Share

Nge-date

Aku kembali ke hadapan Candra dengan sedikit memanipulasi mimik wajah. Ya, aku berusaha tenang, layaknya tidak ada apa-apa.

“Kamu marah ya?” tanya Candra. Sekarang, lelaki itu sudah duduk di sofa.

“Enggak ...” Aku berucap. Bukan marah, lebih tepatnya syok. Aku seperti orang yang dikirimi bom dalam waktu beberapa detik.

“Kamu nggak harus jawab sekarang, kok,” ucapnya. “Kita masih bisa saling mengenal kedepannya.”

Aku mendongak. “Jadi perkataanmu tadi beneran?”

Tawa Candra menggema. “Kamu pikir saya becanda?”

Aku membereskan rambut yang berantakkan. Ah, dia benar-benar membuatku gelisah.

“Mel, barusan aku sudah menelepon supir untuk menjemputku,” kata Candra. “makasih banyak ya atas bantuannya. Jujur, aku sama sekali nggak nyangka kalau masih ada orang baik seperti kamu. Aku bahagia bisa bertemu denganmu. Meskipun diawali dengan hal yang kurang menyenangkan dan juga .... merepotkanmu.”

“never mind,” ucapku pelan.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status