Share

Memilih Pergi

Sebelumnya aku dihujani pesan dari teman-teman kuliah karena masalah Melody dan sekarang aku diserbu oleh keluargaku sendiri dengan pertanyaan soal benar tidaknya aku menikah dengan Nino. Sudah pasti ini karena ibu, ibu paling bangga memiliki menantu seperti Nino. Tidak heran jika saat diberi lampu hijau oleh Nino, ibu langsung memberitahu keluarga yang lain.

Semakin hilang selera makanku. Lebih baik menonaktifkan ponsel daripada kepalaku semakin pusing.

Akhirnya aku hanya menemani anak-anak makan tanpa niat untuk menyentuh makanan di hadapanku sedikit pun.

“Bunda diet?” celetuk Melody.

“Makan tidak usah sambil bicara!” balasku.

Melody dan Edwin sudah merapikan kamar yang mereka buat berantakan.

“Mel, habis makan cuci piringnya.”

“Kenapa harus aku? Edwin juga ikut makan, Bun.”

“Tidak usah kalau tidak mau, biarkan saja!” Selalu saja membantah. Aku beralih pada Maura, “adek, nanti habis makan boleh main tapi jangan keluar pagar oke? Jangan main di dapur, kalau masuk kamar mandi t
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status