TERJEBAK DALAM DUNIA MAFIA

TERJEBAK DALAM DUNIA MAFIA

last updateLast Updated : 2025-04-30
By:  Emily OrkidUpdated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Not enough ratings
41Chapters
13views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Catarina Torees, gadis berdarah campuran Filipina dengan wajah bagaikan bidadari dan mata hijau yang memesona, tak pernah menyangka hidup mewahnya akan runtuh dalam sekejap. Ayahnya, Fernando Torees — seorang wali kota terhormat ternyata menyimpan rahasia kelam sebagai penguasa jaringan kejahatan bawah tanah. Catarina Torees kehilangan segalanya setelah keluarganya dibantai. Hanya Catarina yang selamat… dan nasibnya berubah saat dia dijadikan “hadiah” untuk bos mafia paling ditakuti: Lorenzo Vargas. Di mata dunia, Lorenzo adalah lelaki kejam dan tak berperasaan. Catarina menjadi tawanan, namun perlahan, dia juga menjadi wanita yang mampu mengguncang dinding hati sang mafia. Namun, kehadiran Carmela, wanita yang dijodohkan untuk Lorenzo oleh keluarganya demi kepentingan bisnis, semakin merumitkan hubungan mereka. Meskipun Lorenzo terikat pada pernikahan itu, hatinya tetap milik Catarina. Bisakah mereka melawan segala rintangan dan menemukan kebahagiaan bersama, atau akankah dunia yang mereka jalani memisahkan mereka selamanya?

View More

Chapter 1

Bab 1 : Malam Kelam yang Menyaksikan Tragedi

Malam itu, langit tampak begitu kelam, seolah-olah turut berkabung atas apa yang akan terjadi. Angin berhembus perlahan, menggoyangkan dedaunan di halaman rumah besar milik keluarga Torees. Rumah megah bergaya kolonial itu berdiri angkuh di atas bukit kecil, menyimpan banyak rahasia kelam yang tidak pernah diketahui siapa pun, kecuali orang-orang yang terlibat di dalamnya.

Catarina Torees duduk di ruang tamu, jari-jarinya dengan lembut membalik halaman novel yang sedang dibacanya. Gadis berusia dua puluh tahun itu tampak begitu anggun dengan gaun putih yang membalut tubuh rampingnya. Rambut panjang berwarna pirang keemasan terurai sempurna, membuatnya tampak seperti boneka porselen hidup. Namun, di balik kecantikannya, jiwanya terasa hampa.

Sejak kecil, Catarina tahu bahwa ada sesuatu yang berbeda dalam keluarganya. Ayahnya, Fernando Torees, selalu terlihat berwibawa di depan umum. Ia adalah wali kota yang disegani, dengan senyum ramah dan sikap penuh karisma. Namun, di balik semua itu, Fernando adalah sosok yang kejam. Bisnis gelap yang dijalankannya menjadi rahasia yang hanya diketahui oleh segelintir orang.

Catarina sering mendengar bisikan-bisikan dari para pembantu rumah tentang kegiatan haram ayahnya. Namun, ia memilih menutup telinga dan berpura-pura tidak tahu. Baginya, Fernando adalah ayah yang penuh kasih sayang, meskipun terkadang pulang dengan bau alkohol yang menyengat dan wajah penuh amarah.

Malam itu, suasana rumah terasa lebih sunyi dari biasanya. Marina Alvero, ibunya, sedang beristirahat di kamar, sementara Fernando belum juga pulang. Jam di dinding menunjukkan pukul sebelas malam. Catarina mulai merasa gelisah, namun ia berusaha mengusir rasa cemas itu dengan terus membaca novelnya.

Tiba-tiba, suara deru mobil terdengar dari halaman depan. Catarina menutup bukunya dan melangkah ke jendela, mengintip dari balik tirai tipis. Dua mobil hitam berhenti di depan gerbang, namun tidak ada tanda-tanda ayahnya di sana. Sebaliknya, beberapa pria berbadan tegap keluar dari mobil dengan wajah dingin.

Jantung Catarina berdegup kencang. Ia tidak mengenali orang-orang itu. Perasaan takut mulai merayapi hatinya. Dengan langkah pelan, ia berjalan menuju kamar ibunya.

"Ibu..." bisiknya sambil membuka pintu perlahan.

Marina yang tengah terlelap langsung membuka mata. Wajah anggunnya terlihat letih.

"Ada apa, sayang?" tanya Marina dengan suara serak.

"Ada orang di luar... Aku tidak mengenali mereka."

Mata Marina langsung terbelalak. Seolah nalurinya sebagai istri seorang penjahat memberitahunya bahwa bahaya sedang mengintai.

"Kita harus bersembunyi."

Tanpa membuang waktu, Marina menarik tangan Catarina dan membawanya menuju ruangan rahasia yang tersembunyi di balik lemari buku di perpustakaan. Namun, langkah mereka terhenti ketika suara pintu depan didobrak dengan keras. Jeritan para pembantu terdengar memecah keheningan malam.

"Fernando Torees! Keluar kau, pengecut!" suara berat seorang pria menggema di seluruh rumah.

Catarina merasa seluruh tubuhnya membeku. Napasnya tersengal-sengal, sementara matanya berkaca-kaca. Marina memeluk putrinya erat, berusaha menenangkan meskipun dirinya sendiri diliputi ketakutan.

Tembakan demi tembakan terdengar, disertai teriakan kesakitan. Para pembantu rumah dibantai tanpa ampun. Langkah kaki para pembunuh semakin mendekat, seolah malaikat maut tengah menjemput nyawa setiap penghuni rumah.

Marina menatap wajah putrinya dengan penuh kasih.

"Apa pun yang terjadi... jangan pernah keluar dari sini. Kau mengerti?" bisiknya.

Catarina menggeleng dengan air mata mengalir di pipinya.

"Ibu... jangan tinggalkan aku..."

Namun, sebelum Catarina sempat berkata lebih banyak, pintu ruangan tempat mereka bersembunyi dibuka dengan kasar. Dua pria berbadan besar masuk, menodongkan senjata ke arah mereka.

Marina berdiri di depan putrinya, mencoba melindunginya dengan tubuhnya sendiri.

"Tolong... jangan sakiti putriku..." suaranya bergetar, namun tatapannya penuh keberanian.

Pria bertopeng hanya tertawa sinis sebelum menarik pelatuk dan menembak Marina tepat di dada.

"Ibu!" teriak Catarina histeris.

Tubuh Marina jatuh di lantai, darah mengalir membasahi gaunnya. Mata Catarina membelalak, tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi. Dunia seakan runtuh di hadapannya.

Salah satu pria mendekat, mengarahkan pistol ke kepala Catarina. Namun, saat hendak menarik pelatuk, pria itu tiba-tiba terdiam. Matanya menatap wajah Catarina yang basah oleh air mata. Gadis itu begitu cantik, bahkan dalam keputusasaan sekalipun.

"Cantik sekali..." gumam pria itu.

Ia menurunkan pistolnya perlahan, lalu menoleh ke arah rekannya.

"Bos pasti suka dengan yang ini."

Catarina tidak mengerti apa maksud ucapan itu. Namun, sebelum ia sempat melawan, pria itu membekap mulutnya dengan kain basah berbau menyengat. Pandangannya mulai kabur, kesadarannya perlahan menghilang.

Saat Catarina membuka matanya, ia sudah berada di dalam mobil yang melaju kencang di tengah gelapnya malam. Air matanya kembali mengalir saat bayangan wajah ibunya terus menghantui benaknya. Ayahnya pun hilang entah ke mana, mungkin mengalami nasib yang sama seperti ibunya — dibunuh oleh manusia-manusia kejam itu.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
41 Chapters
Bab 1 : Malam Kelam yang Menyaksikan Tragedi
Malam itu, langit tampak begitu kelam, seolah-olah turut berkabung atas apa yang akan terjadi. Angin berhembus perlahan, menggoyangkan dedaunan di halaman rumah besar milik keluarga Torees. Rumah megah bergaya kolonial itu berdiri angkuh di atas bukit kecil, menyimpan banyak rahasia kelam yang tidak pernah diketahui siapa pun, kecuali orang-orang yang terlibat di dalamnya.Catarina Torees duduk di ruang tamu, jari-jarinya dengan lembut membalik halaman novel yang sedang dibacanya. Gadis berusia dua puluh tahun itu tampak begitu anggun dengan gaun putih yang membalut tubuh rampingnya. Rambut panjang berwarna pirang keemasan terurai sempurna, membuatnya tampak seperti boneka porselen hidup. Namun, di balik kecantikannya, jiwanya terasa hampa.Sejak kecil, Catarina tahu bahwa ada sesuatu yang berbeda dalam keluarganya. Ayahnya, Fernando Torees, selalu terlihat berwibawa di depan umum. Ia adalah wali kota yang disegani, dengan senyum ramah dan sikap penuh karisma. Namun, di balik semua it
last updateLast Updated : 2025-03-02
Read more
Bab 2 : Tawanan dalam Kegelapan
Kepalanya terasa berat. Kelopak matanya bergetar sebelum perlahan-lahan terbuka. Cahaya temaram menyilaukan pandangannya, membuatnya memejamkan mata kembali. Aroma asap rokok dan alkohol menusuk hidung, memaksanya untuk sadar sepenuhnya.Catarina berusaha bangkit, namun kedua tangannya terikat di belakang kursi dengan tali kasar. Napasnya memburu, jantungnya berdegup kencang. Pikirannya masih berkecamuk pada peristiwa semalam — jeritan para pembantu, suara tembakan, dan wajah ibunya yang tertembak tepat di depan matanya."Ibu..." bisiknya dengan suara serak.Air matanya mengalir tanpa bisa ditahan. Namun, kesedihan itu harus disimpan rapat-rapat, karena kini hidupnya berada dalam ancaman.Catarina mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan. Ia berada di dalam sebuah gudang tua yang lembap, dengan dinding batu yang dingin dan penuh coretan. Lampu kuning buram tergantung di langit-langit, memberikan cahaya seadanya. Beberapa kotak kayu berserakan, sementara suara tetesan air terdengar
last updateLast Updated : 2025-03-02
Read more
Bab 4 : Permainan Berbahaya
Catarina duduk di sudut ruangan, menatap dinding batu lembap dengan tatapan kosong. Pikirannya melayang, mencoba mencerna setiap kata yang diucapkan Lorenzo. Tawaran pria itu masih terngiang di telinganya, bekerja sebagai mata-mata, atau menjadi barang permainan para mafia. Waktu terus berjalan, dan batas dua puluh empat jam semakin dekat. Hatinya berperang. Ia tahu, menerima tawaran itu berarti menyerahkan dirinya pada dunia yang penuh dosa dan kekejaman. Namun, menolak berarti kematian dan mungkin, kematian yang lebih buruk daripada sekadar mati. Catarina memejamkan mata, berusaha menenangkan dirinya. Ingatan akan ibunya yang terbunuh di depan matanya kembali menghantuinya. Luka itu masih terlalu segar. Namun di balik semua penderitaan, bara api kecil mulai menyala dalam dirinya, api balas dendam. Suara derit pintu besi membuyarkan lamunannya. Seorang pria bertubuh besar masuk, membawa sepotong roti dan segelas air. Ia meletakkannya di atas meja tanpa sepatah kata, lalu keluar
last updateLast Updated : 2025-03-03
Read more
Bab 3 : Perjanjian Berdarah
Cahaya matahari pagi menyelinap melalui celah kecil di dinding, menerangi sudut gudang yang pengap. Catarina membuka matanya perlahan, menyadari dirinya masih terikat di kursi yang sama sejak semalam. Tubuhnya terasa pegal, dan kelaparan mulai menyiksanya. Namun, rasa takut jauh lebih mendominasi dibandingkan rasa sakit yang ia rasakan.Suara langkah kaki terdengar mendekat. Pintu besi kembali terbuka, memperlihatkan sosok pria yang sudah tidak asing baginya, Lorenzo Vargas. Wajah tampannya tetap dengan ekspresi dingin, sementara setelan hitam yang dikenakannya tampak begitu sempurna, seolah-olah pria itu adalah raja dalam dunia gelap ini.Di belakangnya, dua pria bertubuh besar membawa nampan berisi roti dan segelas air. Mereka meletakkannya di atas meja kecil, lalu pergi tanpa berkata sepatah kata pun.Lorenzo melangkah pelan, tatapannya tajam menelusuri wajah pucat Catarina."Makanlah," katanya singkat.Catarina hanya menatap makanan itu dengan curiga."Apa kau takut aku meracunimu
last updateLast Updated : 2025-03-03
Read more
Bab 5 : Jejak dalam Bayangan
Malam di El Diablo semakin larut, namun denyut kehidupan di dalam bar itu seolah tak pernah padam. Musik berdentum, percakapan bercampur tawa keras, dan aroma alkohol memenuhi udara yang pengap. Catarina berdiri di balik meja bar, menyiapkan minuman dengan tangan yang sedikit gemetar.Tatapan mata para pria yang duduk di sepanjang meja bar membuatnya merasa terancam, namun ia berusaha menyembunyikan ketakutannya di balik wajah yang dingin."Kau baru di sini, ya?"Catarina menoleh, menemukan seorang pria paruh baya dalam balutan jas mahal menatapnya. Wajah pria itu penuh kerutan, namun matanya tajam, seperti seseorang yang telah lama hidup dalam dunia gelap."Iya, Tuan. Saya baru mulai bekerja malam ini," jawab Catarina, berusaha menjaga suaranya tetap tenang.Pria itu menyeringai tipis."El Diablo tidak pernah mempekerjakan gadis biasa... Apa kau hadiah baru dari Lorenzo?"Catarina merasakan jantungnya berdegup lebih kencang, namun ia tetap berusaha tenang."Saya hanya bekerja di bar.
last updateLast Updated : 2025-03-03
Read more
Bab 6 : Rencana Kabur Gagal
Catarina duduk di sudut kamar sempitnya, matanya menatap dinding retak dengan pikiran yang berputar-putar. Malam semakin larut, namun rasa kantuk seolah menjauh dari dirinya. Hatinya bergejolak di antara ketakutan dan tekad. Sudah beberapa hari dia terjebak di dunia kelam ini, bekerja di bar El Diablo di bawah pengawasan Lorenzo. Setiap malam, tatapan mata pria-pria kotor menusuk dirinya. Setiap langkah kaki di lorong membuat jantungnya berdebar. Namun, dalam ketakutan itu, sebuah rencana mulai berakar di benaknya. Aku harus kabur. Aku tidak akan menjadi milik mereka. Catarina menatap jendela kecil yang dipasangi jeruji besi. Jalan keluar tampak begitu jauh, namun dia tahu hanya ada dua pilihan…melarikan diri atau mati di sini. Isabel menjadi satu-satunya orang yang sedikit bersikap ramah padanya. Namun, Catarina tak sepenuhnya percaya pada siapa pun di tempat ini. Lorenzo bisa memanfaatkan siapa saja sebagai mata-mata. Dalam diam, Catarina mulai menyusun rencana. Dia memper
last updateLast Updated : 2025-03-03
Read more
Bab 7 : Permainan Menggoda
Keesokan paginya, sinar mentari menyelinap masuk melalui celah langsir jendela, membangunkan Catarina dari tidurnya yang tidak lena. Tubuhnya terasa sakit dan perih, terutama di bahagian bawahnya. Air mata bergenang di pelupuk matanya saat mengingat apa yang telah terjadi malam tadi.Dia menoleh perlahan, melihat Lorenzo tidur nyenyak di sebelahnya dengan wajah tenang, seolah-olah tiada apa yang berlaku. Hatinya memberontak, perasaan benci bercampur takut menghantui dirinya.Dengan berhati-hati, Catarina menarik selimut menutupi tubuhnya yang lemah. Dia menahan rasa sakit sambil bangkit perlahan-lahan dari tempat tidur. Dia mengambil handuk yang terletak di atas sofa, lalu mengenakannya. Setiap langkah terasa begitu berat, tetapi dia tahu ini adalah satu-satunya kesempatan untuk melarikan diri.Nafasnya tertahan ketika kakinya menyentuh lantai marmar yang dingin. Dia menoleh sekali lagi ke arah Lorenzo, memastikan lelaki itu masih terlelap. Hatinya berdeg
last updateLast Updated : 2025-03-03
Read more
Bab 8 : Malam yang memuaskan
Sedang Catarina asyik menari dengan gerakan gemetar, tiba-tiba Lorenzo menarik tangannya dengan kasar. Gadis itu terkejut, tubuhnya yang lemah terjatuh ke atas ranjang empuk. "A-apa yang kau lakukan? Tolong... lepaskan aku!" suara Catarina bergetar, air matanya mulai jatuh lagi. Namun, Lorenzo tidak menghiraukan rintihan itu. Lelaki itu langsung menindih tubuh mungil Catarina, menatap wajah gadis itu dengan senyum penuh nafsu. "Kau terlalu cantik untuk hanya sekadar menari, Catarina..." bisiknya di telinga gadis itu, membuat bulu roma Catarina meremang. Catarina berusaha meronta, tetapi kekuatannya tidak sebanding dengan lelaki kejam itu. Tangannya ditahan di atas kepala, sementara tubuhnya terperangkap di bawah tubuh sasa Lorenzo. "Lepaskan aku... Tolong... aku mohon..." suara Catarina hampir tenggelam dengan isak tangis. Namun, Lorenzo hanya tertawa kecil, jemarinya yang kasar menyentuh wajah lembut gadis itu. "Kau milikku sekarang... semakin kau melawan, semakin aku menikmat
last updateLast Updated : 2025-03-03
Read more
Bab 9 : Rahasia kejahatan mafia terbongkar
Keesokan harinya, Catarina terbangun dari tidurnya dengan tubuh yang terasa sangat sakit. Setiap inci tubuhnya terasa lemah, seolah-olah seluruh tenaganya telah terkuras. Cahaya matahari pagi menembus celah tirai, menyilaukan matanya yang sembab kerana menangis semalaman. Dia menggigit bibir, menahan rasa sakit yang menusuk dari tubuhnya. Semalam, Lorenzo tidak membiarkannya beristirahat. Lelaki itu memperlakukannya seperti boneka, tanpa belas kasihan. Air matanya kembali menitis saat mengingat setiap detik menyakitkan yang dilaluinya. Catarina menggenggam selimut dengan erat, menutupi tubuhnya yang masih bergetar. Dia merasa hina, seolah-olah semua harga dirinya telah dirampas. Namun, dia tahu tidak ada gunanya menangis. Lorenzo adalah lelaki yang kejam, dan dia tidak akan berhenti sampai benar-benar memiliki dirinya sepenuhnya. Pintu kamar tiba-tiba terbuka, membuat Catarina tersentak. Seorang pembantu wanita masuk dengan membawa sarapan di atas nampan perak. "Sarapan untuk anda
last updateLast Updated : 2025-03-03
Read more
Bab 10 : Hukuman
Catarina berjalan perlahan menuju kamar, tubuhnya masih gemetar. Pikirannya berkecamuk, mengingat kejadian mengerikan yang baru saja disaksikannya. Aroma darah masih terasa di hidungnya, membuat perutnya mual. Setiap langkah yang diambil terasa berat, seolah-olah bayangan Lorenzo terus mengekorinya.Setibanya di kamar, dia menutup pintu perlahan dan menguncinya dari dalam. Air matanya jatuh tanpa henti."Kenapa semua ini terjadi padaku?" bisiknya sambil memeluk tubuhnya sendiri.Dia menatap bayangannya di cermin besar di sudut kamar. Wajah cantiknya tampak pucat, dengan mata sembab akibat terlalu banyak menangis. Tubuhnya terasa sakit, bukan hanya karena perlakuan Lorenzo, tetapi juga karena ketakutan yang terus menghantuinya.Catarina berjalan menuju jendela besar yang tertutup tirai tebal. Dia membuka sedikit tirai itu, menatap ke luar.Hatinya semakin hancur, menyadari bahwa dunia di luar sana begitu dekat, tetapi kebebasan terasa begi
last updateLast Updated : 2025-03-03
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status