Share

BAB 41 - Ketenangan

"Masih sakit?" tanya Boy sambil menatapku geli. Sementara aku berusaha mengunyah nasi plus ikan bakar dengan susah payah karena rasa perih di bibir sampai lidah dan bagian dalam mulutku masih sangat terasa.

"Lagian kamu mikirin apa sih sampai teh panas aja kamu minum segala?" goda Boy. Duh, malunya aku! Tidak mungkin 'kan aku bilang padanya kalau aku mendadak teringat set dalamanku yang bergambar 'Hello Kitten'! Selain itu ada pula yang polos tapi modelnya seksi dengan hiasan renda-renda cantik. Aku suka bereksperimen saja sih kalau soal baju dalam. Aku tak yakin dia tidak melihatnya. Pasti dia hanya pura-pura buta.

Aku tidak menanggapi gurauan yang dilontarkan Boy itu saking inginnya menghilang saja dari hadapannya biar tidak terlihat semakin culun lagi.

Ponsel Boy berbunyi. Dia segera mengangkat panggilan telepon entah dari siapa. Yang jelas, mukanya langsung berubah ekspresinya menjadi kaku, bahkan penuh amarah yang tampak ditahan-tahan.

"Terserah Papa aja kalau mau blokir kart
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status