Entah kenapa Andrian tiba-tiba merasa sepi. Di depan pintu kamar, dia berhenti lagi untuk sejenak. Dengan enggan, Andrian memasuki kamar utama miliknya. Rusdi hendak membantu Andrian. Akan tetapi, dia menolak. Andrian hanya mau dibantu Rusdi saat mengganti popok dan celana saja. Awalnya Rusdi sangat terkejut, tetapi setelah itu dia mengangguk paham. Setelah Rusdi merapikan pakaian dan beberapa barang bawaan Andrian, dia segera pamit undur diri. Saat Rusdi hendak membuka pintu kamar, Andrian menginterupsinya. "Paman, temani aku minum kopi!"

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-15
  • My Husband's Secret   86. Tidak Percaya

    Dering ponsel Ian membuat ruangan Reynan yang semula riuh mendadak hening. Ian langsung meraih ponsel di saku kursi rodanya. 'Jul!' batinnya. Ian langsung menekan icon berwarna hijau. "Hhmm." "Kak, ada yang mau Jul bicar-," perkataan Julian langsung dipotong Andrian. "Aku ke sana!" ujar Andrian cepat dan langsung mematikan ponselnya. Dia langsung melajukan kursi rodanya secara otomatis keluar ruangan Reynan. "Hei, Ian tunggu!" cegah David. "Ada urusan!" jawab singkat Ian. Reynan dan Frans geleng-gelang melihat interaksi David dan Andrian. David mengembuskan napas kasar, dia kesal sekali, baru saja bertemu sudah ngeloyor pergi. "Sudahlah Dav, kayak ngga tau aja si Ian!" ujar Reynan. "Baru juga ketemu, lu pada ngga kangen?" tanya David. "Kangenlah!" jawab Reynan. Frans diam saja. S

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-16

Bab terbaru

  • My Husband's Secret   117. Pria Tua 2

    "Keduanya dalam keadaan baik, hanya sedikit shock. Sebaiknya segera dibawa ke rumah sakit, Paman," anjur dr. Jessy. "Ada lagi yang bisa kubantu, Paman?"Anav mengibaskan telapak tangannya. Dr. Jessy memahami isyarat itu, dia berpamitan. "Dari dulu, Keluarga Milosevic tak tersentuh," gumamnya.Melalui ekor matanya, pria tua itu mengawasi setiap langkah dr. Jessy. Setelah memastikan dr. Jessy telah menjauh, Pria tua itu mulai mencerca sang anak."Kamu teledor, Lothar." Pria tua yang tak lain adalah Anav Milosevic menahan amarah. Disela-sela kemarahannyaAnav tersenyum menyeringai sangat tipis. Bahkan Lothar tidak menyadarinya.Lothar menunduk. Dia sadar akan kesalahannya. Anaknya hampir saja menodai adik ipar. "Maaf," ujar Lothar lemah.Anav membuang napas kasar. Di usia yang kian renta, kenapa masalah keluarga membuatnya semakin pusing. Dia juga harus bersiap menghada

  • My Husband's Secret   116. Pria Tua 1

    Dr. Thomas menyerahkan tas berisi ponsel kepada Aldric Dia juga sudah mengatur brankar Aldric naik sedikit hingga seperti bersandar. Aldric mengeluarkan ponsel perlahan dan memasukkan security code. Dr. Thomas dan George geleng-geleng melihat hal itu. Dia sama sekali tidak tampak seperti orang yang baru saja bangun dari tidur panjang selama satu bulan."Pergilah," ucap Aldric dingin. George mengelus tengkuknya, dia merasa ada yang tidak beres tetapi tidak bisa berbuat apa-apa. Dr. Thomas dan George berjalan keluar kapsul. Saat dr. Thomas hendak memutar handle pintu, keduanya terhenti karena mendengar suara Aldric, "Andrian. Just Andrian." George dan dr. Thomas mengangguk.Kapsul kembali hening. Andrian langsung mengganti dinding kapsul yang semula transparan menjadi berwarna hitam. Dia langsung membuka Ghost System pada Private Application miliknya. Andrian tersenyum, gurat bahagia dan penuh kerinduan saat menatap lekat layar tab. Bebe

  • My Husband's Secret   115. Deja Vu

    Sander berdecak kesal. Fafa ternyata memakai baju dua lapis. Dia sedikit tidak sabar melepaskan pakaian yang melekat pada tubuh Fafa. Sander langsung merobek gamis tanpa lengan yang Fafa kenakan sebagai dalaman. Dia menatap lekat gadis hamil di hadapannya ini. Untuk sesaat, Sander takjub. Jadi seperti ini bagian yang terbungkus? Sander bersiul, dia tidak menyangka jika saat yang dinantikan telah tiba.Sander menyisir setiap inci tubuh Fafa dengan mata elangnya. Fafa membeku, dia tidak sanggup berkata-kata, pikirannya kosong dan akalnya hilang entah kemana bahkan tubuhnya sudah tidak memberontak seperti tadi. Fafa terhanyut oleh pesona netra biru Sander. Sejurus kemudian, Fafa memekik karena terkejut kala tubuh Sander tiba-tiba menimpanya.***London, InggrisTubuh Andrian bergetar hebat, seolah-olah tersengat aliran beratus volt. Kapsul mendadak riuh oleh suara peralatan dan tim dokter. Dr. Thoma

  • My Husband's Secret   114. Kelamku 2

    "Diam!" bentaknya. Suara pria itu membuat Fafa membeku dan berhenti meronta. Apakah dia tidak salah dengar! Dia familiar dengan suara ini. 'Ini seperti suara Kak Sander!' batin Fafa."Jalan!" perintahnya. Fafa perlahan melangkah dengan badan sedikit tegang. Dia tidak pernah bersentuhan dengan pria selain Andrian. Rasa takut mulai menyergap hatinya. Pikiran Fafa bercabang, antara menuruti pria ini ataukah berusaha melepaskan diri. Fafa sadar kondisi hamil muda sangat rawan untuk dia dan calon janinnya. Namun, bagaimana jika pria ini berbuat tidak senonoh. Apakah dia akan diam saja! Pria itu mendorong pelan Fafa menuju kamar Sander dengan sedikit sempoyongan. Fafa juga mencium aroma fruity dari telapak tangan pria yang membekapnya. Letak kamar Sander tidak jauh dari kamar tamu dan bersebelahan dengan ruang kerja Sander. 'Apakah benar ini Kak Sander. Kenapa membawaku ke kamarnya! Kenapa jalan Kak Sander seperti ini,' batin Fafa penuh pertanyaan. Fafa semakin merasa

  • My Husband's Secret   113. Kelamku 1

    "Nak ... Fa!" panggil Lothar. Jessy berinisiatif menyentuh lengan Fafa. "Eh ... iya." Fafa terkejut dan memutuskan lamunannya. Dia merasa tidak enak kepada Lothar dan Jessy, setelah melihat piring mereka berdua sudah terisi. "Maaf," ujarnya. "Makan dulu! Setelah itu kita berbincang. Ada hal yang ingin kutanyakan padamu!" Fafa mengangguk. Akhirnya, mereka bertiga makan, sesekali terdengar gurauan dan senyum mengembang dari ketiganya. "Hhmm. Menyenangkan!" gumam Sander. Dia melihat interaksi mereka bertiga dari layar ponsel. Entah apa yang ada dibenaknya sekarang. Dia seolah melihat gambaran keluarga kecil yang bahagia. Lihatlah pria lumpuh itu. Cih! Dia begitu bahagia, apa dia lupa jika gadis hamil itu istri keponakan bukan istri anaknya. Dasar pria tua tak tahu diri. "Sand, ayo!" ajak Becker, setelah kepalanya menyembul sedikit di sela pintu. Sander keluar dari aplikasi CCTV yang ada di ponselnya dan segera memasukkan ke saku cel

  • My Husband's Secret   112. Kerinduanku

    George mengembuskan napas kasar. Dia benar-benar dalam posisi sulit. Bagaimanapun kehidupan pribadi Aldric bukan urusannya. Kondisi rumah tangga sahabatnya ini tidak baik-baik saja, terlalu banyak rahasia yang Aldric sembunyikan dari sang istri. Dia harus mempersiapkan jawaban jika istri Aldric menanyakan dan itu adalah kebohongan. 'Aldric apakah ini maumu? Kamu di mana dan istrimu di mana! Kehidupan seperti inikah yang kamu sebut pernikahan!' batin George "Kita tunggu sampai masa trimester pertama lewat. Jika keadaan Aldric tetap belum ada perubahan kita beritahu istrinya," putus George. Rahman dan dr. Thomas menyetujuinya. Sebagai seorang istri, Fathimah adalah pihak yang paling berhak mengetahui keadaan suaminya. Akan tetapi hak itu sudah dicabut oleh suaminya sendiri. "Man, coba tanya istrinya. Dia ingin tetap di Berlin atau kita jemput!" lanjut George. "Yes, Sir." "Dok!" panggil George. Dr. Thomas tidak mengindahkan panggilan itu. Dr. Thomas asyi

  • My Husband's Secret   111. Bahagia Yang Semu

    "Nggak papa, terima saja. Ayo kuantar ke kamar tamu!" ajak Sander. Fafa menerima paper bag dari Sander dengan tidak enak hati. Keduanya berjalan beriringan menuju ke kamar tamu yang terletak tidak jauh dari ruang keluarga. Lothar mengembuskan napas lega. Untuk malam ini, istri Aldric selamat, tetapi bagaimana dengan malam di hari-hari berikutnya? Lothar memutar otak agar rencana Sander gagal. Dia harus memproteksi istri Aldric mulai malam ini. Setelah mengantar Fafa di kamar tamu, Sander kembali ke ruang keluarga. Dia sekilas melihat ayahnya. Sander harus segera pergi dari mansion, jika tidak maka akan terjadi adu mulut seperti biasanya. "Sand, duduk!" Nah, benar bukan. Pria cacat ini mulai cari gara-gara. Dengan malas, Sander duduk di sofa. "Apa maksudmu!" bentak Lothar "Ayah sudah tau, kenapa bertanya?" "Dia istri adikmu dan se

  • My Husband's Secret   110. Penjelasan Yang Tertunda

    "Oh, iya. Aku Fathimah, panggil saja Fafa." Sander mengangguk, dia memang harus berakting sekarang. "Karena ini sudah malam. Kita makan malam dulu, baru bicara. Oke!" tawar Sander. Fafa mengangguk. "Apa tidak apa-apa, aku di sini?" "Tidak apa-apa. Nanti kujelaskan alasannya!" jawab Sander. Dia tersenyum tipis di sudut bibirnya. Wajah puas terpampang nyata, bagaikan Singa yang sudah mendapatkan mangsa. 'Istri Aldric benar-benar bodoh,' batinnya. Kedua orang itu makan malam dalam diam, hanya sesekali terdengan denting suara sendok beradu dengan piring. Fafa juga tidak paham kenapa dia tidak merasakan rasa mual berlebihan seperti tadi siang. Dia melirik pada Sander. 'Pria ini memang seperti By, hanya badannya lebih kekar dan manik matanya abu-abu," batin Fafa. Fafa lebih dahulu menyelesaikan makan malamnya. Saat dia hendak mencuci piring, dicegah oleh Sander, "

  • My Husband's Secret   109. Selamat Datang

    Rahman hanya mengangkat tangan kanan dan melambaikannya, isyarat dia mengucapkan selamat tinggal. Sony tahu, jika Rahman mulai bergerak dan tugasnya sekarang fokus menginterogasi dr. Chris dan pria di ruangan itu. Dia hendak mengonfrontasi keduanya untuk mendapatkan informasi langsung trrkait keberadaan pemilik The Hunter. ***Berlin, Jerman "Periksa dia Jess!" perintah Sander. Jesslyn adalah sepupu Sander dari pihak ibunya. Perempuan paruh baya yang berprofesi sebagai dokter ini sangat menyayangi Sander. Jesslyn segera mendekati ranjang Dia memandang lekat perempuan muda yang memakai penutup kepala, sedang terlelap di depannya ini. 'Siapa perempuan ini?' batinnya. Jesslyn langsung memeriksa denyut nadi, suhu, dan bagian perutnya, dia lantas tersenyum. Selesai melakukan pemeriksaan Jesslyn segera memasukkan peralatannya ke dalam tas kecil. Sander melalui isyarat kepala mengajak Jesslyn untuk keluar. Setelah mengunci pintu otomatis kamarny

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status