Share

Candra Rakarsa

Aku membaringkan lelaki itu di sofa ruang depan. Selain itu, aku juga membu jas, serta sepatunya. Jujur, pada awalnya aku akan membiarkannya begitu saja. Tapi setelah dipikir-pikir, dia seperti kegerahan. Aku tidak mungkin pura-pura tidak melihat, meskipun ada rasa canggung saat membuka pakaian luarnya. Bayangkan saja, aku tidak kenal siapa lelaki itu.

Setelah itu, aku mengambil kompresan dan air dingin. Aku membersihkan luka memar di ujung bibir terlebih dahulu sebelum diberi obat. Namun saat aku duduk di sisinya, dan bermaksud untuk mengusap bibir itu, aku terdiam. Bibir itu ..... ah, bibir itu mengingatkanku kepada Cakra. Aku seperti melihat sosok Cakra di orang yang berbeda.

Apa aku sedang halusinasi? Tapi memang begitu kenyataannya. Melihat bibir lelaki ini malah mengingatkanku kepada Cakra.

“Uh ....” Lelaki itu melenguh.

“Sakit ya?” Aku mengusap ujung bibirnya dengan kain basah tadi. “Tahan ya. Aku harus bersihin dulu d

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status