"Aku membenci hujan," Kata Asoka, ketika titik-titik gerimis mulai menjatuhi puncak kepalanya. Bibir Asoka menipis tak suka, sementara matanya menatap Vanila penuh permohonan. "Ayo kita pergi dari sini, Keisha."Vanila mengerjab. Ia mendongakkan kepala agar bisa menatap wajah Asoka yang terlalu tinggi. Disipitkan matanya untuk menghalau air yang mulai menderas. "Kenapa kamu membenci hujan?""Karena hujan menyimpan kenangan buruk untukku," balas Asoka datar. Ia kemudian meraih tangan Vanila dan setengah menyeretnya untuk berlindung di halte terdekat.Tetapi, Vanila menahan tangan Asoka agar tidak pergi. Ia menggeleng ketika Asoka menatapnya dengan kening berkerut samar."Tapi aku suka banget sama hujan. Terutama, hujan deras." Vanila tersenyum riang. Ia kemudian melepaskan tautan tangannya dari jemari Asoka dan menegadahkan telapak untuk menangkap tetes-tetes air. "Karena aku bisa berteriak dan memaki sepu
Vanila adalah nama panggung Kyra. Ia sengaja menyembunyikan identitasnya sebagai putri kedua dari keluarga konglomerat Patibrata. Kyra ingin menjadi aktris terkenal berkat usaha dan kerja kerasnya sendiri, bukan karena dia adalah Patibrata.Sama seperti wanita kebanyakan, Kyra mengidolakan Asoka. Ia bahkan mengelola blog khusus untuk para penggemar Asoka yang disebut Sokkers. Kyra juga rutin menghadiri acara yang diadakan oleh pihak manajemen Asoka, berupa meet and greet, konser tunggal, maupun ketika promosi film terbarunya. Kyra akan dengan senang hati mengambil foto Asoka dalam berbagai pose, mengeditnya, dan kemudian ia upload di blog. Sekitar ratusan ribu orang sudah mengikuti blog milik Kyra.Selain menjadi fans garis keras Asoka, Kyra juga belajar akting di kelas khusus sejak ia masih SMP. Cita-citanya adalah menjadi pemain film terkenal seperti Asoka dan Videlia. Di usianya yang kini menginjak dua puluh tiga tahun, Kyra sudah membintan
Asoka sudah memutuskan untuk membintangi serial drama kolosal, untuk kali pertama. Ia sudah mengenal Sebastian, sutradara yang menangani proyek ini dan sang penulis naskah, Subagiyo. Drama yang mereka garap selalu laku dipasaran, meskipun aktor yang mereka pilih merupakan aktor pendatang baru. Subagiyo bahkan sudah memiliki beberapa judul drama yang sukses mencetak puluhan juta dolar.Dulu ketika masih kecil, Asoka ingat betul jika drama kolosal bertema kerajaan Jawa, menjadi begitu aneh ketika ditampilkan di layar televisi. Begitu pula dengan properti dan busana yang digunakan. Hanya segelintir orang saja yang menyukainya. Tetapi kini, berkat tangan-tangan terampil, stigma aneh itu tak lagi melekat. Orang-orang mulai menyukai drama kolosal yang menggunakan subtema ilmu hitam, kejawen, dan sejenisnya. Mereka bahkan tak tanggung-tanggung membuat set kerajaan bernilai ratusan juta rupiah."Pemeran utama drama ini adalah Bandung Bondowoso," terang Suba
Sebagai dayang pribadi tokoh utama perempuan, peran Kyra nyaris ada dalam setiap scene yang memampilkan tokoh utama. Kyra akan menjadi dayang yang setia dan patuh, juga seorang pendengar yang baik. Ia bersahabat dengan majikannya dan diam-diam menyukai karakter utama pria. Hanya saja, di akhir cerita, Kyra akan mengorbankan dirinya untuk mati. Bukankah, nasib Kyra terdengar mengenaskan? Meskipun hanya seorang babu, tetapi peran Kyra cukup penting di drama ini. Ia juga yang akan membantu kisah kedua tokoh utama seperti mak comblang. Kyra sengaja membeli beberapa perlengkapan yang biasa digunakan oleh para pelayan di era kerajaan jawa dan memamerkannya pada Bianca. "Gue beli ini online, langsung dari Jawa Tengah," kata Kyra riang. Ia kemudian menunduk untuk memandang Bianca dengan sorot serius. "Dengan properti ini, gue yakin bisa mendalami peran da
Bukan Asoka yang kemudian membantu Kyra berdiri, tetapi Videlia. Dengan tatapan khawatir yang tidak dibuat-buat, Videlia memegangi kedua bahu Kyra lembut. "Kamu nggak apa-apa?" "Aku nggak apa-apa," kata Kyra, dengan mata berkaca-kaca menahan tangis. Ia bahkan hanya bisa menunduk dan meremas kedua tangannya tanpa berani menatap Asoka. Kyra kesal karena pertemuan pertamanya dengan Asoka sebagai sesama artis, justru berakhir buruk. Tetapi, Kyra kemudian mengambil napas dalam-dalam dan meyakinkan diri. Tidak, Kyra harus ingat tujuannya menghampiri Asoka dan Videlia. Kyra hari ini datang sebagai aktris, bukan fans fanatik atau ketua klub yang mengidolakan Asoka. Kyra kemudian mengulurkan tangannya pada Videlia dan tersenyum manis. "Namaku Vanila, aku yang hari ini berperan sebagai Sarini, dayang pribadinya Gusti Roro. Semoga kita bisa bekerja sama dengan baik. Mohon bimbingannya." "Ah, ya
Asoka tidak bisa berhenti untuk bertanya-tanya dan merasa penasaran setengah mati. Jika Asoka tak menuntaskannya sekarang, nanti malam Asoka pasti tidak akan bisa tidur nyenyak dan terbayang-bayang. Dan itu akan berpengaruh pada performa aktingnya besok pagi. Asoka harus memastikan bahwa kejadian tadi hanyalah imajinasinya semata, atau kebetulan yang tidak disengaja. Karena itulah, didorong oleh keinginan implusif, Asoka mendatangi Kyra di parkiran basement dan membawanya pergi. Ia harus bicara pada Kyra agar semuanya jelas. Asoka kemudian menyandarkan punggung Kyra di tembok yang berada paling sudut tempat parkir, terlindung oleh bayang-bayang tembok besar dan cahaya yang remang. Asoka tidak bisa meresikokan dirinya tertangkap oleh paparazi sedang berduaan dengan Kyra, atau citranya sebagai aktor papan atas akan tercoreng. Selama ini, Asoka selalu menjadi aktor dengan image baik dan tak pernah terkena skand
Hal yang paling Kyra inginkan di dunia ini, adalah dekat dengan Asoka. Segala hal tentang Asoka selalu membuat hati Kyra berdebar keras. Bahkan kamarnya yang berada di mansion keluarga Patibrata, dipenuhi oleh foto-foto Asoka dalam berbagai pose. Berkali-kali Ayah memarahi dan menganggap Kyra gila. Ayah juga menyuruh orang melepaskan segala atribut tentang Asoka di dinding-dinding kamarnya, tetapi sebanyak itu pula Kyra menempelkannya kembali, sampai Ayah akhirnya menyerah. Ya, Kyra memang segila itu jika menyangkut Asoka. Ia bahkan rela melakukan apapun demi bisa disapa cowok itu. Tinggal di apartemen Bianca, tentu saja Kyra sudah menempelkan foto Asoka, mulai dari dinding-dinding kamar hingga perabotan. Bianca belum pernah masuk ke kamar ini, jadi, Kyra tak perlu khawatir cewek itu akan marah. Kyra tersenyum tipis saat melihat foto yang ia beri bingkai cantik. Foto itu Kyra dapatkan saat ia menghadiri jump
Kyra mulai mengarahkan ponselnya secara diam-diam untuk merekam Asoka yang sedang berakting di depan kamera. Cowok itu selalu bisa tenggelam dalam perannya dengan begitu sempurna, hanya dalam hitungan detik. Tatapan matanya yang tajam dan dalam, lekukan bibir dan setiap senti gerak tubuhnya meneriakkan kata keren. Kyra bahkan tak bisa berkedip saking terpesonanya pada sosok Asoka. Tak salah jika cowok itu dipuja bagai dewa di seluruh negeri. Dan peran yang Asoka lakoni, baik itu drama sejarah, melodrama maupun romance-komedi, selalu saja mendapatkan rating tertinggi. Bakat Asoka memang tidak main-main. Dia seperti terlahir sebagai aktor. Mengidolakan Asoka dan bisa sedekat ini dengannya, tentu saja merupakan berkah yang Kyra syukuri sepanjang hidupnya. Kesempatan sesempurna ini, harus Kyra abadikan sebaik-baiknya. Benar, kan? Karena Kyra tak tahu kapan lagi ia bisa berada sedekat ini dengan Asoka-nya. Kyra menepuk p