Sementara itu, Bianca hanya melirik Kyra sekilas dan melanjutkan kegiatannya menonton TV sambil ngemil kentang goreng. Bianca sudah terlalu hafal dengan tabiat Kyra. Kalau tidak heboh dengan berita sekecil apapun, bukan Kyra namanya. Dia juga tak keget kalau Kyra mendadak histeris. Itu pasti kalau bukan karena Asoka, ya karena idol grup kesukaanya, VTS.
Kyra melempar tasnya ke atas meja dan duduk bersila menghadap Bianca. Baru saja mulutnya terbuka siap bercerita panjang lebar, Bianca sudah lebih dulu menyumpal mulut Kyra dengan keripik kentang.
"Jaga nada suara. Jangan kelewat heboh," kata Bianca tenang, tak mempedulikan Kyra yang terbatuk-batuk.
"Yak!" Kyra menepuk bahu Bianca keras. Matanya melotot m
Ini pertama kalinya Adrian datang ke sebuah lokasi syuting di dalam gedung besar yang setiap set-nya di desain begitu megah dan realistik. Ah, tidak. Ini pertama kalinya Adrian benar-benar berada di lokasi syuting. Ada banyak kamera berbagai jenis dan kru yang hilir mudik. Banyak juga aktor-aktor baru maupun aktor berpengalaman yang ikut berpartisipasi dalam project drama ini. Jika Asoka memutuskan untuk menerima sebuah naskah, maka sudah bisa dipastikan bahwa rating dramanya akan tinggi dan uang mengalir deras. Bahkan iklan-iklan menunggu giliran untuk bisa masuk. Entah berapa miliar uang yang ditransfer ke rekening Asoka setiap bulannya. Yang pasti, Adrian yakin bahwa impian kakaknya untuk membeli sebuah pulau pribadi dan menetap di sana bisa terwujud. Kemudian, dia bisa hidup dengan deviden dari banyaknya saham yang sudah dia beli sejak awal karirnya. Ah, bukan main. Karena itulah Adrian ingin menjadi seperti kakaknya. Dia ingin punya banyak uang dan hid
Asoka tidak peduli jika sikapnya akan terlihat aneh di mata Kyra. Karena dia hanya ingin membuktikan apakah kutukan pelayan itu hanya menjangkitnya saja atau Adrian juga terkena imbasnya. Asoka harus membuat Kyra meminta Adrian melakukan sesuatu yang sangat dibenci cowok itu. Misalnya memotong rambut berponi yang Adrian bangga-banggakan pada followers sosial medianya itu? Atau meminta Adrian agar tidak membocorkan sesuatu yang menjadi rahasia Kyra? Tentang rahasia gadis itu yang seorang keturunan Patibrata, misalnya?Ah, Asoka jadi bingung sendiri. Dia tidak bisa berada di antara Adrian dan Kyra sepanjang waktu untuk mengawasi mereka."Kenapa Hyung tiba-tiba bawa aku ke lokasi syuting? Apa ini ada hubungannya sama Vanila? Ah, maksudku, Kyra Patibrata?" Adrian menyatakan rasa penasarannya saat mereka berada di ruang istirahat, hanya berdua saja. Cowok itu menatap sang kakak dengan sorot penasaran. "Aku juga baru tahu
Adrian memang bisa diandalkan. Berita tentang Kyra yang seorang Patibrata langsung tersebar di media sosial dan Kyra seketika menjadi tranding topik. Bukankah sekarang adalah saat yang paling tepat bagi Kyra untuk mundur? Menjadi pewaris Patibrata sekaligus aktris bukanlah sesuatu yang mudah dijalani. Kyra harus memilih salah satunya jika ingin hidup tenang.Senyum Asoka cerah sepanjang perjalanan pulang. Jika Kyra mengundurkan diri dari dunia entertrainer, maka Asoka tak perlu khawatir akan bertemu gadis itu dan identitas pelayan turun-temurunnya terbongkar. Asoka tidak akan punya muka lagi jika Kyra sampai tahu dan memanfaatkannya.Tepat ketika Asoka hendak keluar dari lift menuju parkiran basement, tiba-tiba seseorang menarik tangan Asoka dan membawanya ke sudut ruangan yang paling sepi. Asoka tak sempat menghindar dan menurut saja ditarik. Biasanya refleks Asoka cepat. Tapi ntah kenapa, dia seperti merasakan aura aneh yang memaksanya menurut.
Lagi-lagi, sikap Asoka membuat Kyra pusing. Bagaimana bisa cowok itu meminta Kyra untuk menjauhinya padahal mereka berada dalam lokasi syuting yang sama? Selain itu, Kyra terlalu mengidolakan Asoka hingga tak bisa jauh-jauh dari cowok itu. Kyra bahkan bisa memandangi wajah Asoka seharian tanpa merasa bosan.Jika dipikir-pikir lagi, bukankah Asoka memang sedikit aneh? Selain plin-plan, cowok itu juga dingin dan bersikap kejam pada Kyra. Memangnya salah Kyra apa sampai Asoka begitu benci dan ingin Kyra enyah dari hidupnya? Identitas Kyra yamg seorang penggemar berat, Asoka tidak mengetahuinya kan? Sebab Kyra sudah menutupi wajahnya dengan sebaik mungkin ketika menghadiri setiap acara Asoka. Dia bahkan sudah terbiasa pengap karena masker.Kyra menghela napas dalam-dalam, kemudian duduk dan membuka laptop. Rasanya sudah cukup lama Kyra tidak memeriksa blog khusus penggemar Asoka yang selama ini dia kelola. Kyra juga tidak punya kolek
Kyra tak menyangka jika dia akan mengenakan pakaian norak dan berperan sebagai babu Bianca. Katanya, ini satu-satunya cara agar Kyra bisa keluar dari tempat ini dengan selamat. Bianca juga berbaik hati mengantar Kyra sampai tempat syuting meski itu artinya Bianca harus berangkat telat dan dimarahi bossnya habis-habisan. Memangnya apa yang bisa Kyra lakukan selain menurut? Kyra belum siap mendapat kilatan bliss kamera dan pertanyaan beruntun. Dia belum siap menanggung konsekuensi setelah mengumumkan dirinya sebagai bagian dari keluarga bangsawan Patibrata.Langkah Kyra cepat saat mengikuti Bianca dari belakang. Dia membawa tas berukuran besar berisi beberapa pakaian Kyra untuk pindah. Mulut Kyra tertutup masker, lehernya dililit syal dan dia mengenakan kacamata hitam. Sementara Kyra dan Bianca keluar lewat basement, Tia mengalihkan perhatian wartawan dengan berkata bahwa dia punya info penting soal Kyra.Tak seperti di lobi, suasana di basement lebih sepi. H
Kyra pasti cari mati.Berani-beraninya, Kyra meminta hal gila pada Asoka yang bukan siapa-siapanya? Asoka bahkan sudah muak melihat Kyra dan menginginkannya segera enyah dari muka bumi.Kyra memejamkan mata dan bersiap menerima amukan Asoka. Hanya saja, yang keluar dari mulut Asoka kemudian membuat mata Kyra membulat sempurna. Berikut mulutnya yang terbuka setengah tak percaya."Oke. Lo boleh tinggal di rumah gue."Mungkin karena terlalu syok, Kyra sampai tidak bisa mengeluarkan kata-kata. Rupanya memang benar perkataan Asoka kemarin, bahwa cowok itu tidak bisa menolak permintaan Kyra. Tapi kenapa? Padahal jelas-jelas Asoka mengatakan bahwa dia tidak menyukai Kyra sama sekali. Hal apa yang mendasari Asoka tidak bisa menolak permintaan Kyra? Jika bukan karena pria itu menyukainya, lantas apa?Kyra benar-benar tidak bisa menemukan jawabannya. Otaknya terlalu kosong untuk bisa mencerna keanehan Asoka.Sementara Kyr
Kyra tiba di apartemen Asoka sekitar pukul sebelas malam. Rupanya, apartemen ini menyediakan privasi bagi para penghuninya dengan memberikan lahan parkir khusus bagi pemilik kamar VIP. Tempat parkir ini akan terhubung langsung dengan lift di lantai tempat Asoka tinggal, jadi tidak akan ada satu orang pun yang tahu jika Asoka menculik seseorang atau diam-diam menyelinapkan pacarnya masuk. Sambil memegangi erat-erat tasnya, Kyra mengikuti Asoka dari belakang seperti anak ayam. Tak henti-hentinya dia melihat ke kanan dan kiri untuk memindai situasi. Berada di dalam lift yang sama dengan Asoka, Kyra memilih berdiri di tempat paling pojok sehingga Asoka tidak menyadari keberadaanya. Sejak perkataan Asoka terakhir kali, Kyra sama sekali belum buka suara. Lift terbuka dan lagi-lagi, Kyra mengekori dari belakang. Rupanya apartemen milik Asoka menempati satu lantai gedung untuk dirinya sendiri. Hanya orang yang diizinkan Asoka untuk m
Sifat Asoka benar-benar tidak bisa ditebak.Baru tadi malam, dia bilang tidak ingin bicara pada Kyra, tapi pagi ini dia duluan yang mengajak Kyra bicara. Asoka tidak mengidap semacam gangguan kepribadian kan? Sifat plin-plannya masih tidak berubah sejak terakhir kali. Tapi dari semua itu, bukankah Kyra adalah orang yang paling diuntungkan? Mungkin saja Kyra bisa hidup tenang di rumah ini tanpa perlu pusing-pusing memikirkan respon Asoka.Kyra tertawa ngakak, kemudian mengambil roti bakarnya yang baru matang dari panggangan. Selagi panas, Kyra mengolesinya dengan butter dan saus kacang. Ah, nikmat mana lagi yang Kyra dustakan?Selesai sarapan, Kyra masuk ke kamarnya dan menghidupkan ponsel. Biar bagaimana pun, Kyra harus bertanggung jawab atas semua hal yang sedang terjadi. Paling tidak, dia harus menenangkan keluarganya terlebih dahulu. Dan benar saja, saat menyalakan ponsel, dia diserbu oleh banyak not
Kyra tersenyum jail. Dia memiringkan kepala untuk memandang Asoka yang sedang mengalihkan tatapan sambil menutup sisi wajahnya dengan bantal. Wajah Asoka tampak memerah, berulang kali berusaha untuk menghindari Kyra.Sebelumnya, biar Kyra yang bercerita tentang apa yang terjadi dua jam lalu.Kyra sedang dalam perjalanan ke kantor KP Ent saat tas-nya dijambret. Semua barang-barang pribadi Kyra ada di dalam tas, mulai dari kunci mobil, KTP hingga ponsel. Tentu saja Kyra sudah melapor ke kantor polisi. Tapi karena rapat ini sangat penting, jadi Kyra menunda untuk melaporkannya dan menunggu saat pulang.Rupanya, rapat tidak berjalan terlalu baik dan Kyra baru bisa meninggalkan kantor pukul sembilan malam. Kyra sempat meminta bantuan Ayah untuk memblokir kartu kredit-nya, sehingga
Kyra terbangun di pagi harinya dan menemukan dirinya sudah berada di atas ranjang. Saat kesadaran Kyra mulai kembali, dia baru menyadari jika semalam Asoka datang berkunjung dan masuk ke dalam apartemennya. Mereka nonton TV bersama di ruang keluarga, lalu setelah itu, Kyra sudah kehilangan kesadaran.Astaga, Kyra malu sekali!Bisa-bisanya, dia tertidur di sebelah Asoka dengan begitu santainya. Asoka pasti akan marah-marah begitu mereka bertemu nanti. Bahkan sampai sekarang pun, Kyra tak tahu alasan sebenarnya Asoka masuk ke dalam apartemen. Padahal sepertinya dia ingin mengatakan sesuatu...Melihat jam yang sudah menunjukkan pukul delapan di atas nakas, Kyra buru-buru bangkit dari kasurnya untuk menuju dapur. Kyra lapar sekali. Kalau tidak salah, dia masih memiliki roti tawar
Nuansa dingin kali ini sama persis ketika mereka berdua kembali ke apartemen Asoka setelah berlibur dua bulan di luar negeri. Asoka sama sekali tidak menyentuh masakan buatan Kyra dan memilih untuk memesan makanan sendiri, atau pergi ke restoran bawah untuk makan.Asoka benar-benar mengabaikan Kyra sepenuhnya.Dia menganggap jika liburan mereka selama dua bulan, atau kedekatan mereka di rumah sakit tiga minggu lalu sama sekali tidak memiliki arti apapun baginya. Dia membuat Kyra terbang tinggi, kemudian menjatuhkannya menjadi serpihan debu yang tak berguna.Bukanka
Asoka tak menyangka jika Kyra akan begitu peduli dan telaten mengurus Asoka di rumah sakit. Gadis itu membelikan semua makanan yang diinginkan Asoka, membersihkan bekas piringnya, memotong buah, menyuapi Asoka hingga membantunya berganti baju dan pergi ke kamar mandi. Semua itu Kyra lakukan tanpa mengeluh sedikit pun. Senyum Kyra bahkan selalu terlukis manis, dan dia membuat hari-hari Asoka berubah menyenangkan dengan menceritakan beberapa kisah, membacakan berita terbaru, hingga menggosipkan Bianca yang tak kunjung jadian dengan atasannya padahal sudah beberapa kali tidur bareng
Asoka mendadak penasaran.Bagaimana jika cara menghilangkan kutukan itu adalah untuk dengan menghamili Kyra? Jika memang benar, Asoka tak akan sanggup melakukannya. Jika ada anak di antara mereka, maka Asoka harus menghabiskan lebih banyak waktu dengan Kyra dan melewati batas kontak dua tahun. Belum lagi jika bercerai nanti, hak asuh kemungkinan besar jatuh ke tangan Kyra. Mana mungkin, Asoka bisa membuang anaknya sendiri? Atau membiarkannya mempunyai orangtua broken home dan memiliki mental yang buruk?Hanya dengan membayangkannya saja Asoka tidak bisa.Mungkin Asoka bisa menyerahkan masalah kutukan ini pada keturunan Bagaskara selanjutnya.Namun, Asoka sudah sampai sejauh ini. Dia tidak boleh menyerah sebelum berusaha kan?Asoka bingung sekali. Tiba-tiba dia berpikir jik
“Sore-sore ngeteh sambil makan pisang sama ketela goreng emang juara banget sih.” Kyra mencomot pisang ke-tiganya dengan lahap. Bibir Kyra sudah penuh minyak, tetapi dia tak peduli dan masih mengunyah camilan sorenya dengan lahap. “Apalagi udaranya sejuk banget. Kayaknya aku bakal betah tinggal di sini lama-lama.”“Tinggal di sini aja, Kak. Sama aku. Kamarnya Kak Soka ngaggur tuh, sampe dibuat tempat tinggal laba-laba sama kecoak.” Adrian membalas dengan nada riang. Begitu pula dengan senyumnya yang terlukis lebar. “Aku pasti bakalan seneng banget ada yang nemenin. Apalagi Kak Kyra cantik banget. Jadi enggak bosen kalau dilihatin lama-lama. Nanti aku ajak main-main ke sawah, sungai, air terjun sama puncak gunung deh.”Kyra terkekeh. Dia menatap Adrian dengan matanya yang menyipit. “Kedengerannya seru banget. Kalau mau ke puncak
Rupanya, tempat tinggal kakek Asoka dan Adrian berada di luar kota, tepatnya di kaki gunung Sewu. Butuh perjalanan sekitar empat jam untuk sampai di sana. Namun, Kyra tak merasakan lelahnya karena sepanjang perjalanan dia terus-terusan mengoceh dan Asoka yang mendengarkan dengan saksama. Sesekali, Asoka akan menjawab meski hanya dengan gumaman atau kata-kata singkat. Meski begitu, Kyra sama sekali tidak keberatan.Udara sejuk langsung menerpa wajah Kyra saat dia membuka kaca jendela mobil. Rambutnya yang terurai langsung berantakan, beterbangan ke segala sisi. Kyra terkekeh dan merapikan rambutnya, sebelum menoleh dan menatap Asoka lugu. “Kak Soka harus sering-sering ngajak aku ke sini, soalnya udaranya sejuk banget. Kayaknya aku bakal betah di sini lama-lama.” Senyum Kyra bertambah lebar. “Kita nginep kan? Gimana kalau tiga hari? Kak Soka sibuk nggak?”&ldq
‘Aku ada di depan apartemenmu.’Mata Kyra membulat saat melihat pesan dari Ayudia di ponselnya. Tak lama, suara bel berbunyi dari pintu depan. Kyra buru-buru meloncat dari kasurnya dan keluar kamar. Diketuknya pintu kamar Asoka berulang kali.“Kak Soka, buka pintunya! Ada yang urgent nih!” Kyra masih mengetuk-ngetuk sambil melihat pintu bagian depan yang masih tertutup rapat, takut jika tiba-tiba kepala Ayudia muncul dari balik pintu. “Kak Soka! Ada Kak Ayudia di depan!”Tak lama, pintu terbuka dan Asoka muncul dengan rambut acak-acakan. Dia menatap Kyra dengan sorot datar. “Apaan sih ribut-ribut. Kalau dateng ya suruh masuk aja.”“Ya seenggaknya aku mau peringatin Kak Soka buat akting jadi suami yang baik.” Kyra mengerucutkan bibir. “Jangan cu
Asoka pikir, hanya dirinya dan Bianca saja yang akan duduk di meja juri dan menilai kualitas akting para aktor rookie yang akan bergabung dengan agensi Kyra. Namun, rupanya juga ada Bianca dan juga... Kendra. Bagaimana bisa cowok itu ada di sini? Seharusnya dia ada di lokasi syuting drama action barunya, bukannya di sini sambil buang-buang waktu. Lagi pula, kenapa Kyra harus meminta bantuan Asoka jika sudah ada Kendra?Melihat Kyra yang langsung mengobrol akrab dengan Kendra tepat saat mereka tiba di lokasi entah mengapa membuat Asoka merasa... jengkel. Terlebih, Asoka merasa dikhianati karena Kyra tidak bilang jika dia juga mengajak Kendra.Duduk di kursi, Asoka kemudian memainkan ponselnya sambil menunggu pemilihan dimulai. Dia tidak ingin bertambah