Share

BAB 50 - Martabak Cinta

Pakde Joko yang sedang duduk-duduk di teras memperhatikan aku dan Boy yang baru saja turun dari sepeda motor dengan tatapan datarnya. Aku tahu dia sebenarnya sedang menilai kami, namun dia sembunyikan di balik sikap diamnya.

"Tugasmu udah selesai, Ris?" sapa Pakde Joko begitu kami mencapai teras.

"Udah, De," jawabku.

"Lho, kok ada Boy segala? Kalian satu kelompok atau gimana? Kok kamu ndak bilang-bilang waktu pamitan tadi pagi?" tanya Pakde Joko bagaikan berondongan tembakan.

"Saya yang nggak bilang-bilang kalau saya gabung ke kelompoknya Risa sama Nava, Om. Risa nggak saya kasih tau sebelumnya," timpal Boy sopan.

"Kenapa nggak kamu kasih tau? Biar bisa ketemu diem-diem atau gimana? Soalnya, terus terang aja, Boy. Aku ini orangnya nggak terlalu suka basa-basi. Apalagi, sebagai pakdenya Risa dan sekarang merangkap jadi orang tua yang menggantikan bapak ibunya menjaga dia, aku nggak terlalu suka Risa deket-deket sama laki-laki kayak kamu," kata Pakde Joko. Aku terkesiap mendengarny
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status