Share

BAB 46 - Peringatan

"Gini, Ris. Kemaren aku 'kan ngajak pacarmu ngobrol berdua. Kamu juga pastinya udah dikasih tau sama budemu soal pesen-pesen terakhir bapakmu. Wasiatnya itu menyangkut Boy. Betul 'kan namanya itu?" kata Pakde Joko yang duduk di sofa seberangku di ruang tamu. Dia menatapku lekat-lekat menunggu responku.

"Betul, Pakde," timpalku sopan.

"Nah. Ramlan pengin kamu sama Boy awet sampai nikah nantinya. Ya mungkin kalau dia masih hidup sekarang, aku bakal ngomong sama dia, sebelum dia ngomong keinginannya itu sama kamu. Sebabnya, ya karena pas aku liat sendiri anaknya, si Boy itu keliatan urakan. Sopan ya sopan. Tapi ada sesuatu yang bikin aku sama budemu kurang sreg gitu sama dia. Cara pembawaan dirinya berani seperti kata Ramlan. Tapi beraninya itu kayaknya bisa mengarah ke hal-hal yang negatif gitu lho, Nduk. Aku sama budemu khawatir, nanti kamu akan kebawa sifat urakannya itu." Pakde menyandarkan punggung ke sofa sembari mengembuskan napas berat. Tatapannya dia tujukan ke lukisan pemandan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status