Share

Makan Malam

last update Last Updated: 2021-05-31 18:22:54

Baru kali ini aku merasa begitu pusing. Ya, aku pusing memilih pakaian yang mau dikenakan. Saat bertemu Hadi waktu itu, aku tidak seperfeksionis ini. Namun saat akan bertemu Candra sekitar sejam lagi, aku mendadak harus sempurna. Entahlah, aku merasa jika aku tidak boleh main-main bertemu dengannya. Aku harus berpenampilan sebaik mungkin.

Pada akhirnya, pilihanku jatuh terhadap blus berwarna biru dengan bawahan celana hitam. Tidak begitu buruk. Pakaian ini terlihat sederhana sekaligus elegan. Tidak terlalu heboh untuk sekadar makan malam di salah satu resto.

Oh, satu lagi. Aku tidak boleh terlambat. Aku akan pergi sekarang juga.

Butuh waktu sekitar setengah jam untuk bisa datang ke salah resto yang cukup terkenal di Bandung. Namun, aku terheran-heran saat melihat jika resto itu begitu sepi. Apa Candra tidak salah memberikan alamat?

“Mbak .....”

Aku mendongak ke sebelah kiri. Ada seorang lelaki, pegawai res

Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • My Husband's Secret   Menelepon Candra

    Jika saat ke resto aku bisa berangkat sendiri, maka setelah selesai, Candra menolak jika aku harus pulang sendiri. Dia ngotot untuk mengantarku pulang. Katanya, dia ingin memastikan jika aku selamat sampai rumah. Dia tidak mau terjadi apa-apa kepadaku. Apalagi setelah makan malam bersamanya.Jujur, aku tipe orang yang tidak bisa dibantah. Kalau mau pulang sendiri, ya harus sendiri. Tapi oleh Candra, aku tidak bisa. Seolah semua kemandirian itu melempem saat aku dapat perhatian. Sisi lain dari aku yang ingin diperhatikan dan manja seolah-olah keluar begitu saja.“Good night,” ucapnya beberapa menit lalu, sebelum aku masuk rumah.“Good night.” Aku tersenyum. “Makasih buat semuanya.”“Kalau aku jadi suamimu, aku bakal ngelakuin hal yang lebih dari sekadar makan di resto kayak tadi.” Dia menyipitkan sebelah matanya, lantas berlalu.Sampai di kamar seperti saat ini, aku masih terbayang ucapannya tadi. Dia

    Last Updated : 2021-06-02
  • My Husband's Secret   Bertemu Gala

    Saat datang ke rumah Gala, aku sedang melihat Nara menyiram tanaman di depan rumah. Ya ampun, ngidam itu memang aneh-aneh ya? Menurut cerita Nara, ngidam ala dia itu jadi lebih cinta tanaman. Sama tanaman sudah seperti anak yang diurus tiap hari. Bagus sih, cuman dengan kegiatan itu, kadang-kadang Gala akan berubah jadi cowok paling over prtektif se-Bandung raya.“Nara?” Aku berteriak sambil melambaikan tangan.“Hei .....” Nara tertawa riang. Selalu seperti itu, dia memang sangat ceria.“Nggak bosen ngurusin tanaman?” tanyaku. Nara menyimpan alat siram, lantas merengkuh dan menciumku. “Mau denger curhatan aku?”“Kata Mas Gala, cowok kamu mau ke sini ya?” Nara langsung berbicara to the poin.“Itu juga yang pengen aku ceritain ke kamu .....”“Oh ya udah. Ayooo .....”Aku dan Nara bergandengan untuk segera masuk ke dalam rumah. Tentu saja Gala tidak ada d

    Last Updated : 2021-06-03
  • My Husband's Secret   Hari Pernikahan

    Pada saat bertemu dengan Gala, Candra berkata akan melamarku satu minggu setelahnya. Dia bahkan membawaku dan Gala ke kantor dan pabriknya yang ada di kawasan industri Bandung. Dia menunjukkan bahwa dirinya bukan penipu. Perusahaan yang bernama PT Candra Rakarsa itu benar-benar miliknya. Sampai sana, Gala percaya. Selain ke kantornya, aku juga diajak ke rumah besarnya di pusat kota Bandung. Aku dipertemukan dengan beberapa asisten rumah tangga. Tentu saja tidak ada sang Mama. Dia masih di Singapura, dan Candra belum bisa mempertemukan kami. Hari H lamaran, Candra hanya membawa beberapa orang penting yang dia tunjuk. Tidak ada sanak keluarga, sebab Candra bilang, dia hidup terombang-ambing bersama Mamanya sejak dulu. Tidak ada keluarga yang peduli. Hingga Candra melupakan bahwa dirinya tidak punya keluarga sama sekali. Dan saat ini, hari H pernikahan! Ya. Dadaku sesak luar biasa sejak tadi. Aku yang sedang dirias oleh make up artist pi

    Last Updated : 2021-06-04
  • My Husband's Secret   Delapan Bulan Setelah Menikah

    Pernikahan sudah berjalan delapan bulan. Aku diboyong ke rumah besar milik Mas Candra. Yes, sekarang aku mulai terbiasa menyebut Candra dengan sebutan ‘Mas’. Lagi pula, dia selalu marah besar jika disebut nama. Kadang dia selalu merajuk jika aku becandai dengan menyebut nama lengkapnya. Oh iya, rumahku yang ngontrak itu terpaksa ditinggal. Tahu begitu, dulu tidak usah membayar kontrakkan sampai 6 bulan.“Nggak ada apa-apanya kalau uang segitu,” kata Mas Candra waktu aku berbicara soal uang sewa.“Sayang aja, Mas. Kalau uang itu aku pakai buat modal produksi usaha anak-anak panti, bisa dapet untung.”Mas Candra tertawa. Dia mengacak rambutku. “Kamu sekarang sudah menikah dengan seorang pengusaha muda, Sayang. Jadi, nggak usah ragu. Kalau perlu, aku juga bisa jadi donatur di pantimu itu.”Ucapan itu membuatku makin bangga sama dia. Bayangkan, aku yang awalnya hanya merasa sayang dengan uang sewa malah mendapat

    Last Updated : 2021-06-05
  • My Husband's Secret   Keponakan Baru

    Saat masuk ke kamar Nara, dia sedang mengamati bayi yang disimpan di sisinya, dengan wajah sumringah. Kulihat, dia bukan seperti seorang Ibu yang baru meliharkan. Dia terlihat segar. Padahal menurut Gala, baru sekitar jam 4 subuh Nara melahirkan.“Yeah, akhirnya aku punya keponakan.” Aku berucap antusias.“Tuh, ada Ateu Caca.” Nara mengajak bayi yang masih merah berbicara. “Nanti kamu main sama Ateu dan Om ya ....”Ucapan itu membuatku buru-buru mendekat, kemudian mengamati wajah si bayi. Garis-garis wajahnya mirip sekali seperti Gala. Sementara mata bulatnya lebih mirip Nara.“Mas, dia imut ya?” Aku menyenggol Mas Candra yang daritadi tak bersuara. “Kamu kok gugup gitu? Kenapa? Pertama kali lihat bayi baru lahir ya?”Mas Candra tersenyum kaku. “Ganteng.”“Kamu pengen?” Aku menggodanya.Pertanyaan itu malah dijawab dengan gelengan. Tidak biasanya Mas C

    Last Updated : 2021-06-06
  • My Husband's Secret   Suatu Tempat

    “Kembalikan bayiku!”Itu adalah teriakkan kesekian. Teriakkan yang aku lontarkan terhadap lelaki berjubah yang merebut anak pertamaku dengan Mas Candra. Bagaimana mungkin dia bisa masuk ke dalam kamar anakku? Siapa yang mengizinkannya ke sini?Lelaki itu ada di hadapanku. Dia tengah menggendong bayiku dengan gerakkan pelan. Di depannya, aku sedang berancang-ancang untuk merebut anakku. Dia dalam bahaya.“Siapa kamu? Kenapa kamu menggendong anakku?” tanyaku sambil mendekat.Dia mendongak, tetapi aku sama sekali tidak melihat wajahnya. Selain memakai jubah, dia juga memakai penutup kepala yang jelas menutupi wajah selain mata dan mulut.“Kamu tidak perlu tahu!” tegasnya.“Aku Ibunya! Aku harus tahu!” Aku maju beberapa langkah. “Kembalikan! Kamu tidak bisa seenaknya mengambil bayiku. Aku bisa melaporkanmu kepada polisi!”Ucapan itu disambut tawa keras. Dia sama sekali tidak taku

    Last Updated : 2021-06-07
  • My Husband's Secret   Lelaki Berjubah

    Cukup lama Mas Candra menenangkanku di ruang depan. Hingga kemudian, pak Satpam datang. Dia datang dengan wajah datar tanpa ada ekspresi takut sedikit pun.“Saya sudah cek setiap sudut, Pak. Tidak ada siapa-siapa,” ucapnya.“Bapak nggak bohong kan?” tanyaku dengan mata menyelidik.“Tidak, Bu. Saya benar-benar sudah mengeceknya.” Dia terlihat yakin. “Ibu dan Bapak tenang saja, saya bisa menjamin bahwa rumah ini aman. Daritadi saya berjaga di depan. Tidak ada yang masuk.”Ucapan pak Satpam membuat aku lega, sekaligus merasa tertuduh. Jelas-jelas tadi aku melihat lelaki berjubah itu. Tapi ya sudahlah. Mungkin saja itu effek mimpi. Manusia berjubah yang muncul di dalam mimpi terus menghantui pikiranku.“Mel,” Mas Candra mengusap rambutku. “Lagian, kenapa sih kamu keluar? Mau apa?”“Mau apa?” Aku sedikit melotot. “Aku nyari kamu! Lagian, barusan kamu dari ma

    Last Updated : 2021-06-08
  • My Husband's Secret   Taman Belakang

    Aku turun dari lantai dua kamar untuk menemui Bibi yang sedang menyiapkan sarapan. Aku melihatnya seperti Bu Panti di Pekanbaru. Dia lembut, baik, juga sangat keibuan. Keberadaannya di sini kadang-kadang jadi pengobat rindu buat orangtuaku.“Eh, Ibu teh enggak ada kegiatan?” tanyanya.Aku menarik kursi, lantas duduk di hadapannya yang masih menata makanan. “Meliburkan diri, Bi.”“Lah? Memangnya bisa meliburkan diri?” Dia terlihat heran.Aku mencawil roti, mengulasinya dengan selai stroberi. “Aku itu relawan, Bi. Aku ikutan komunitas sosial untuk mengisi waktu luang. Ya, jadi nggak ada kewajiban untuk selalu hadir di sekretariat setiap hari. Dan hari ini, aku mau santai di rumah.”Bibi mengangguk-angguk. Dia yang sekarang sedang mengupas buah-buahan untukku, terlihat serius.Sebenarnya, aku tidak pernah absen datang ke sekretariat tempat komunitasku berada. Aku bahkan selalu mengikuti kegiatan a

    Last Updated : 2021-06-09

Latest chapter

  • My Husband's Secret   EKSTRA PART

    Dua tahun kemudianHarum bawang goreng menguar dari dapur. Terlihat Nara dengan bahagia membolak-balikkan nasi di atas wajan. Rupanya, dia sedang memasak nasi goreng. Ya, nasi goreng adalah salah satu menu makan siang dirinya dengan Gala. Sekarang, Gala menjadi seorang Papa yang tidak pernah absen datang ke rumah di jam istirahat. Meski posisi kantor ke rumah lumayan jauh, tetapi dia selalu menyempatkan diri untuk datang.Sekarang, Nara mengamati nasi goreng di atas piring. Irisan tomat yang terlihat segar, sayur, juga beberapa potong sosis goreng berjejer di pinggir-pinggirnya. Dia membuat dua piring nasi goreng, khusus buat dirinya dan Gala. Tentu ini makanan sederhana, tetapi makanan sederhana akan sangat istimewa bukan? Apalagi jika yang dimasaki merasa bahagia.Saat tengah menatap makanan di atas meja, tiba-tiba ponsel Nara berbunyi. Tentu, itu dari Gala. Dia lantas mengangkatnya dengan wajah cerita.“Hallo, Mas,” ucap Na

  • My Husband's Secret   Keputusan

    Entah kenapa, mendengar ucapan Mas Candra seperti itu membuat hatiku terenyuh. Aku merasakan betul detak jantungnya yang menempel di badanku. Sampai akhirnya, aku melepaskan peluk untuk kesekian kalinya.“Kira-kira, apa yang membuat aku harus menerimamu kembali?” tanyaku. Aku mencari keyakinan lagi.Mas Candra menghela napas. “Karena aku mau berubah. Dan yang paling penting .... aku benar-benar cinta sama kamu. Aku merasa bahwa kebahagiaanku ada bersamamu. Bukan lagi di kerajaan.”Aku menatapnya. Mencari celah, apakah dia berbohong? Tetapi dilihat dari gerak-geriknya, aku melihat jika tidak ada kebohongan.“Apa kamu bisa menjaminnya?” tanyaku lagi.“Apa yang kamu mau dariku? Ucapkan. Apa pun, akan kulakukan jika bisa mempersatukan kita.”Pertanyaan itu malah membuatku beku. Itu hanya bentuk dari pengetesan yang kulakukan. Kamu tahu? Sejujurnya, keberadannya di sini saja sudah membuatku senang.

  • My Husband's Secret   Kembali Lagi

    Aku kembali seperti Melica yang dulu. Dari dua hari lalu, aku kembali melihat aktivitas anak-anak. Melihat kerajinan yang dibuat, melihat proses paking barang-barang untuk dikirim ke luar daerah dan luar negeri, serta melihat perkebunan yang semakin sini semakin luas. Seperti keinginanku dulu, warga-warga sini hampir 80 mendominasi sebagai pegawai di panti.Pada hari ini, aku sedikit bernostalgia dengan perkebunan. Kebetulan, ada kegiatan pemetikkan beberapa sayuran seperti bonteng, bayam, sawi, dan beberapa sayur lain. Nah, aku ikut berkumpul dengan para petani yang sedang memetik sayuran.“Wah, Melica turun juga,” ucap salah satu pegawai yang sudah dari lama mengetahui aku.“Iya, Nih, Pak. Suntuk diam di kamar terus. Sekalian nostalgia,” ucapku.“Kabarnya, Melica itu kemarin hilang ya? Kenapa bisa hilang? Ada masalah apa?” pertanyaan itu tampaknya hanya basa-basi, padahal semua orang tahu jika kami diisukan menghilang

  • My Husband's Secret   Welcome Pekanbaru

    Gerbang panti terlihat di ujung mata. Aku melihat pohon-pohon yang masih sama, lebat. Aku melihat rumput-rumput hias yang ada di pinggir-pinggir pagar, yang juga terurus, lantas, aku mengembuskan napas. Tidak terasa, aku sudah ada di sini. Di rumahku sendiri.Saat membuka gerbang, penjaga panti terbelalak. Dia buru-buru menyalamiku. Tentu, aku juga menyalaminya dengan begitu bahagia.“Kok Melica tidak bilang kalau mau ke sini? Kan bisa dijemput sama anak-anak yang lain.” Ucap Pak Satpam.Dia adalah penjaga yang sudah lama ada di sini. Bahkan sejak aku kecil. Makannya, dia menyebut lebih akrab dengan sebutan nama.“Memangnya saya itu tamu, Pak?” Aku terkekeh. “Saya anak panti lho. Jadi ya, nggak usah dispesialkan juga.”Ucapan itu dijawab gelengan. Tentu, kami mengobrol sejenak. Menanyakan berbagai hal dan situasi di panti. Menurut Pak Satpam, panti mengalami banyak perkembangan. Terutama mengenai usaha-usaha yang

  • My Husband's Secret   Kantor Candra

    Kedatanganku ke kantor membuat para karyawan terbelalak. Mereka tidak menyangka, orang hilang yang selama ini diberitakan ternyata sudah kembali. Lantas, aku langsung dikerubuti oleh para karyawan.“Bu, Ibu ke mana saja? Pak Candra juga. Apa kalian baik-baik saja?” tanya salah satu dari mereka.Jelas aku tersenyum sejanak, kemudian mengangguk. “Selama ini, saya tersesat di hutan. Dan saya ... masuk ke alam ghaib.”Ucapan itu membuat mereka terlihat semakin penasaran.“Alam ghaib?” karyawan Senior yang umurnya lebih tua dari Mas Candra mengerutkan kening.“Ya. Kalau kalian tidak percaya, tidak apa-apa. Yang jelas, selama beberapa minggu, kami tersesat, sampai akhirnya saya bisa kembali. Tapi Mas Candra .....”“Pak Candra kenapa?”“Sampai sekarang tidak ada jejak. Saya tidak tahu apakah dia selamat atau tidak.”Aku mengobrol panjang lebar dengan para karyawan

  • My Husband's Secret   Ibu Di Bumi

    Suara air yang jatuh dari atas membuat Ibu memejamkan mata. Air itu terasa mendamaikan. Dia juga merasakan kesejukkan yang luar biasa bisa berdiri di depan air terjun yang sangat mengagumkan. Sampai kemudian, dia yang tengah merasa senang, kini melotot. Dia mendapati seseorang yang tengah duduk di batu besar, juga menghadap ke air terjun. Tentu, dia tahu orang tersebut.Ibu melangkah cepat, ingin memastikan orang yang dia lihat.“Bapak ....”Ucapan itu mengudara begitu saja. Padahal, Ibu belum lihat wajahnya sama sekali.Lelaki itu menengok. Dia tersenyum lebar saat mendapati istrinya. Lantas, dia berdiri.“Kenapa Ibu ada di sini?” tanya Bapak.Ibu diam sejenak. Dia mengamati wajah teduh suaminya. Lantas, tangan kanannya mengusap wajah itu perlahan-lahan. Wajah yang begitu dia rindukan, terutama saat bapak pergi untuk selama-lamanya. Hingga, mendaratlah pelukkan yang begitu erat.“Ibu rindu Bapak,”

  • My Husband's Secret   Perpisahan Itu

    Setelah dari taman, aku melangkah lesu ke ruangan Mas Candra dan Ibunya. Saat masuk, ternyata mereka berdua belum sadarkan diri. Jujur, aku sedih. Ternyata effek dari kekuatan Ratu Kegelapan semalam itu membuat mereka benar-benar kritis.“Ada berbagai jaringan yang rusak,” ucap tabib. “Candra dan Ibunya harus dirawat intensif di sini.”Aku menggigit bibir. Sungguh, informasi ini benar-benar membuatku syok.“Tapi, mereka akan sembuh kan, Tetua?” tanyaku.“Setelah diteliti lebih dalam, ada kemungkinan besar jika mereka akan kembali. Terlebih, mereka itu punya kekuatan di dalam tubuhnya. Kekuatan itu membantu memulihkan kembali jaringan yang ada. Namun, tentu ini butuh waktu.”Aku mengembuskan napas lega. Itu adalah informasi yang menurutku cukup melegakan. Setidaknya, aku bisa pulang ke Bumi dalam keadaan tenang.“Saya keluar dulu ya. Saya harus melihat beberapa orang lainnya,” ucap t

  • My Husband's Secret   yang Bahagia

    Aku melihat seekor Singa melenggang masuk ke dalam kerajaan. Jelas aku langsung melotot. Aku mengingat saat kejadian di Selatan Negeri bayangan. Singa itu mengamuk. Dan sekarang, dia hadir di sini. Tentu, dia bukan singa biasa. Dia bisa mengerti ucapan-ucapan kami.Aku yang sedang ada di luar kerajaan, buru-buru menghampirinya. “Selamat datang. Akhirnya kamu bisa mewujudkan mimpimu untuk hadir di sini.”Singa itu terlihat berkaca-kaca. Sementara, aku mengelus wajahnya dengan pelan. “terima kasih ya, kamu sudah membiarkan kami lewat pada saat itu. Sekarang, kita semua sudah menang. Semua misi yang ingin kami lakukan sudah terlaksana hari ini. Benar-benar terlaksana.”Singa itu mengaum. Sepertinya itu tanda bahwa dia bahagia.Setelah aku mengobrol beberapa saat, ada salah satu penjaga kerajaan yang datang. Ternyata, dia yang akan mengantarkan Singa itu ke makam kedua orangtuanya yang telah gugur lama di wilayah kerajaan ini.S

  • My Husband's Secret   Kerinduan Melica

    Melica berlari dari satu ruangan ke ruangan lain. Setiap masuk ke dalam ruangan, Melica tidak mendapati sosok yang dia cari. Dia lebih banyak mendapati orang-orang yang tak sadarkan diri dengan kepala bocor, leher tersayat, dan berbagai luka lainnya.Tentu, sepanjang mencari orang yang dia harapkan itu, Melica menangis. Baru dia sadar. Bahwa sekecewa-kecewanya dia kepada Candra, dirinya tetap mengkhawatirkan sang suami. Bagi Melica, Candra tetap menjadi orang nomor satu yang selalu membuatnya cemas.“Kau cari siapa?” tanya salah satu tabib berpakaian putih. Lelaki berjanggut itu seperti berusaha menenangkan Melica dengan tatapan teduhnya.“Saya mencari suami saya dan ibunya,” jawab Melica.“Oh, dia lelaki tinggi yang mengenakan pakaian serba hitam?” tanya tabib itu.Jelas, orang yang menggunakan pakaian hitam hanya Candra dan ibunya. Jika pun para pengikut Ratu Kegelapan menggunakan pakaian-pakaian hitam barusan,

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status