Share

BAB 45 - Beristirahat Dalam Kedamaian

Aku tak bisa menahan tangis ketika peti tempat Bapak beristirahat selamanya itu hampir tak terlihat karena semakin tertimbun tanah.

Bude Rahmi dan Nava yang berdiri di sisi kira dan kananku menggenggam tangan serta merangkulku selama proses pemakaman itu berlangsung. Sedangkan Boy, sejak diajak bicara empat mata oleh Pakde Joko kemarin, dia agaknya menjaga jarak denganku. Mungkin saja Pakde memberikan peringatan mengenai pakaian dan semacamnya, 'kan? Mengingat Bude juga mengkritisinya dan tampak tak suka padanya. Tapi...Entahlah. Aku tak punya energi untuk mengurusi masalah itu sekarang. Fokusku untuk mengantarkan Bapak ke tempat istirahatnya saja. Saya ingin mengucapkan selamat tinggal padanya dengan seikhlas mungkin agar Bapak bisa beristirahat dalam kedamaian.

"Ayo, Nduk. Kita pulang... Mataharinya udah di atas kepala ini lho. Panas pol," kata Bude Rahmi.

"Nanti dulu, Bude. Biar aku di sini dulu sebentar. Ada Nava sama Boy kok," sahutku. Bude Rahmi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status