Share

Taman Belakang

Aku turun dari lantai dua kamar untuk menemui Bibi yang sedang menyiapkan sarapan. Aku melihatnya seperti Bu Panti di Pekanbaru. Dia lembut, baik, juga sangat keibuan. Keberadaannya di sini kadang-kadang jadi pengobat rindu buat orangtuaku.

“Eh, Ibu teh enggak ada kegiatan?” tanyanya.

Aku menarik kursi, lantas duduk di hadapannya yang masih menata makanan. “Meliburkan diri, Bi.”

“Lah? Memangnya bisa meliburkan diri?” Dia terlihat heran.

Aku mencawil roti, mengulasinya dengan selai stroberi. “Aku itu relawan, Bi. Aku ikutan komunitas sosial untuk mengisi waktu luang. Ya, jadi nggak ada kewajiban untuk selalu hadir di sekretariat setiap hari. Dan hari ini, aku mau santai di rumah.”

Bibi mengangguk-angguk. Dia yang sekarang sedang mengupas buah-buahan untukku, terlihat serius.

Sebenarnya, aku tidak pernah absen datang ke sekretariat tempat komunitasku berada. Aku bahkan selalu mengikuti kegiatan a

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status