Share

Bab 77

"Yuda, kamu tidak bisa seenaknya begitu mencampakkan Anisa!" Teriak Tante Mutiah.

"Mencampakkan? Mencampakkan bagaimana? Bahkan saya yang harus bertanggung jawab atas apa yang saya tidak lakukan."

"Sudah Mi, jangan diperpanjang, ini kesalahan Anisa, jangan dibebankan sama nak Yuda."

"Tapi bi, Yuda suaminya Anisa sekarang."

"Sudah Mi, jangan menambah malu Abi."

"Tapi Bi, Anisa."

"Sudah Ummi, Anisa malu sama mas Yuda, sama tante Hilma juga." Sahut Anisa.

Tante Mutiah akhirnya diam dan tak bersuara lagi. Akupun beranjak meninggalkan kediaman mama. Mama menatap sendu kepergianku, tak banyak yang mama ucapkan. Hanya kata maaf berkali-kali keluar dari mulut mama.

Mobil melaju membelah jalanan pekat, hanya semak belukar dan pepohonan sawit menghiasi sepanjang jalan. Dua jam kemudian aku sudah sampai didepan rumah. Setelah mobil kuparkirakan digarasi, aku langsung membuka pintu utama, rumah sangat sepi tanpa Kanaya dan Dimas.

"Nay, apa kamu baik-baik saja?" Lirihku.

Kukunci kembali pintu utama
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status