Share

My Destiny
My Destiny
Penulis: Sriintan2000

Bab 01

Penulis: Sriintan2000
last update Terakhir Diperbarui: 2022-01-20 20:16:25

 

Disaat semua orang secara terang-terangan mengatakan kekaguman dan keterpesonaannya pada dia, apalah diriku yang hanya bisa melihatnya dari kejauhan?

Aku sadar ... aku bukanlah apa-apa jika dibanding dirinya. Aku cuma gadis biasa yang sudah jatuh hati, namun tak berani mengutarakan. Aku bagaikan angin yang mungkin bisa dia rasakan kehadirannya, tapi tak terlihat. 

Dia terlalu jauh untuk kugapai. Suatu bentuk kemustahilan jika aku bisa bersanding dengannya.

Satria Sean Wiliiam. Salahkah jika aku berharap bisa memilikimu? Meski pada akhirnya, aku tahu itu suatu hal yang sangat tidak mungkin. Perbedaan kita bagai langit dan bumi. 

 

 

Tet ...!

 

Bunyi bel masuk terdengar nyaring. Seorang gadis dengan balutan seragam SMA dengan wajah bulat, mata berbinar, serta rambut dikuncir kuda itu dengan cepat menutup buku diary-nya kemudian dengan cepat pula dia masukkan ke dalam tas. Para murid yang tadinya masih berkeliaran di luar. Entah itu di kantin, lapangan, atau sekedar duduk-duduk di koridor kini mulai berhamburan masuk kelas.

 

“Huh ... cepet banget, deh. Masih makan juga. Ish!” Seorang gadis lainnya langsung duduk di sebelah gadis berkuncir kuda tadi seraya menggerutu tak karuan. Matanya lalu melirik kearah teman sebangkunya itu yang senyam-senyum melihatnya.

 

“Loh, Al, kamu gak makan, ya?” tanyanya. Aletta Syaqilla Mahendra. Gadis yang berambut kuncir kuda itu menoleh pada teman di sebelahnya. Kanaya Angeline.

 

“Enggak.”

 

Kanaya menyerngit. “Kenapa? Nanti sakit, deh!”

 

Aletta terkekeh sebentar. “Gak bakal. Gue gak selemah itu kali,” sahutnya enteng. Swara menghela nafas.

 

“Terserah kamu sajalah, Al.”

 

***

 

“Lo bego, Satria. Asli lo bego! Kenapa gak lo terima aja, sih? Kurang apa lagi coba Amanda, tuh? Dia cantik, anak orang kaya, dan sama-sama terkenal juga di sekolahan ini. Masa lo gak tertarik, sih? Payah lo! Padahal, hampir semua cowok di sini tergila-gila ama dia. Payah lo ah!” cibir seorang lelaki pada lelaki lain di sebelahnya yang dia sebut Satria tadi. Dia bernama Kevin.

 

Bukannya menjawab, Satria malah mengeluarkan ponselnya di saku seragam dan mulai memainkannya dengan serius.

 

“Ini nih, kalau punya temen modelan patung berjalan. Ngomong sampe berbusa sekalipun, gak bakal ditanggepin,” oceh Kevin.

 

***

 

Sore harinya setelah pulang sekolah, seperti biasa Aletta akan pergi ke kafe tak jauh dari rumah. Setelah memilih tempat duduk dekat jendela dan memesan minuman, gadis itu lalu membuka laptop yang dia pinjam dari Kanaya kemarin dan mulai mencari akun sosmed seseorang.

 

Teng!

 

Bunyi lonceng kafe terdengar pertanda bel masuk terdengar nyaring. Aletta yang terlalu fokus melihat foto seseorang di laptopnya tidak perduli pada keadaan sekitar. Padahal, orang yang masuk ke kafe itu adalah orang yang sedang dia tatap di laptopnya sekarang.

 

Satria mengedarkan matanya kesemua penjuru kafe. Tidak ada bangku kosong, semua terisi penuh. Satria berdecak. Dia sudah menduga hal ini akan terjadi mengingat sekarang hari weekend dan sudah pasti banyak anak remaja lain seperti dirinya lebih memilih menghabiskan waktunya di sini bersama keluarga.

 

Tiba-tiba mata Satria tak sengaja menangkap masih ada tersisa bangku kosong di dekat jendela. Sebenarnya tidak benar-benar kosong karena di sebelahnya sudah diduduki seorang gadis yang membelakanginya sekarang.

 

“Masa gue harus duduk sama dia, sih? Tapi gak ada pilihan lain.”

 

Satria menarik nafas sejenak, lalu melangkahkan kaki-kakinya dengan cepat mendekati bangku kosong itu.

 

“Sorry. Gue boleh duduk di sini gak?” tanya Satria. Gadis itu mengangguk tanpa mengalihkan pandangannya sedikitpun dari laptop.

 

Selagi menunggu pesanannya datang, Satria memilih memainkan ponselnya dulu. Posisi duduknya dan duduk gadis itu bersebrangan. Satria yang mengambil posisi duduknya yang miring tidak melihat wajah gadis itu yang juga sedang asyik mengetik sesuatu di laptop.

 

“Aa ... ganteng banget, sih. Mungkin gak ya aku jadi pacar kamu?” gumam gadis yang duduk di sebelah Satria. Dia tak lain dan tak bukan adalah Aletta.

 

Satria melirik sekilas. Dia berdecak karena merasa risih dengan gumaman Aletta.

 

Disaat sedang asyik-asyiknya men-stalk akun pujaan hatinya, tiba-tiba ponsel di dalam tas Aletta berdering. Dilihatnya satu panggilan masuk dari Kanaya. Aletta sebenarnya malas, tapi tak urung tetap mengangkat panggilan temannya itu.

 

“Ya, hallo, ada apa, Nay?”

 

“Lo di mana, Al? Gue 'kan udah bilang mau ke rumah lo sore ini. Kata Tante Anna lo lagi pergi. Pasti ke kafe buat ngepoin I*-nya Satria, ya. Hayo ngaku!”

 

Aletta sedikit menjauhkan ponsel itu dari telinganya, lalu mendengus. Bagaimana tidak? Temannya itu berteriak dengan suara cemprengnya yang membuat telinga Aletta sedikit pengang. Bukan cuma Aletta, tapi Satria yang tadinya hanya duduk sambil memainkan ponsel juga ikut mendengar. Seolah tertarik, lelaki itu mematikan ponsel dan mempertajam indera pendengarannya.

 

“Ya, habis mau gimana lagi? Dia ganteng banget, sih. Nay, menurut lo, gue bisa gak ya jadi pacarnya dia?”

 

Aletta terus saja mengoceh ria menggosipkan Satria tanpa sadar jika orang yang sedang dia bicarakan itu ada di sebelahnya sekarang dan mendengarkan semua omongannya.

 

“Nih anak lagi lihatin apa, sih? Kenapa pake nyebut-nyebut nama gue segala? Tahu gue darimana? Dan apa katanya tadi? Jadi pacar gue? Astaga ...,” batin Satria geleng-geleng kepala keheranan.

 

“Bisa.”

 

“Hah? Serius?”

 

“Dalam mimpi hahha.”

 

“Ish, lo mah gitu. Sesekali dukung kek temennya.”

 

“Udah, deh. Cepetan pulang. Gue tunggu di rumah lo ya. Gak pake lama.”

 

Tutt ... tutt ....

 

Aletta mengerucutkan bibirnya. Dia meletakkan ponselnya kembali di dalam tas slempangnya, lalu beralih menutup laptop.

 

“Mas, ini pesanannya.” Seorang waitress menghidangkan minuman pesanan Satria tadi. 

 

“Terima kasih.”

 

Deg!

 

Aletta membeku di tempat. Dia yang tadinya ingin beranjak bangun, seketika urung dan refleks mengalihkan matanya ke depan. Detik itu juga matanya terbelalak sempurna melihat laki-laki yang sejak tadi dia gosipkan dengan Kanaya ada tepat di depannya.

 

“Enggak mungkin. Aletta kamu pasti ngehalu abis gosipin Satria. Makanya jadi kebayang-bayang wajahnya,” gumam Aletta dalam hati seraya menepuk-nepuk pipinya, tapi ....

 

“Aduh, kok sakit, sih?” gumam Aletta yang masih bisa didengar Satria. Lelaki itu menaikkan satu alisnya. Dia menggeser kursinya ke depan, lalu mencondongkan tubuhnya sedikit.

 

“Lo siapa? Tahu nama gue darimana?” tanya Satria dengan tatapan penuh intimidasi. Aletta benar-benar mati kutu di tempat. Lidahnya mendadak terasa sangat kelu dan sulit mengucap hanya sepatah kata. Antara takut dan gugup. Takut Satria akan memarahinya tadi karena telah lancang menggosipkan dirinya. Gugup karena selama dia bersekolah di SMA Nirwana, baru kali ini dia berada sedekat ini dengan Satria. Laki-laki yang dua tahun ralat, maksudnya sejak SMP dia cintai diam-diam.

 

“Ak–aku aku ... aku–”

 

Belum sempat Aletta berujar, ponsel Satria tiba-tiba berdering sekali pertanda ada chat masuk. Lelaki itu membuka layar ponselnya dan mulai membaca chat itu.

 

Sedetik kemudian, Satria beranjak bangun dari kursinya. Dia mengeluarkan dompet dan meletakkan beberapa lembar uang di samping cangkir berisikan minuman yang bahkan belum dia sentuh sedikitpun itu. Tanpa mengatakan apapun lagi, lelaki itu langsung melenggang pergi dari sana.

 

Aletta mengusap dadanya lega. “Syukurlah ....” 

 

“Kenapa Satria tiba-tiba ada di sini, ya?” gumamnya pelan. Gadis itu menghela nafas. Sedetik kemudian, matanya membola kaget.  “Ya ampun. Jangan-jangan tadi Satria denger juga omongan gue yang ... astaga, Aletta. Bodoh banget sih lo.”

 

Aletta menutup wajahnya. Entah bagaimana jika dia bertemu lagi dengan Satria besok saat di sekolah.

 

“Matilah gue ....”

 

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Felicia Aileen
awal yang bagus.. boleh kasih tau akun sosmed ga ya soalnya pengen aku share ke sosmed trs tag akun author :)
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • My Destiny   Bab 02

    Aletta berjalan di koridor sekolah sambil tengok kanan-kiri, membuat Kanaya yang ikut berjalan sejajar dengan gadis itu jadi heran.“Lo kenapa, sih?” tanyanya.Aletta tak menjawab. Dia sibuk lirik kanan kiri dengan wajah cemas dan tegang.“Dia gak ada, 'kan?” Alih-alih menjawab pertanyaan Kanaya tadi, Aletta malah melontarkan pertanyaan lain. Kanaya memutar bola matanya malas.“Ditanya malah balik nanya. Nyebelin!” Kanaya mempercepat langkahnya

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-21
  • My Destiny   Bab 03

    Aletta membuka pintu rumahnya, seketika matanya terbelalak melihat ibunya--Anna yang sudah ada di rumah dan saat ini sedang duduk di sebuah sofa. Aneh! Biasanya Ibunya itu baru akan pulang sekitar pukul delapan malam mengingat dia bekerja sebagai pelayan di salah satu rumah makan. “Ibu!” Aletta langsung berlari cepat menghampiri Anna dan ikut duduk di sebelahnya. Dia terkejut melihat wajah Ibunya yang memucat. “Ibu, ibu kenapa? Ibu sakit, ya?” tanya Aletta cemas. Anna menatap putrinya itu sebentar, lalu menggeleng.

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-22
  • My Destiny   Bab 04

    ***Pagi harinya, disaat proses pembelajaran sedang berlangsung, Aletta tidak sepenuhnya memperhatikan materi yang sedang diajarkan gurunya itu karena fikirannya malah berkelana pada satu orang. Satria. Pagi, siang, maupun malam, cuma ada Satria saja difikirannya. Bahkan, dalam mimpi Aletta sekalipun.“Sadar, Al ... sadar ...!” Kanaya yang dari tadi memang tahu jika teman sebangkunya itu tak sepenuhnya menyimak pelajaran, mulai menegur lewat senggolan pada bahunya.Aletta merengut. “Apa, sih? Ganggu orang lagi ngayal aja, deh,” sahut Aletta sewot, tapi dengan nada berbisik.Kanaya memutar bola matanya malas.“Al, gue tahu ya lo itu nge-fans banget sama Satria, t

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-23
  • My Destiny   Bab 05

    Aletta menelan ludah seraya mematut penampilannya sendiri melalui cermin. Hari ini dia sudah bertekad untuk memulai rencananya mengejar cinta Satria. Ragu? Itu pasti ada. Namun, Aletta sudah fikirkan semua resikonya baik-baik. Jika nanti Satria menolaknya, tak apa. Yang pasti Aletta sudah lega jika sudah mengutarakan perasaannya itu pada Aletta.“Semoga berhasil ....” Setelah menguncir rambut panjangnya seperti biasa, Aletta segera mengambil tas seraya berjalan keluar kamar. Dalam rencananya kali ini, Satria berniat tidak akan memberi tahu Kanaya dulu. Dia akan melakukan semuanya sendiri. Buat apa dia bercerita? Toh, k

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-25
  • My Destiny   Bab 06

    Seorang wanita yang diperkirakan berusia 40-an baru saja tiba di halaman rumah megah bak istana yang bercat putih elegan itu. Dia membuka kaca mata hitamnya. Detik itu juga air matanya meluruh.“Mama kangen kamu, Satria.”“Nyonya Ahana?" Wanita yang bernama Ahana itu menoleh. Dia tersenyum pada seorang satpam yang berjaga di sana. Sejujurnya, dia cukup terkejut karena satpam di rumah itu masih mengenali dirinya. Padahal, terakhir dirinya kemari sekitar 17 tahun yang lalu. Tepat dua bulan dia baru saja melahirkan seorang putra, tetapi terpaksa harus dia tinggalkan demi mengejar karirnya di Belanda.Ahana tersenyum ramah. Satpam yang menyapanya tadi, lalu mempersilahkan majikannya itu untuk masuk. Sesampainya di dalam, Ahana langsung disapa oleh puluhan asisten rumah tangga y

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-04
  • My Destiny   Bab 07

    “Oke, anak-anak. Sampai di sini materi yang Ibu sampaikan. Selamat siang dan sampai jumpa minggu depan.” Bu Kinan selaku guru bahasa Indonesia baru saja keluar dari kelas XI IPS-2 bersamaan dengan bel istirahat berbunyi. Yang itu artinya, waktunya bagi para murid di kelas itu untuk mengisi perut mereka yang dibiarkan kelaparan selama dua jam lebih.“Nay, lo ke kantin duluan aja, ya. Gue mau ke toilet bentar,” ucap Aletta seraya bangkit berdiri. Kanaya yang saat itu sedang merapihkan alat tulisnya mengangguk. Alettapun langsung melenggang pergi dari sana.Setelah memasukkan semua alat tulisnya dengan benar ke dalam tas, Kanaya beralih mengambil handphone-nya untuk dia bawa ke kantin.“Headshet-nya mana, ya? Aduh, kayaknya ketinggalan di rumah nih. Gimana ya?” gumam Kanaya kebingungan.

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-06
  • My Destiny   Bab 08

    **Jantung Aletta rasanya mau meledak saat melihat Satria berjalan mendekat ke arahnya. Gadis itu menelan ludahnya dengan rasa gugup bercampur takut.“Enggak, Al. Jangan sampai kelihatan gugup. Tenang ... bersikaplah biasa. Jangan buat dia curiga,” batin Aletta menyemangati dirinya sendiri.Satria menghentikan langkahnya saat jaraknya lumayan dekat dengan Aletta. Lelaki itu terdiam sebentar. Wajahnya seperti tidak asing. Satria merasa pernah melihat wajah itu. Beberapa menit dia berfikir, akhirnya dia berhasil mengingatnya. Gadis di depannya ini

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-07
  • My Destiny   Bab 09

    Tangan Satria mengepal kuat. Dugaannya selama ini memang benar. Aletta yang sudah mengiriminya surat belakangan ini. Bukti rekaman CCTV yang dikirimkan Kevin semalam, yang mengarah ke kelasnya itu jelas memperlihatkan Alettalah yang memberinya surat selama ini.“Dasar gadis kuda poni! Awas aja ya, lo!” kecam Satria seraya tancap gas melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh menuju sekolah.Sesampainya di halaman sekolah, Satria langsung melangkahkan kaki-kakinya dengan cepat menuju kelas XI IPS-2. Kelasnya Aletta.***Bruk!“Mana temen lo?!” sentak Satria setelah sampai di kelasnya Aletta dan berdiri tepat di depan meja Kanaya. Gadis itu terlonjak kaget bukan main den

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-09

Bab terbaru

  • My Destiny   Bab 49 ( Orang Asing )

    Satria membawa Aletta ke Rumah Sakit untuk mengobati kakinya. Untung saja kata Dokter, cederanya tidak terlalu parah. Saat ini, mereka berdua sedang berjalan di lorong Rumah Sakit bersiap pulang. Satria sudah menawarkan diri membantu Aletta berjalan. Dia juga sudah meminta gadis itu untuk menggunakan kursi roda saja. Namun, semuanya ditolak.***“Aww ... shh ....”Satria yang melihat itu hanya memutar bola matanya malas. Sepuluh tahun tak bertemu, sikap gadis itu masih saja belum berubah. Keras kepala dan mau seenaknya sendiri.

  • My Destiny   Bab 48 ( Pertemuan mantan )

    “Nisha mau sama Kak Aletta! Ma, Kak Tata mana? Kok gak dateng-dateng sih?” Nisha mengerucutkan bibirnya dengan tangan bersedekap dada. Kiran mencoba menenangkan putrinya itu, tapi tak berhasil. Saat ini, dia dan putrinya itu sedang duduk di undakan teras rumahnya sendiri. Kiran sudah membujuk Nisha untuk masuk, tetapi putrinya itu kekeh ingin di luar dan tidak akan masuk ke dalam jika Aletta belum datang. Kalau begini, jatuhnya Aletta seakan bukan guru les private-nya Nisha, tetapi lebih mirip sebagai baby sitter-nya.Tak lama kemudian Pak Guntur dan Satria kembali dari mengobrol ringannya di ruang tamu.“Terima

  • My Destiny   Bab 47 ( kembalinya Raka )

    Kanaya tak henti-hentinya berdecak kagum melihat foto seorang lelaki yang dimuat di majalah hari ini. Dia sudah mendapat penghargaan sebagai CEO termuda dan tersukses se-Asia selama tiga tahun terakhir.“Gila! Satria sukses banget sekarang.”“Lagi lihatin apa, sih?” tanya Aletta yang baru masuk ke mobil Kanaya. Mereka berdua baru saja selesai membeli berbagai bahan makanan untuk keperluan di rumah makan Anna. Sekedar menghemat ongkos, Aletta tadinya meminta bantuan Gerald untuk menemaninya berbelanja. Namun, alih-alih dia sendiri yang mengantarkan, di tengah jalan tadi, Gerald tiba-tiba ada telpon dari Rumah Sakit dan alhasil Kanayalah yang harus menggantikan dirinya mengantar Aletta.Kanaya menyodorkan majalah itu ke hadapan Aletta. Awa

  • My Destiny   Bab 46 ( Kembali dan merindukan )

    “Selamat ulang tahun ....”Aletta yang saat itu baru saja sampai di dalam rumahnya, terkejut ketika melihat Anna, Gerald, Kanaya, dan Nisha--murid les private-nya sebulan ini sama-sama menyanyikan lagu selamat ulang tahun ketika dia baru saja membuka pintu. Aletta membekap mulutnya sendiri dengan mata berkaca-kaca. Dia terharu sekaligus tak menyangka akan mendapat kejutan seperti ini. Ditambah lagi, bersama orang-orang yang dia sayangi.Anna kemudian berjalan mendekati Aletta sambil membawa kue ulang tahun yang harus ditiu

  • My Destiny   Bab 45 ( Selamat Tinggal )

    “Aletta.”Aletta mendongak dan langsung berdecak kasar melihat Raka berdiri di depannya.“Gue tahu lo pasti udah bosen denger gue bilang kalau Satria gak pernah ngelakuin hal yang lo duga selama ini. Gue juga tahu kalau lo gak akan percaya sama gue, tapi setidaknya ... lo harus lihat video ini,” ujar Raka seraya menyodorkan handphone-nya pada Aletta. Gadis itu menyerngitkan dahinya heran.“Gue janji setelah ini gue gak akan maksa-maksa lo lagi buat percaya sama Satria. Ini yang terakhir,” sambung Raka meyakinkan Aletta.Aletta menghela nafas sebentar. Baiklah. Kali ini dia akan menuruti kemauan Raka. Gadis itu mengambil handphone Raka, lalu menyetel video yang dimaksu

  • My Destiny   Bab 44 ( Keputusan Satria )

    “Pergi, Sat! Gue bilang pergi ...! Gue gak sudi lihat muka lo lagi. Bahkan, gue gak sudi jadi cewek lo lagi!” bentak Aletta. Satria membeku di tempat dengan pandangan shock. Hatinya hancur berkeping-keping.“Aletta.” Kanaya yang baru kembali dari toilet, terkejut melihat Aletta berteriak histeris. Langsung saja dia berlari menghampiri Aletta dan berusaha menenangkannya.“Nay, bilang sama Satria untuk pergi. Gue gak mau lihat dia lagi. Suruh dia pergi ....” Aletta terisak lirih. Kanaya terkejut. Dia menatap Aletta heran dan bergantian menatap Satria kasihan.

  • My Destiny   Bab 43 ( Musuh dalam selimut )

    “Woy, pengecut!” teriak Satria kalap setelah berhasil mengejar orang itu ke atap gedung.Orang itu melirik ke bawah. Sial! Tidak ada jalan lain baginya selain melawan Satria. Tapi tunggu! Satria mengejarnya seorang diri, 'kan? Bagus! Akan lebih mudah baginya untuk menghancurkan teman sekaligus musuhnya itu bila sendirian seperti sekarang ini.“Lo udah berani sakitin Aletta, itu sama aja lo udah nyari mati sama gue!” sentak Satria. Orang itu melepas penutup kepalanya, lalu memutar tubuhnya menghadap Satria.“Hi, Sat. Nyali lo besar juga ya ngeja

  • My Destiny   Bab 42 ( Upaya penyelamatan )

    Beberapa jam sebelumnya ....Karena Anna masih di Rumah Sakit dan kemungkinan di rumah Aletta tak ada siapa-siapa, Kanaya akhirnya memutuskan membawa tas sekolah Aletta ke rumahnya sendiri. Biar besok dia mengembalikan tas temannya itu.Ceklek!“Kamu kok baru pulang, Nak?” tanya Rian--Papanya Kanaya. Kanaya mengangguk, lalu menyalim tangan Papanya itu.“Iya, tadi kejebak macet, Pa.”“Yaudah. Seka

  • My Destiny   Bab 41 ( Iblis berwujud manusia )

    “Sialan! Kenapa cuma Satria yang dapet pujian? Padahal, gue juga ikut andil dalam olimpiade itu,” geram Zain dengan tangan terkepal. Kevin yang berdiri di sebelahnya merangkul bahunya.“Ya, mau gimana lagi, Zain? Pertandingan ini sebenarnya cuma untuk formalitas doang! Meski kita menang sekalipun, ya, tetep Satria yang akan dapat pujian,” sahutnya.Zain berdecak. Sejak awal masuk SMA, selalu dan selalu dirinya dikalahkan Satria. Meski dirinya sama-sama berasal dari kelas unggulan sama sepertinya, tetapi untuk urusan kepopuleran dan kepintaran, dirinya masih berada jauh di atas Satria, dan Zain membenci hal itu. Dia benci sekaligus iri karena Satria selalu mendapatkan semuanya tanpa susah payah. Bahkan, gadis yang dia sukai sejak awal masuk sekolah Nirwanapun juga lebih menyukai Satria ketimbang dirinya. Manda.

DMCA.com Protection Status