Asoka mendadak penasaran.
Bagaimana jika cara menghilangkan kutukan itu adalah untuk dengan menghamili Kyra? Jika memang benar, Asoka tak akan sanggup melakukannya. Jika ada anak di antara mereka, maka Asoka harus menghabiskan lebih banyak waktu dengan Kyra dan melewati batas kontak dua tahun. Belum lagi jika bercerai nanti, hak asuh kemungkinan besar jatuh ke tangan Kyra. Mana mungkin, Asoka bisa membuang anaknya sendiri? Atau membiarkannya mempunyai orangtua broken home dan memiliki mental yang buruk?
Hanya dengan membayangkannya saja Asoka tidak bisa.
Mungkin Asoka bisa menyerahkan masalah kutukan ini pada keturunan Bagaskara selanjutnya.
Namun, Asoka sudah sampai sejauh ini. Dia tidak boleh menyerah sebelum berusaha kan?
Asoka bingung sekali. Tiba-tiba dia berpikir jik
Asoka tak menyangka jika Kyra akan begitu peduli dan telaten mengurus Asoka di rumah sakit. Gadis itu membelikan semua makanan yang diinginkan Asoka, membersihkan bekas piringnya, memotong buah, menyuapi Asoka hingga membantunya berganti baju dan pergi ke kamar mandi. Semua itu Kyra lakukan tanpa mengeluh sedikit pun. Senyum Kyra bahkan selalu terlukis manis, dan dia membuat hari-hari Asoka berubah menyenangkan dengan menceritakan beberapa kisah, membacakan berita terbaru, hingga menggosipkan Bianca yang tak kunjung jadian dengan atasannya padahal sudah beberapa kali tidur bareng
Nuansa dingin kali ini sama persis ketika mereka berdua kembali ke apartemen Asoka setelah berlibur dua bulan di luar negeri. Asoka sama sekali tidak menyentuh masakan buatan Kyra dan memilih untuk memesan makanan sendiri, atau pergi ke restoran bawah untuk makan.Asoka benar-benar mengabaikan Kyra sepenuhnya.Dia menganggap jika liburan mereka selama dua bulan, atau kedekatan mereka di rumah sakit tiga minggu lalu sama sekali tidak memiliki arti apapun baginya. Dia membuat Kyra terbang tinggi, kemudian menjatuhkannya menjadi serpihan debu yang tak berguna.Bukanka
Kyra terbangun di pagi harinya dan menemukan dirinya sudah berada di atas ranjang. Saat kesadaran Kyra mulai kembali, dia baru menyadari jika semalam Asoka datang berkunjung dan masuk ke dalam apartemennya. Mereka nonton TV bersama di ruang keluarga, lalu setelah itu, Kyra sudah kehilangan kesadaran.Astaga, Kyra malu sekali!Bisa-bisanya, dia tertidur di sebelah Asoka dengan begitu santainya. Asoka pasti akan marah-marah begitu mereka bertemu nanti. Bahkan sampai sekarang pun, Kyra tak tahu alasan sebenarnya Asoka masuk ke dalam apartemen. Padahal sepertinya dia ingin mengatakan sesuatu...Melihat jam yang sudah menunjukkan pukul delapan di atas nakas, Kyra buru-buru bangkit dari kasurnya untuk menuju dapur. Kyra lapar sekali. Kalau tidak salah, dia masih memiliki roti tawar
Kyra tersenyum jail. Dia memiringkan kepala untuk memandang Asoka yang sedang mengalihkan tatapan sambil menutup sisi wajahnya dengan bantal. Wajah Asoka tampak memerah, berulang kali berusaha untuk menghindari Kyra.Sebelumnya, biar Kyra yang bercerita tentang apa yang terjadi dua jam lalu.Kyra sedang dalam perjalanan ke kantor KP Ent saat tas-nya dijambret. Semua barang-barang pribadi Kyra ada di dalam tas, mulai dari kunci mobil, KTP hingga ponsel. Tentu saja Kyra sudah melapor ke kantor polisi. Tapi karena rapat ini sangat penting, jadi Kyra menunda untuk melaporkannya dan menunggu saat pulang.Rupanya, rapat tidak berjalan terlalu baik dan Kyra baru bisa meninggalkan kantor pukul sembilan malam. Kyra sempat meminta bantuan Ayah untuk memblokir kartu kredit-nya, sehingga
"Aku membenci hujan," Kata Asoka, ketika titik-titik gerimis mulai menjatuhi puncak kepalanya. Bibir Asoka menipis tak suka, sementara matanya menatap Vanila penuh permohonan. "Ayo kita pergi dari sini, Keisha."Vanila mengerjab. Ia mendongakkan kepala agar bisa menatap wajah Asoka yang terlalu tinggi. Disipitkan matanya untuk menghalau air yang mulai menderas. "Kenapa kamu membenci hujan?""Karena hujan menyimpan kenangan buruk untukku," balas Asoka datar. Ia kemudian meraih tangan Vanila dan setengah menyeretnya untuk berlindung di halte terdekat.Tetapi, Vanila menahan tangan Asoka agar tidak pergi. Ia menggeleng ketika Asoka menatapnya dengan kening berkerut samar."Tapi aku suka banget sama hujan. Terutama, hujan deras." Vanila tersenyum riang. Ia kemudian melepaskan tautan tangannya dari jemari Asoka dan menegadahkan telapak untuk menangkap tetes-tetes air. "Karena aku bisa berteriak dan memaki sepu
Vanila adalah nama panggung Kyra. Ia sengaja menyembunyikan identitasnya sebagai putri kedua dari keluarga konglomerat Patibrata. Kyra ingin menjadi aktris terkenal berkat usaha dan kerja kerasnya sendiri, bukan karena dia adalah Patibrata.Sama seperti wanita kebanyakan, Kyra mengidolakan Asoka. Ia bahkan mengelola blog khusus untuk para penggemar Asoka yang disebut Sokkers. Kyra juga rutin menghadiri acara yang diadakan oleh pihak manajemen Asoka, berupa meet and greet, konser tunggal, maupun ketika promosi film terbarunya. Kyra akan dengan senang hati mengambil foto Asoka dalam berbagai pose, mengeditnya, dan kemudian ia upload di blog. Sekitar ratusan ribu orang sudah mengikuti blog milik Kyra.Selain menjadi fans garis keras Asoka, Kyra juga belajar akting di kelas khusus sejak ia masih SMP. Cita-citanya adalah menjadi pemain film terkenal seperti Asoka dan Videlia. Di usianya yang kini menginjak dua puluh tiga tahun, Kyra sudah membintan
Asoka sudah memutuskan untuk membintangi serial drama kolosal, untuk kali pertama. Ia sudah mengenal Sebastian, sutradara yang menangani proyek ini dan sang penulis naskah, Subagiyo. Drama yang mereka garap selalu laku dipasaran, meskipun aktor yang mereka pilih merupakan aktor pendatang baru. Subagiyo bahkan sudah memiliki beberapa judul drama yang sukses mencetak puluhan juta dolar.Dulu ketika masih kecil, Asoka ingat betul jika drama kolosal bertema kerajaan Jawa, menjadi begitu aneh ketika ditampilkan di layar televisi. Begitu pula dengan properti dan busana yang digunakan. Hanya segelintir orang saja yang menyukainya. Tetapi kini, berkat tangan-tangan terampil, stigma aneh itu tak lagi melekat. Orang-orang mulai menyukai drama kolosal yang menggunakan subtema ilmu hitam, kejawen, dan sejenisnya. Mereka bahkan tak tanggung-tanggung membuat set kerajaan bernilai ratusan juta rupiah."Pemeran utama drama ini adalah Bandung Bondowoso," terang Suba
Sebagai dayang pribadi tokoh utama perempuan, peran Kyra nyaris ada dalam setiap scene yang memampilkan tokoh utama. Kyra akan menjadi dayang yang setia dan patuh, juga seorang pendengar yang baik. Ia bersahabat dengan majikannya dan diam-diam menyukai karakter utama pria. Hanya saja, di akhir cerita, Kyra akan mengorbankan dirinya untuk mati. Bukankah, nasib Kyra terdengar mengenaskan? Meskipun hanya seorang babu, tetapi peran Kyra cukup penting di drama ini. Ia juga yang akan membantu kisah kedua tokoh utama seperti mak comblang. Kyra sengaja membeli beberapa perlengkapan yang biasa digunakan oleh para pelayan di era kerajaan jawa dan memamerkannya pada Bianca. "Gue beli ini online, langsung dari Jawa Tengah," kata Kyra riang. Ia kemudian menunduk untuk memandang Bianca dengan sorot serius. "Dengan properti ini, gue yakin bisa mendalami peran da