Share

Bab 69

Aku masih mencerna omongan mbak Jum barusan, ingin bertanya lebih lanjut namun mbak Jum sepertinya buru-buru. Sebenarnya apa maksud dari pembicaraannya tadi?

Aku sempat berfikir bahwa Anisa tengah hamil dan itu anak dari Yuda. Astaghfirullah, aku tak mampu berspesifikasi leboh jauh, akupun tak mau nantinya aku membayangkan bagaimana merekan melakukan. Oh ... Tidak.

Gegas aku masuk ke kamar Anisa, ternyata maduku itu sedang melamun menatap langit-langit.

"Gimana? Sudah enakkan?"

"Sedikit."

"Kamu kapan ....?"

"Apa Mbak?"

"Oh gak, mau sarapan sekarang?"

"Nanti saja Mbak, Mbak jadi kerumah Mama?"

"Kalau keadaanmu masih seperti ini, kayaknya sih gak jadi."

"Gak apa-apa kalau kalian mau pergi, aku nanti biar kerumah Ummi aja."

"Nanti aku bicara sama Yuda dulu, aku mau ke toko, kamu aku tinggal gak apa-apa?"

"Gak apa-apa mbak."

Menjelang siang sepertinya Anisa sudah mulai membaik, dia tidak lagi muntah-muntah setelah diurut mbak Jum. Setelah pekerjaan rumah selesai, aku bersiap untuk ke kl
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status