Beranda / Romansa / My Butler Actor / BAB 4. Menabuh Genderang Perang

Share

BAB 4. Menabuh Genderang Perang

Penulis: Ainindah
last update Terakhir Diperbarui: 2021-04-08 19:56:00

    Bukan Asoka yang kemudian membantu Kyra berdiri, tetapi Videlia. Dengan tatapan khawatir yang tidak dibuat-buat, Videlia memegangi kedua bahu Kyra lembut. "Kamu nggak apa-apa?"

    "Aku nggak apa-apa," kata Kyra, dengan mata berkaca-kaca menahan tangis. Ia bahkan hanya bisa menunduk dan meremas kedua tangannya tanpa berani menatap Asoka. Kyra kesal karena pertemuan pertamanya dengan Asoka sebagai sesama artis, justru berakhir buruk. Tetapi, Kyra kemudian mengambil napas dalam-dalam dan meyakinkan diri. Tidak, Kyra harus ingat tujuannya menghampiri Asoka dan Videlia. Kyra hari ini datang sebagai aktris, bukan fans fanatik atau ketua klub yang mengidolakan Asoka.

    Kyra kemudian mengulurkan tangannya pada Videlia dan tersenyum manis. "Namaku Vanila, aku yang hari ini berperan sebagai Sarini, dayang pribadinya Gusti Roro. Semoga kita bisa bekerja sama dengan baik. Mohon bimbingannya."

    "Ah, ya." Videlia menyambut uluran tangan Kyra ramah. Ia kemudian tak sengaja melihat id card yang menggantung di leher Kyra. "Kamu dari KI entertainment? Satu agensi sama Asoka dong?" Videlia kemudian melirik Asoka yang ternyata sedang sibuk bermain ponsel. "Kamu kenal sama Vanila, Ka?"

    Asoka melirik Kyra sekilas, kemudian menggeleng. "Berasal dari satu agensi bukan berarti kita jadi saling kenal," balasnya dingin. "Kayaknya dia cuma anak kemarin sore yang kebagian job-job kecil."

    Ya, tentu saja.

    Kenapa aktor besar seperti Asoka harus mengenal gadis biasa seperti Kyra? Bisa berdiri di depan Asoka saja, sudah membuat Kyra merasa terhormat. Kyra bahkan tidak menutupi binar kekagumannya saat melihat Asoka. Kyra sama sekali tidak merasa tersinggung dengan nada dingin yang keluar dari mulut Asoka. Dilihat dari dekat, Asoka tampak seratus kali lipat lebih memesona. Kenapa, ada makhluk Tuhan yang diciptakan sesempurna ini?

    Kyra mengulurkan tangannya pada Asoka hendak mengenalkan diri, tetapi sutradara memanggil Asoka dan Videlia agar segera memasuki set karena syuting akan segera dimulai. Videlia menepuk pundak Kyra sekilas untuk pamit, sementara Asoka bahkan tak mau repot-repot memandang Kyra.

    Tidak apa-apa.

    Kyra bahkan sudah puas hanya dengan melihat punggung seksi Asoka dari jauh. Asoka yang mau berbicara sambil menatapnya saja, sudah membuat hati Kyra ditumbuhi oleh taman bunga yang bermekaran dengan indah.

    "Yak! Udah puas lihat Asoka-nya?" tanya Tia yang kemudian merangkul pundak Kyra. "Kenapa tadi bisa sampai jatuh segala sih? Gugup? Atau terpesona sama penampilan Raja Asoka?"

    Kyra mengerjab. Ia kemudian mengambil kipas plastik yang bergambar wajah Asoka dari dalam tas. "Dua-duanya sih. Asoka itu, bener-bener makhluk yang diciptakan untuk membuat dada gue berdisko ria. Ketampanannya bikin mata gue seketika silau."

    Tia hanya memutar bola mata. "Dasar lebay."

    ****

    Asoka sedang break syuting ketika manajernya datang membawakan espresso dingin untuknya. Tatapan Asoka lurus pada cewek kemarin sore yang mengenalkan dirinya dengan nama Vanila. Asoka tahu cewek itu karena sering wara-wiri di acara jumpa fans, bahkan tak pernah absen satu kali pun dan selalu berada di posisi paling depan. Lalu kini, melihatnya berada di sini dan ternyata juga satu agensi dengan Asoka, membuatnya kemudian bertanya-tanya.

    "Lo kenal sama cewek itu?" tanya Asoka kepada sang manajer, Fian. "Yang pake kostum dayang dan lagi ngobrol sama Videlia."

    Fian menatap arah pandang Asoka dan keningnya berkerut samar. "Ah, itu Vanila. Aktris yang baru gabung di agensi kita sekitar satu bulan lalu. Kenapa?" Fian balik bertanya dengan nada penasaran. Karena, setahunya, Asoka bukan tipe manusia yang peduli dengan orang lain. Apalagi dengan aktris baru. "Lo suka?"

    "Enggak. Gue taunya dia ketua fansclub gue untuk kota Garuda." Asoka menyedot es kopinya dan mengangkat bahu. "Gue pikir, dia ke sini karena gue?"

    Fian mengerutkan kening. "Gue sebenarnya pernah denger gosip soal Vanila. Katanya, dia putri kedua dari keluarga konglomerat Patibrata. Nama aslinya Kyra Belva Patibrata."

    "Ah..." Asoka menyeringai sinis. Tatapannya berubah merendahkan saat melihat Vanila. "Jadi dia bisa masuk ke KI karena koneksi dan duit? Bukannya kemampuan?"

    "Ya, seperti itulah," balas Fian singkat. Tidak begitu peduli dan ikut campur. Bagaimana pun, Fian hanyalah budak yang bergantung pada Asoka untuk bertahan hidup di era Indonesia yang semakin berat. "Tapi cuma kalangan petinggi KI yang tahu soal ini. Gue harap lo nggak nyoba nyari gara-gara sama Kyra. Oke? Gaji lo selama setahun masih nggak bisa nandingi keuntungan Patibrata group selama tiga bulan."

    "I see," Asoka mengangguk-angguk. "Dia bisa ke sini karena pengin satu frame sama gue. Dan dia gunain background keluarganya buat dapat naskah dan main di drama ini. Rubah licik." seringkali kejam Asoka terlukis. "Gue jadi berminat buat main sebentar sama dia."

    "Jangan aneh-aneh," lagi-lagi Fian memperingati. "Patibrata bukan lawan lo."

    Tetapi, Asoka tidak peduli. Ia kemudian menaruh cup kopinya yang sudah kosong ke atas meja dan berdiri. Dengan langkah berwibawa, Asoka berjalan mendekati Vanila, atau Kyra untuk sekadar menyapa, sekaligus memukul genderang perang.

    Asoka tentu tak mau jika kehadiran Vanila di masa depan, akan menghambat Asoka. Siapa yang tahu jika cewek itu berniat menggunakan keluarganya untuk mendapatkan peran sebagai lawan main Asoka di mini drama selanjutnya?

    Sebab, perasaan Asoka tidak enak. Feelingnya mengatakan bahwa ia harus segera menyingkirkan Vanila agar hidup Asoka bisa tetap stabil sampai ia berhasil meraih mimpinya membeli pulau pribadi. Asoka, tak akan membiarkan Vanila menjadi batu sandungan di hidupnya.

    ****

    Kyra senang sekali. Sama seperti drama yang sering dibintangi Videlia di layar kaca yang selalu menampilkan karakter perempuan baik hati, ramah, kuat dan juga mandiri, di kehidupan nyata, sosok Videlia juga tidak jauh berbeda. Videlia bahkan menawarkan untuk makan malam bersama setelah selesai syuting. Dan, tentu saja, Kyra menerimanya dengan senang hati.

    "Lagi ngobrolin apa? Kayaknya seru," kata Asoka, tersenyum ramah, kemudian sengaja mengambil tempat duduk di samping Kyra. "Kalian udah makan siang? Syutingnya sepuluh menit lagi dimulai."

    Kyra nyaris saja terbanting ke samping saat menemukan Asoka tiba-tiba duduk di sampingnya. Jantung Kyra berdetak kencang sampai ia takut bahwa Asoka maupun Videlia akan mendengarnya. Apa yang sedang coba dilakukan Asoka di dekat Kyra?

   "Kita udah makan tadi," balas Videlia, melirik Vanila dan mendapat anggukan kaku. "Aku ngajakin Vanila makan malam bareng," sambungnya ramah. "Kamu mau ikutan juga? Aku yang traktir."

    "Gue sibuk," balas Asoka tanpa pikir panjang. Ia kemudian melirik Vanila dari samping, mencoba menilai reaksinya. "Mungkin lain kali?"

    "Ah, aku sampai lupa kalau kamu aktor papan atas sekarang. Pantes kalau sibuk," Videlia mencoba melemparkan candaan. "Di sela-sela jadwal syuting yang padat banget, pasti susah buat luangin waktu. I know."

    Asoka tak sempat menjawab ketika Sebastian melambaikan tangannya untuk memanggil mereka karena syuting akan segera dimulai. Adegan kali ini, Vanila akan ikut ambil bagian. Asoka tak sabar melihat kemampuan akting Vanila yang pastinya akan payah. Asoka benar-benar berjuang untuk bisa sukses seperti sekarang, dari nol. Dan ia benci ketika melihat seseorang bisa mendapatkan segalanya dengan mudah hanya karena ia terlahir dari keluarga kaya.

    Tepat ketika Videlia berbalik dan Vanila hendak berdiri, Asoka memegangi lengan Vanila dan berbisik di telinganya, dengan nada sinis yang tidak ditutup-tutupi. "Gue benci sama orang yang gunain latar belakang keluarganya buat dapatin sesuatu."

    Melihat Vanila yang akhirnya terdiam seperti patung, Asoka meninggalkannya sambil tersenyum puas. Gadis itu pasti tidak berpikir bahwa ia bisa menyembunyikan identitas selamanya, kan?

    ***

    Sementara Asoka menjauh, bulu kuduk Kyra meremang. Untuk perannya sebagai dayang, Kyra harus menyanggul rambutnya ke atas dan berdandan sesimple mungkin. Ketika Asoka berbisik di telinganya tadi, jelas membuat leher Kyra ikutan meremang, dan seluruh tubuhnya bergetar hebat. Kyra bahkan tidak bisa fokus dengan apa yang Asoka bicarakan tadi. Kyra bahkan yakin jika seluruh wajahnya memerah karena malu.

    Astaga. Astaga. Astaga.

    Kyra bahkan tak pernah bermimpi duduk di samping Asoka. Dan cowok itu berbisik di telinganya? Otak Kyra benar-benar blank. Jantung berdebar-debar memukul rongga. Ia lupa dengan apa yang Asoka bisikkan tadi. Bagaimana ini? Bagaimana jika perkataan Asoka adalah sesuatu yang penting? Apa yang harus Kyra lakukan sekarang?

    "Yak! Lo budek ya! Sekarang giliran lo take shoot! Kenapa masih bengong aja, Jubaedah?" Tia berdecak kesal. Tanpa menunggu persetujuan, ia mendorong punggung Kyra agar segera masuk ke dalam lokasi.

    "Tia, rasanya badan gue lemes semua. Gue nggak sanggup buat syuting," Kyra berujar masih setengah sadar. Kakinya seperti bergerak sendiri. "Asoka tadi dekat banget, astaga. Jantung gue beneran bisa meledak abis ini. Tolong, bawain ambulan buat gotong gue."

    "Please Ra, jangan kumat gini dong penyakitnya." Tia berujar dengan nada melas. "Buang dulu jiwa fangirl lo dan berlakulah seperti aktris sungguhan! Oke? Ini adalah kesempatan buat dapet tawaran drama-drama lain yang lebih keren. Jadi jangan gila dulu."

    Kyra sudah hampir sampai. Dan ketika ia melihat mata Asoka yang memandangnya dengan tatapan tajam dan dingin, seketika membuat Kyra membeku di tempat. Asoka... kenapa? Apa yang sudah Kyra perbuat sampai Asoka terlihat begitu tidak menyukainya?

****

Bab terkait

  • My Butler Actor    BAB 6. Ramalan Kakek Dan Dongeng Turun Temurun

    Asoka tidak bisa berhenti untuk bertanya-tanya dan merasa penasaran setengah mati. Jika Asoka tak menuntaskannya sekarang, nanti malam Asoka pasti tidak akan bisa tidur nyenyak dan terbayang-bayang. Dan itu akan berpengaruh pada performa aktingnya besok pagi. Asoka harus memastikan bahwa kejadian tadi hanyalah imajinasinya semata, atau kebetulan yang tidak disengaja. Karena itulah, didorong oleh keinginan implusif, Asoka mendatangi Kyra di parkiran basement dan membawanya pergi. Ia harus bicara pada Kyra agar semuanya jelas. Asoka kemudian menyandarkan punggung Kyra di tembok yang berada paling sudut tempat parkir, terlindung oleh bayang-bayang tembok besar dan cahaya yang remang. Asoka tidak bisa meresikokan dirinya tertangkap oleh paparazi sedang berduaan dengan Kyra, atau citranya sebagai aktor papan atas akan tercoreng. Selama ini, Asoka selalu menjadi aktor dengan image baik dan tak pernah terkena skand

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-13
  • My Butler Actor    BAB 7. Sahabat Masa Lalu

    Hal yang paling Kyra inginkan di dunia ini, adalah dekat dengan Asoka. Segala hal tentang Asoka selalu membuat hati Kyra berdebar keras. Bahkan kamarnya yang berada di mansion keluarga Patibrata, dipenuhi oleh foto-foto Asoka dalam berbagai pose. Berkali-kali Ayah memarahi dan menganggap Kyra gila. Ayah juga menyuruh orang melepaskan segala atribut tentang Asoka di dinding-dinding kamarnya, tetapi sebanyak itu pula Kyra menempelkannya kembali, sampai Ayah akhirnya menyerah. Ya, Kyra memang segila itu jika menyangkut Asoka. Ia bahkan rela melakukan apapun demi bisa disapa cowok itu. Tinggal di apartemen Bianca, tentu saja Kyra sudah menempelkan foto Asoka, mulai dari dinding-dinding kamar hingga perabotan. Bianca belum pernah masuk ke kamar ini, jadi, Kyra tak perlu khawatir cewek itu akan marah. Kyra tersenyum tipis saat melihat foto yang ia beri bingkai cantik. Foto itu Kyra dapatkan saat ia menghadiri jump

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-13
  • My Butler Actor    BAB 8. Sifat Asli Sang Dewa

    Kyra mulai mengarahkan ponselnya secara diam-diam untuk merekam Asoka yang sedang berakting di depan kamera. Cowok itu selalu bisa tenggelam dalam perannya dengan begitu sempurna, hanya dalam hitungan detik. Tatapan matanya yang tajam dan dalam, lekukan bibir dan setiap senti gerak tubuhnya meneriakkan kata keren. Kyra bahkan tak bisa berkedip saking terpesonanya pada sosok Asoka. Tak salah jika cowok itu dipuja bagai dewa di seluruh negeri. Dan peran yang Asoka lakoni, baik itu drama sejarah, melodrama maupun romance-komedi, selalu saja mendapatkan rating tertinggi. Bakat Asoka memang tidak main-main. Dia seperti terlahir sebagai aktor. Mengidolakan Asoka dan bisa sedekat ini dengannya, tentu saja merupakan berkah yang Kyra syukuri sepanjang hidupnya. Kesempatan sesempurna ini, harus Kyra abadikan sebaik-baiknya. Benar, kan? Karena Kyra tak tahu kapan lagi ia bisa berada sedekat ini dengan Asoka-nya. Kyra menepuk p

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-19
  • My Butler Actor    BAB 9. Dewa Yang Suka Berulah

    Asoka memang selalu terlihat luar biasa dalam kondisi apapun. Ia profesional ketika bekerja dan bersikap akrab dengan lawan mainnya. Segala hal yang berada di sekeliling Asoka seperti ikut merasakan sinar bintang yang mengelilingi cowok itu. Mata Asoka yang berkilat tajam saat memerankan tokoh pangeran bijaksana membuat hati Kyra meleleh. Bagaimana bisa ia mempunyai kemampuan akting yang luar biasa?Sudah puluhan drama hingga film yang dibintangi Asoka selalu Kyra tonton, dan ia selalu mengagumi cara Asoka membangun chemistry dengan setiap lawan mainnya. Cowok itu selalu cocok dipasangkan dengan siapapun, baik aktris yang berusia lebih tua maupun lebih muda darinya. Dengan Videlia, ini adalah kali kedua Asoka terlibat dalam project yang sama. Mereka pernah satu frame dua tahun lalu di film bergenre romance-fantasy yang sukses meraup satu juta penonton pada penayangan hari pertamanya. Dan Kyra, cukup beruntung bisa menghadiri gala premier film itu karena k

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-25
  • My Butler Actor    BAB 10. Mencoba Kabur dari Sihir

    Bak sebuah takdir yang telah digariskan oleh semesta, Kyra melihat Asoka yang baru saja keluar dari kamar ganti. Cowok itu luar biasa tampan dengan kostum ala-ala pangeran Jawa. Tak ada kesan kuno atau aneh. Justru kharisma seorang Asoka bertambah berkali-kali lipat. Dia seolah baru saja keluar dari gerbang antar dimensi, seperti dongeng yang berubah jadi nyata. Kostum yang digunakan sudah dimodifikasi sedemikian rupa sehingga tampak lebih modern, tetapi tetap tidak meninggalkan kesan tradisional dan adat jawa yang kental. Sudah berkali-kali Kyra melihat penampilan Asoka yang menawan, tapi tetap saja, dia tak bisa mengedipkan mata barang sejenak. Asoka... memang betulan dewa yang diutus untuk menggetarkan hati setiap wanita di dunia. Ke mana perginya Kyra yang tadi sok-sok'an mau protes? Sosok Asoka yang kian menjauh akhirnya menyadarkan Kyra dari keterpakuannya. Dia buru-buru menghampiri Asoka, n

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-27
  • My Butler Actor    BAB 11. Dewa Yang Menjadi Pelayan Patibrata

    Jika saja bukan karena Ayudia yang mengenalkan Kyra dengan Pak Giovani yang merupakan produser kelas kakap, maka jalan Asoka untuk menjadi bintang top seperti sekarang akan lebih panjang. Asoka memang berbakat dan punya wajah serta fisik yang mumpuni sebagai aktor. Tapi tanpa agensi dan produser yang tepat, nama Asoka tidak akan melambung dengan cepat.Kemudian, ketika gadis itu memintanya untuk mengambil gelar master di universitas yang dia tunjuk, Asoka merasa menjadi babu. Memang, selama ini Ayudia tak pernah mengusik Asoka semenjak mereka lulus SMA, tetapi tetap saja. Balas budi dengan cara seperti ini, bukankah agak keterlaluan? Asoka tidak punya waktu untuk kuliah. Apalagi memeras otaknya mengerjakan tugas dan ujian.Ah, sial. Karena Ayudia baru kali ini meminta kepadanya, maka Asoka tidak punya alasan untuk menolak.Hanya saja, yang kemudian menjadi pertanyaan adalah, apa alasan gadis itu repot-repot melakukannya? Tidak mungk

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-28
  • My Butler Actor    BAB 12. Dewa Yang Suka Menjadi Pusat Perhatian

    "Bi, gue nggak bisa nyimpen ini sendirian!" Kyra berujar heboh sesaat setelah membuka pintu apartemen Bianca dengan serampangan. Dia setengah berlari, masih memakai make up dan dandanan ala dayang dengan rambut yang disanggul ke belakang.Sementara itu, Bianca hanya melirik Kyra sekilas dan melanjutkan kegiatannya menonton TV sambil ngemil kentang goreng. Bianca sudah terlalu hafal dengan tabiat Kyra. Kalau tidak heboh dengan berita sekecil apapun, bukan Kyra namanya. Dia juga tak keget kalau Kyra mendadak histeris. Itu pasti kalau bukan karena Asoka, ya karena idol grup kesukaanya, VTS.Kyra melempar tasnya ke atas meja dan duduk bersila menghadap Bianca. Baru saja mulutnya terbuka siap bercerita panjang lebar, Bianca sudah lebih dulu menyumpal mulut Kyra dengan keripik kentang."Jaga nada suara. Jangan kelewat heboh," kata Bianca tenang, tak mempedulikan Kyra yang terbatuk-batuk."Yak!" Kyra menepuk bahu Bianca keras. Matanya melotot m

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-04
  • My Butler Actor    BAB 13. Dewa Yang Plin-Plan

    Ini pertama kalinya Adrian datang ke sebuah lokasi syuting di dalam gedung besar yang setiap set-nya di desain begitu megah dan realistik. Ah, tidak. Ini pertama kalinya Adrian benar-benar berada di lokasi syuting. Ada banyak kamera berbagai jenis dan kru yang hilir mudik. Banyak juga aktor-aktor baru maupun aktor berpengalaman yang ikut berpartisipasi dalam project drama ini. Jika Asoka memutuskan untuk menerima sebuah naskah, maka sudah bisa dipastikan bahwa rating dramanya akan tinggi dan uang mengalir deras. Bahkan iklan-iklan menunggu giliran untuk bisa masuk. Entah berapa miliar uang yang ditransfer ke rekening Asoka setiap bulannya. Yang pasti, Adrian yakin bahwa impian kakaknya untuk membeli sebuah pulau pribadi dan menetap di sana bisa terwujud. Kemudian, dia bisa hidup dengan deviden dari banyaknya saham yang sudah dia beli sejak awal karirnya. Ah, bukan main. Karena itulah Adrian ingin menjadi seperti kakaknya. Dia ingin punya banyak uang dan hid

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-19

Bab terbaru

  • My Butler Actor    EPILOG

    Kyra tersenyum jail. Dia memiringkan kepala untuk memandang Asoka yang sedang mengalihkan tatapan sambil menutup sisi wajahnya dengan bantal. Wajah Asoka tampak memerah, berulang kali berusaha untuk menghindari Kyra.Sebelumnya, biar Kyra yang bercerita tentang apa yang terjadi dua jam lalu.Kyra sedang dalam perjalanan ke kantor KP Ent saat tas-nya dijambret. Semua barang-barang pribadi Kyra ada di dalam tas, mulai dari kunci mobil, KTP hingga ponsel. Tentu saja Kyra sudah melapor ke kantor polisi. Tapi karena rapat ini sangat penting, jadi Kyra menunda untuk melaporkannya dan menunggu saat pulang.Rupanya, rapat tidak berjalan terlalu baik dan Kyra baru bisa meninggalkan kantor pukul sembilan malam. Kyra sempat meminta bantuan Ayah untuk memblokir kartu kredit-nya, sehingga

  • My Butler Actor    BAB 76. Akhir dari Segalanya

    Kyra terbangun di pagi harinya dan menemukan dirinya sudah berada di atas ranjang. Saat kesadaran Kyra mulai kembali, dia baru menyadari jika semalam Asoka datang berkunjung dan masuk ke dalam apartemennya. Mereka nonton TV bersama di ruang keluarga, lalu setelah itu, Kyra sudah kehilangan kesadaran.Astaga, Kyra malu sekali!Bisa-bisanya, dia tertidur di sebelah Asoka dengan begitu santainya. Asoka pasti akan marah-marah begitu mereka bertemu nanti. Bahkan sampai sekarang pun, Kyra tak tahu alasan sebenarnya Asoka masuk ke dalam apartemen. Padahal sepertinya dia ingin mengatakan sesuatu...Melihat jam yang sudah menunjukkan pukul delapan di atas nakas, Kyra buru-buru bangkit dari kasurnya untuk menuju dapur. Kyra lapar sekali. Kalau tidak salah, dia masih memiliki roti tawar

  • My Butler Actor    BAB 75. Cinta Yang Hadir Diam-diam

    Nuansa dingin kali ini sama persis ketika mereka berdua kembali ke apartemen Asoka setelah berlibur dua bulan di luar negeri. Asoka sama sekali tidak menyentuh masakan buatan Kyra dan memilih untuk memesan makanan sendiri, atau pergi ke restoran bawah untuk makan.Asoka benar-benar mengabaikan Kyra sepenuhnya.Dia menganggap jika liburan mereka selama dua bulan, atau kedekatan mereka di rumah sakit tiga minggu lalu sama sekali tidak memiliki arti apapun baginya. Dia membuat Kyra terbang tinggi, kemudian menjatuhkannya menjadi serpihan debu yang tak berguna.Bukanka

  • My Butler Actor    BAB 74. Tidak Memiliki Masa Depan

    Asoka tak menyangka jika Kyra akan begitu peduli dan telaten mengurus Asoka di rumah sakit. Gadis itu membelikan semua makanan yang diinginkan Asoka, membersihkan bekas piringnya, memotong buah, menyuapi Asoka hingga membantunya berganti baju dan pergi ke kamar mandi. Semua itu Kyra lakukan tanpa mengeluh sedikit pun. Senyum Kyra bahkan selalu terlukis manis, dan dia membuat hari-hari Asoka berubah menyenangkan dengan menceritakan beberapa kisah, membacakan berita terbaru, hingga menggosipkan Bianca yang tak kunjung jadian dengan atasannya padahal sudah beberapa kali tidur bareng

  • My Butler Actor    BAB 73. Sakit

    Asoka mendadak penasaran.Bagaimana jika cara menghilangkan kutukan itu adalah untuk dengan menghamili Kyra? Jika memang benar, Asoka tak akan sanggup melakukannya. Jika ada anak di antara mereka, maka Asoka harus menghabiskan lebih banyak waktu dengan Kyra dan melewati batas kontak dua tahun. Belum lagi jika bercerai nanti, hak asuh kemungkinan besar jatuh ke tangan Kyra. Mana mungkin, Asoka bisa membuang anaknya sendiri? Atau membiarkannya mempunyai orangtua broken home dan memiliki mental yang buruk?Hanya dengan membayangkannya saja Asoka tidak bisa.Mungkin Asoka bisa menyerahkan masalah kutukan ini pada keturunan Bagaskara selanjutnya.Namun, Asoka sudah sampai sejauh ini. Dia tidak boleh menyerah sebelum berusaha kan?Asoka bingung sekali. Tiba-tiba dia berpikir jik

  • My Butler Actor    BAB 72. Secantik Matahari Pagi

    “Sore-sore ngeteh sambil makan pisang sama ketela goreng emang juara banget sih.” Kyra mencomot pisang ke-tiganya dengan lahap. Bibir Kyra sudah penuh minyak, tetapi dia tak peduli dan masih mengunyah camilan sorenya dengan lahap. “Apalagi udaranya sejuk banget. Kayaknya aku bakal betah tinggal di sini lama-lama.”“Tinggal di sini aja, Kak. Sama aku. Kamarnya Kak Soka ngaggur tuh, sampe dibuat tempat tinggal laba-laba sama kecoak.” Adrian membalas dengan nada riang. Begitu pula dengan senyumnya yang terlukis lebar. “Aku pasti bakalan seneng banget ada yang nemenin. Apalagi Kak Kyra cantik banget. Jadi enggak bosen kalau dilihatin lama-lama. Nanti aku ajak main-main ke sawah, sungai, air terjun sama puncak gunung deh.”Kyra terkekeh. Dia menatap Adrian dengan matanya yang menyipit. “Kedengerannya seru banget. Kalau mau ke puncak

  • My Butler Actor    BAB 71. Kaki Gunung Sewu

    Rupanya, tempat tinggal kakek Asoka dan Adrian berada di luar kota, tepatnya di kaki gunung Sewu. Butuh perjalanan sekitar empat jam untuk sampai di sana. Namun, Kyra tak merasakan lelahnya karena sepanjang perjalanan dia terus-terusan mengoceh dan Asoka yang mendengarkan dengan saksama. Sesekali, Asoka akan menjawab meski hanya dengan gumaman atau kata-kata singkat. Meski begitu, Kyra sama sekali tidak keberatan.Udara sejuk langsung menerpa wajah Kyra saat dia membuka kaca jendela mobil. Rambutnya yang terurai langsung berantakan, beterbangan ke segala sisi. Kyra terkekeh dan merapikan rambutnya, sebelum menoleh dan menatap Asoka lugu. “Kak Soka harus sering-sering ngajak aku ke sini, soalnya udaranya sejuk banget. Kayaknya aku bakal betah di sini lama-lama.” Senyum Kyra bertambah lebar. “Kita nginep kan? Gimana kalau tiga hari? Kak Soka sibuk nggak?”&ldq

  • My Butler Actor    BAB 70. Kedatangan Penyihir

    ‘Aku ada di depan apartemenmu.’Mata Kyra membulat saat melihat pesan dari Ayudia di ponselnya. Tak lama, suara bel berbunyi dari pintu depan. Kyra buru-buru meloncat dari kasurnya dan keluar kamar. Diketuknya pintu kamar Asoka berulang kali.“Kak Soka, buka pintunya! Ada yang urgent nih!” Kyra masih mengetuk-ngetuk sambil melihat pintu bagian depan yang masih tertutup rapat, takut jika tiba-tiba kepala Ayudia muncul dari balik pintu. “Kak Soka! Ada Kak Ayudia di depan!”Tak lama, pintu terbuka dan Asoka muncul dengan rambut acak-acakan. Dia menatap Kyra dengan sorot datar. “Apaan sih ribut-ribut. Kalau dateng ya suruh masuk aja.”“Ya seenggaknya aku mau peringatin Kak Soka buat akting jadi suami yang baik.” Kyra mengerucutkan bibir. “Jangan cu

  • My Butler Actor    BAB 69. Cemburu, Katanya?

    Asoka pikir, hanya dirinya dan Bianca saja yang akan duduk di meja juri dan menilai kualitas akting para aktor rookie yang akan bergabung dengan agensi Kyra. Namun, rupanya juga ada Bianca dan juga... Kendra. Bagaimana bisa cowok itu ada di sini? Seharusnya dia ada di lokasi syuting drama action barunya, bukannya di sini sambil buang-buang waktu. Lagi pula, kenapa Kyra harus meminta bantuan Asoka jika sudah ada Kendra?Melihat Kyra yang langsung mengobrol akrab dengan Kendra tepat saat mereka tiba di lokasi entah mengapa membuat Asoka merasa... jengkel. Terlebih, Asoka merasa dikhianati karena Kyra tidak bilang jika dia juga mengajak Kendra.Duduk di kursi, Asoka kemudian memainkan ponselnya sambil menunggu pemilihan dimulai. Dia tidak ingin bertambah

DMCA.com Protection Status