My Destiny

My Destiny

last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-26
Oleh:  Sriintan2000On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
13 Peringkat. 13 Ulasan-ulasan
49Bab
4.6KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Sinopsis

Definisi cinta itu buta memang benar adanya. Ya, Aletta merasakannya sendiri. Sosok Pangeran yang hampir empat tahun dia idam-idamkan ternyata tidak sebaik dan seramah Pangeran di dongeng anak-anak. Tetapi, apa salahnya kalau Aletta tetap mengharapkan dirinya menjadi Cinderella dalam kehidupan nyata. Aletta terlalu buta untuk melihat kekurangan dari Satria. Tak perduli seburuk apapun dia, Aletta akan tetap mencintainya. Kebutaannya dalam pesona Satria membuat Aletta tak melihat lagi apa yang ada di sekitarnya. Termasuk kehadiran Raka Adelio. Laki-laki yang memang sejak dulu menyimpan perasaan khusus pada Aletta. Tetapi, apa jadinya kalau kebahagiaan yang begitu Aletta impi-impikan selama ini justru malah menjadi bencana bagi dirinya sendiri dan keluarganya?

Lihat lebih banyak

Bab 1

Bab 01

 

Disaat semua orang secara terang-terangan mengatakan kekaguman dan keterpesonaannya pada dia, apalah diriku yang hanya bisa melihatnya dari kejauhan?

Aku sadar ... aku bukanlah apa-apa jika dibanding dirinya. Aku cuma gadis biasa yang sudah jatuh hati, namun tak berani mengutarakan. Aku bagaikan angin yang mungkin bisa dia rasakan kehadirannya, tapi tak terlihat. 

Dia terlalu jauh untuk kugapai. Suatu bentuk kemustahilan jika aku bisa bersanding dengannya.

Satria Sean Wiliiam. Salahkah jika aku berharap bisa memilikimu? Meski pada akhirnya, aku tahu itu suatu hal yang sangat tidak mungkin. Perbedaan kita bagai langit dan bumi. 

 

 

Tet ...!

 

Bunyi bel masuk terdengar nyaring. Seorang gadis dengan balutan seragam SMA dengan wajah bulat, mata berbinar, serta rambut dikuncir kuda itu dengan cepat menutup buku diary-nya kemudian dengan cepat pula dia masukkan ke dalam tas. Para murid yang tadinya masih berkeliaran di luar. Entah itu di kantin, lapangan, atau sekedar duduk-duduk di koridor kini mulai berhamburan masuk kelas.

 

“Huh ... cepet banget, deh. Masih makan juga. Ish!” Seorang gadis lainnya langsung duduk di sebelah gadis berkuncir kuda tadi seraya menggerutu tak karuan. Matanya lalu melirik kearah teman sebangkunya itu yang senyam-senyum melihatnya.

 

“Loh, Al, kamu gak makan, ya?” tanyanya. Aletta Syaqilla Mahendra. Gadis yang berambut kuncir kuda itu menoleh pada teman di sebelahnya. Kanaya Angeline.

 

“Enggak.”

 

Kanaya menyerngit. “Kenapa? Nanti sakit, deh!”

 

Aletta terkekeh sebentar. “Gak bakal. Gue gak selemah itu kali,” sahutnya enteng. Swara menghela nafas.

 

“Terserah kamu sajalah, Al.”

 

***

 

“Lo bego, Satria. Asli lo bego! Kenapa gak lo terima aja, sih? Kurang apa lagi coba Amanda, tuh? Dia cantik, anak orang kaya, dan sama-sama terkenal juga di sekolahan ini. Masa lo gak tertarik, sih? Payah lo! Padahal, hampir semua cowok di sini tergila-gila ama dia. Payah lo ah!” cibir seorang lelaki pada lelaki lain di sebelahnya yang dia sebut Satria tadi. Dia bernama Kevin.

 

Bukannya menjawab, Satria malah mengeluarkan ponselnya di saku seragam dan mulai memainkannya dengan serius.

 

“Ini nih, kalau punya temen modelan patung berjalan. Ngomong sampe berbusa sekalipun, gak bakal ditanggepin,” oceh Kevin.

 

***

 

Sore harinya setelah pulang sekolah, seperti biasa Aletta akan pergi ke kafe tak jauh dari rumah. Setelah memilih tempat duduk dekat jendela dan memesan minuman, gadis itu lalu membuka laptop yang dia pinjam dari Kanaya kemarin dan mulai mencari akun sosmed seseorang.

 

Teng!

 

Bunyi lonceng kafe terdengar pertanda bel masuk terdengar nyaring. Aletta yang terlalu fokus melihat foto seseorang di laptopnya tidak perduli pada keadaan sekitar. Padahal, orang yang masuk ke kafe itu adalah orang yang sedang dia tatap di laptopnya sekarang.

 

Satria mengedarkan matanya kesemua penjuru kafe. Tidak ada bangku kosong, semua terisi penuh. Satria berdecak. Dia sudah menduga hal ini akan terjadi mengingat sekarang hari weekend dan sudah pasti banyak anak remaja lain seperti dirinya lebih memilih menghabiskan waktunya di sini bersama keluarga.

 

Tiba-tiba mata Satria tak sengaja menangkap masih ada tersisa bangku kosong di dekat jendela. Sebenarnya tidak benar-benar kosong karena di sebelahnya sudah diduduki seorang gadis yang membelakanginya sekarang.

 

“Masa gue harus duduk sama dia, sih? Tapi gak ada pilihan lain.”

 

Satria menarik nafas sejenak, lalu melangkahkan kaki-kakinya dengan cepat mendekati bangku kosong itu.

 

“Sorry. Gue boleh duduk di sini gak?” tanya Satria. Gadis itu mengangguk tanpa mengalihkan pandangannya sedikitpun dari laptop.

 

Selagi menunggu pesanannya datang, Satria memilih memainkan ponselnya dulu. Posisi duduknya dan duduk gadis itu bersebrangan. Satria yang mengambil posisi duduknya yang miring tidak melihat wajah gadis itu yang juga sedang asyik mengetik sesuatu di laptop.

 

“Aa ... ganteng banget, sih. Mungkin gak ya aku jadi pacar kamu?” gumam gadis yang duduk di sebelah Satria. Dia tak lain dan tak bukan adalah Aletta.

 

Satria melirik sekilas. Dia berdecak karena merasa risih dengan gumaman Aletta.

 

Disaat sedang asyik-asyiknya men-stalk akun pujaan hatinya, tiba-tiba ponsel di dalam tas Aletta berdering. Dilihatnya satu panggilan masuk dari Kanaya. Aletta sebenarnya malas, tapi tak urung tetap mengangkat panggilan temannya itu.

 

“Ya, hallo, ada apa, Nay?”

 

“Lo di mana, Al? Gue 'kan udah bilang mau ke rumah lo sore ini. Kata Tante Anna lo lagi pergi. Pasti ke kafe buat ngepoin I*-nya Satria, ya. Hayo ngaku!”

 

Aletta sedikit menjauhkan ponsel itu dari telinganya, lalu mendengus. Bagaimana tidak? Temannya itu berteriak dengan suara cemprengnya yang membuat telinga Aletta sedikit pengang. Bukan cuma Aletta, tapi Satria yang tadinya hanya duduk sambil memainkan ponsel juga ikut mendengar. Seolah tertarik, lelaki itu mematikan ponsel dan mempertajam indera pendengarannya.

 

“Ya, habis mau gimana lagi? Dia ganteng banget, sih. Nay, menurut lo, gue bisa gak ya jadi pacarnya dia?”

 

Aletta terus saja mengoceh ria menggosipkan Satria tanpa sadar jika orang yang sedang dia bicarakan itu ada di sebelahnya sekarang dan mendengarkan semua omongannya.

 

“Nih anak lagi lihatin apa, sih? Kenapa pake nyebut-nyebut nama gue segala? Tahu gue darimana? Dan apa katanya tadi? Jadi pacar gue? Astaga ...,” batin Satria geleng-geleng kepala keheranan.

 

“Bisa.”

 

“Hah? Serius?”

 

“Dalam mimpi hahha.”

 

“Ish, lo mah gitu. Sesekali dukung kek temennya.”

 

“Udah, deh. Cepetan pulang. Gue tunggu di rumah lo ya. Gak pake lama.”

 

Tutt ... tutt ....

 

Aletta mengerucutkan bibirnya. Dia meletakkan ponselnya kembali di dalam tas slempangnya, lalu beralih menutup laptop.

 

“Mas, ini pesanannya.” Seorang waitress menghidangkan minuman pesanan Satria tadi. 

 

“Terima kasih.”

 

Deg!

 

Aletta membeku di tempat. Dia yang tadinya ingin beranjak bangun, seketika urung dan refleks mengalihkan matanya ke depan. Detik itu juga matanya terbelalak sempurna melihat laki-laki yang sejak tadi dia gosipkan dengan Kanaya ada tepat di depannya.

 

“Enggak mungkin. Aletta kamu pasti ngehalu abis gosipin Satria. Makanya jadi kebayang-bayang wajahnya,” gumam Aletta dalam hati seraya menepuk-nepuk pipinya, tapi ....

 

“Aduh, kok sakit, sih?” gumam Aletta yang masih bisa didengar Satria. Lelaki itu menaikkan satu alisnya. Dia menggeser kursinya ke depan, lalu mencondongkan tubuhnya sedikit.

 

“Lo siapa? Tahu nama gue darimana?” tanya Satria dengan tatapan penuh intimidasi. Aletta benar-benar mati kutu di tempat. Lidahnya mendadak terasa sangat kelu dan sulit mengucap hanya sepatah kata. Antara takut dan gugup. Takut Satria akan memarahinya tadi karena telah lancang menggosipkan dirinya. Gugup karena selama dia bersekolah di SMA Nirwana, baru kali ini dia berada sedekat ini dengan Satria. Laki-laki yang dua tahun ralat, maksudnya sejak SMP dia cintai diam-diam.

 

“Ak–aku aku ... aku–”

 

Belum sempat Aletta berujar, ponsel Satria tiba-tiba berdering sekali pertanda ada chat masuk. Lelaki itu membuka layar ponselnya dan mulai membaca chat itu.

 

Sedetik kemudian, Satria beranjak bangun dari kursinya. Dia mengeluarkan dompet dan meletakkan beberapa lembar uang di samping cangkir berisikan minuman yang bahkan belum dia sentuh sedikitpun itu. Tanpa mengatakan apapun lagi, lelaki itu langsung melenggang pergi dari sana.

 

Aletta mengusap dadanya lega. “Syukurlah ....” 

 

“Kenapa Satria tiba-tiba ada di sini, ya?” gumamnya pelan. Gadis itu menghela nafas. Sedetik kemudian, matanya membola kaget.  “Ya ampun. Jangan-jangan tadi Satria denger juga omongan gue yang ... astaga, Aletta. Bodoh banget sih lo.”

 

Aletta menutup wajahnya. Entah bagaimana jika dia bertemu lagi dengan Satria besok saat di sekolah.

 

“Matilah gue ....”

 

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
kang nash
belum up lgi ya
2022-06-03 23:48:20
0
user avatar
Maulidya Dya
Huffttt kezell aletta.. Aletta jgn berpikiran semprit dong..
2022-04-21 22:49:24
1
user avatar
Maulidya Dya
Akhirnya.. Sudah nggak sabar satria bertemu kembali dg aletta
2022-04-20 12:36:08
2
user avatar
Titik Koma
Semangat up Thor
2022-04-18 00:32:13
1
user avatar
Alia Fania
Tegang bacanya,. Good job Thor yg bikin aku dag dig dug
2022-04-13 05:15:38
1
user avatar
Nadiva Diva
Ceritanya keren.. Semoga aletta ndak kenapa dan shireen jg Zain bisa dipergoki seseorang atas tindakan jahatnya pd Alletta
2022-04-12 06:33:50
1
user avatar
Nadiva Diva
Wah.. Seru seru kk.. Lanjut semangat
2022-04-05 19:52:01
1
user avatar
Nadiva Diva
Akhirnya.. Semangat thor
2022-04-02 03:45:49
2
user avatar
Nadiva Diva
Lanjut dong kk bab berikutnya... Semangat.. Lanjutkan sampai selesai
2022-03-30 01:38:30
2
user avatar
Ai nien
bagus ceritanya
2022-03-28 14:57:38
2
user avatar
Maulidya Dya
Semangat upload thor
2022-03-28 08:38:58
1
default avatar
Muhamma71847672
lucu anak2 SMA ini
2022-03-28 00:41:38
1
default avatar
Muhamma71847672
sepertinya menarik..
2022-03-28 00:05:10
1
49 Bab
Bab 01
  Disaat semua orang secara terang-terangan mengatakan kekaguman dan keterpesonaannya pada dia, apalah diriku yang hanya bisa melihatnya dari kejauhan? Aku sadar ... aku bukanlah apa-apa jika dibanding dirinya. Aku cuma gadis biasa yang sudah jatuh hati, namun tak berani mengutarakan. Aku bagaikan angin yang mungkin bisa dia rasakan kehadirannya, tapi tak terlihat.  Dia terlalu jauh untuk kugapai. Suatu bentuk kemustahilan jika aku bisa bersanding dengannya. Satria Sean Wiliiam. Salahkah jika aku berharap bisa memilikimu? Meski pada akhirnya, aku tahu itu suatu hal yang sangat tidak mungkin. Perbedaan kita bagai langit dan bumi.  &bul
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-01-20
Baca selengkapnya
Bab 02
   Aletta berjalan di koridor sekolah sambil tengok kanan-kiri, membuat Kanaya yang ikut berjalan sejajar dengan gadis itu jadi heran. “Lo kenapa, sih?” tanyanya. Aletta tak menjawab. Dia sibuk lirik kanan kiri dengan wajah cemas dan tegang. “Dia gak ada, 'kan?” Alih-alih menjawab pertanyaan Kanaya tadi, Aletta malah melontarkan pertanyaan lain. Kanaya memutar bola matanya malas. “Ditanya malah balik nanya. Nyebelin!” Kanaya mempercepat langkahnya
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-01-21
Baca selengkapnya
Bab 03
  Aletta membuka pintu rumahnya, seketika matanya terbelalak melihat ibunya--Anna yang sudah ada di rumah dan saat ini sedang duduk di sebuah sofa. Aneh! Biasanya Ibunya itu baru akan pulang sekitar pukul delapan malam mengingat dia bekerja sebagai pelayan di salah satu rumah makan.   “Ibu!” Aletta langsung berlari cepat menghampiri Anna dan ikut duduk di sebelahnya. Dia terkejut melihat wajah Ibunya yang memucat.   “Ibu, ibu kenapa? Ibu sakit, ya?” tanya Aletta cemas. Anna menatap putrinya itu sebentar, lalu menggeleng.
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-01-22
Baca selengkapnya
Bab 04
 *** Pagi harinya, disaat proses pembelajaran sedang berlangsung, Aletta tidak sepenuhnya memperhatikan materi yang sedang diajarkan gurunya itu karena fikirannya malah berkelana pada satu orang. Satria. Pagi, siang, maupun malam, cuma ada Satria saja difikirannya. Bahkan, dalam mimpi Aletta sekalipun. “Sadar, Al ... sadar ...!” Kanaya yang dari tadi memang tahu jika teman sebangkunya itu tak sepenuhnya menyimak pelajaran, mulai menegur lewat senggolan pada bahunya. Aletta merengut. “Apa, sih? Ganggu orang lagi ngayal aja, deh,” sahut Aletta sewot, tapi dengan nada berbisik. Kanaya memutar bola matanya malas. “Al, gue tahu ya lo itu nge-fans banget sama Satria, t
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-01-23
Baca selengkapnya
Bab 05
   Aletta menelan ludah seraya mematut penampilannya sendiri melalui cermin. Hari ini dia sudah bertekad untuk memulai rencananya mengejar cinta Satria. Ragu? Itu pasti ada. Namun, Aletta sudah fikirkan semua resikonya baik-baik. Jika nanti Satria menolaknya, tak apa. Yang pasti Aletta sudah lega jika sudah mengutarakan perasaannya itu pada Aletta. “Semoga berhasil ....” Setelah menguncir rambut panjangnya seperti biasa, Aletta segera mengambil tas seraya berjalan keluar kamar. Dalam rencananya kali ini, Satria berniat tidak akan memberi tahu Kanaya dulu. Dia akan melakukan semuanya sendiri. Buat apa dia bercerita? Toh, k
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-01-25
Baca selengkapnya
Bab 06
 Seorang wanita yang diperkirakan berusia 40-an baru saja tiba di halaman rumah megah bak istana yang bercat putih elegan itu. Dia membuka kaca mata hitamnya. Detik itu juga air matanya meluruh. “Mama kangen kamu, Satria.” “Nyonya Ahana?" Wanita yang bernama Ahana itu menoleh. Dia tersenyum pada seorang satpam yang berjaga di sana. Sejujurnya, dia cukup terkejut karena satpam di rumah itu masih mengenali dirinya. Padahal, terakhir dirinya kemari sekitar 17 tahun yang lalu. Tepat dua bulan dia baru saja melahirkan seorang putra, tetapi terpaksa harus dia tinggalkan demi mengejar karirnya di Belanda. Ahana tersenyum ramah. Satpam yang menyapanya tadi, lalu mempersilahkan majikannya itu untuk masuk. Sesampainya di dalam, Ahana langsung disapa oleh puluhan asisten rumah tangga y
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-04
Baca selengkapnya
Bab 07
“Oke, anak-anak. Sampai di sini materi yang Ibu sampaikan. Selamat siang dan sampai jumpa minggu depan.” Bu Kinan selaku guru bahasa Indonesia baru saja keluar dari kelas XI IPS-2 bersamaan dengan bel istirahat berbunyi. Yang itu artinya, waktunya bagi para murid di kelas itu untuk mengisi perut mereka yang dibiarkan kelaparan selama dua jam lebih. “Nay, lo ke kantin duluan aja, ya. Gue mau ke toilet bentar,” ucap Aletta seraya bangkit berdiri. Kanaya yang saat itu sedang merapihkan alat tulisnya mengangguk. Alettapun langsung melenggang pergi dari sana. Setelah memasukkan semua alat tulisnya dengan benar ke dalam tas, Kanaya beralih mengambil handphone-nya untuk dia bawa ke kantin. “Headshet-nya mana, ya? Aduh, kayaknya ketinggalan di rumah nih. Gimana ya?” gumam Kanaya kebingungan.
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-06
Baca selengkapnya
Bab 08
  ** Jantung Aletta rasanya mau meledak saat melihat Satria berjalan mendekat ke arahnya. Gadis itu menelan ludahnya dengan rasa gugup bercampur takut. “Enggak, Al. Jangan sampai kelihatan gugup. Tenang ... bersikaplah biasa. Jangan buat dia curiga,” batin Aletta menyemangati dirinya sendiri. Satria menghentikan langkahnya saat jaraknya lumayan dekat dengan Aletta. Lelaki itu terdiam sebentar. Wajahnya seperti tidak asing. Satria merasa pernah melihat wajah itu. Beberapa menit dia berfikir, akhirnya dia berhasil mengingatnya. Gadis di depannya ini
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-07
Baca selengkapnya
Bab 09
 Tangan Satria mengepal kuat. Dugaannya selama ini memang benar. Aletta yang sudah mengiriminya surat belakangan ini. Bukti rekaman CCTV yang dikirimkan Kevin semalam, yang mengarah ke kelasnya itu jelas memperlihatkan Alettalah yang memberinya surat selama ini. “Dasar gadis kuda poni! Awas aja ya, lo!” kecam Satria seraya tancap gas melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh menuju sekolah. Sesampainya di halaman sekolah, Satria langsung melangkahkan kaki-kakinya dengan cepat menuju kelas XI IPS-2. Kelasnya Aletta. *** Bruk! “Mana temen lo?!” sentak Satria setelah sampai di kelasnya Aletta dan berdiri tepat di depan meja Kanaya. Gadis itu terlonjak kaget bukan main den
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-09
Baca selengkapnya
Bab 10
*** ‘Aku mencintaimu dengan tulus.’ ‘Tanpa perduli seburuk apapun sikapmu, sejahat apapun kamu, perasaan ini tidak bisa aku hilangkan ....’ ‘Aku percaya. Kelak suatu saat nanti kamu yang di sana akan bisa melihat itu.’ ‘Tetapi, hari ini aku sadar. Semua itu cuma omong kosong. Cinta yang selama ini aku perjuangkan, aku dambakan bahkan aku impikan ternyata hanya menimbulkan luka dan sakit.’ ‘Aku mengaku kalah, Satria.’ ‘Aku menyerah ....’ ‘Harusnya aku sadar sejak awal. Bintang yang bersinar terang di langit memang hanya diciptakan untuk dipanda
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-10
Baca selengkapnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status