Share

Bab 84 Mama Jatuh Pingsan

"Apa-apaan ini, Mah? Kamu menginginkan anak kita jadi janda?" Papa berdiri, langsung menjawab ucapan Mama.

Mas Rendra yang ditunjuk Mama pun bangkit, dia menatap sendu ke arahku, juga Mama yang melihatnya dengan mata nyalang.

Terlihat sekali kemarahan Mama pada suamiku yang disebutnya sebagai pembawa masalah.

"Lebih baik Tsania jadi janda di usia muda, daripada hidup dengan laki-laki pembohong seperti dia," tutur Mama lagi.

Aku menggelengkan kepala. Naluriku menolak jika harus berpisah dari Mas Rendra.

Tidak aku pungkiri, meskipun ada kecewa, tapi cinta untuk laki-laki bergelar suamiku itu masih ada. Bahkan masih besar.

Setali tiga uang denganku, Mas Rendra pun menggelengkan kepala, lalu dia melangkah hendak mendekatiku.

Namun, tangan Mama langsung menarikku hingga tubuh ini menjauh dari Mas Rendra. Mama berdiri di depanku, menghalangi tubuhku agar tidak disentuh Mas Rendra.

"Mah, aku memang salah telah berbohong pada kalian. Tapi, tolong jangan pisahkan aku dengan Tsania. Aku
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status