Share

78. Rencana Besar Sander

Apa sebenarnya tujuan Ian ke Jakarta, tidak ada yang mengetahuinya kecuali Rahman, Rusdi, dan Ian sendiri.

"Di rumah baik-baik ya Sayang!" ucap Ian sembari menggesek-gesekkan hidung mancungnya di tengkuk Fafa.

"By, geli." Ian langsung menghentikan ulahnya.

"Sudah, tidur!" putus Ian. Dia semakin mengeratkan pelukannya dan Fafa mengecup lengan Ian beberapa kali. 

Satu tahun terakhir adalah hari-hari terbaik bagi Ian. Dia seringkali tidak percaya apa yang telah dia jalani hingga detik ini. Sikap spontan dan memaksa Ian saat itu, membuat dia memiliki istri sehangat Fafa. Dengan kedok bantuan, dia memaksa Fafa menjadi istrinya dan siapa yang menyangka berbuah kebahagiaan seperti sekarang. Ian lagi-lagi mengecup tengkuk Fafa dengan gemas. "Istri mudaku, gadis kesayanganku!" gumamnya. Ian tersenyum kemudian memejamkan mata. 

***

Berlin Jerman

Di sebua

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status